Susah Menahan Kencing, Simak Cara Mencegah dan Mengobatinya
Sebagian orang memiliki masalah kesulitan menahan kencing atau susah buang air kecil.
Tekanan ini bisa juga membuat otot menjadi lemah dan membuat urine lebih cepat keluar, terutama saat batuk atau bersin.
4. Merokok
Kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko inkontinensia urin karena nikotin dapat membuat kandung kemih lebih aktif dari biasanya.
5. Riwayat keluarga
Risiko seseorang mengalami inkontinensia urine akan meningkat jika memiliki anggota keluarga yang lebih dulu mengalami inkontinensia urine, terutama inkontinensia desakan.
6. Kondisi medis lainnya
Penyakit seperti gangguan saraf, gangguan imun, dan diabetes dapat meningkatkan risiko inkontinensia urine.
Penyebab inkontinensia urine Inkontinensia urine ada yang bersifat sementara dan menetap.
Inkontinensia urine bersifat sementara dapat disebabkan oleh pengaruh minuman, makanan, dan obat-obatan tertentu yang merangsang kandung kemih dan meningkatkan volume urine.
Beberapa makanan dan minuman yang bisa menyebabkan inkontinensia urine antara lain, yakni:
- Alkohol
- Kafein
- Minuman yang mengalami proses karbonasi atau soda
- Pemanis buatan
- Cokelat
- Cabai
- Makanan yang banyak memakai bumbu dan banyak gula
- Makanan yang bersifat asam, seperti jeruk
Sedangkan sejumlah obat-obatan yang bisa meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami inkontinensia urine, yakni:
- Obat untuk penyakit jantung dan hipertensi
- Obat penenang
- Pelemas otot
- Suplemen vitamin C dosis tinggi
Sementara itu, inkontinensia urine menetap bisa terjadi karena adanya kondisi atau perubahan fisik seseorang seperti:
- Kehamilan
- Proses persalinan
- Pertambahan usia (degeneratif)
- Menopause
- Operasi pengangkatan rahim
- Pembesaran prostat
- Kanker prostat
- Riwayat operasi daerah panggul
- Sumbatan traktus urinarius
- Gangguan saraf
Inkontinensia urine menetap juga dapat disebabkan oleh kondisi medis lain, seperti infeksi saluran kencing (ISK) dan konstipasi.
Cara mengobati inkontinensia urine
Terapi inkontinensia urine dapat dilakukan tergantung dari tipe kelainan yang dialami, derajat, dan penyebab yang mendasarinya.
Penanganan awal pada inkontinensia tekanan, desakan, dan campuran, meliputi:
- Anjuran untuk memperbaiki gaya hidup, seperti menjaga berat badan ideal, mengurangi asupan kafein, dan berhenti merokok
- Melakukan terapi fisik atau fisioterapi, seperti latihan otot dasar panggul, penggunaan biofeedback, dan stimulasi elektrik
- Pengaturan jadwal berkemih
- Terapi perilaku
- Pemberian obat-obatan