Ketua Satuan Tugas Imunisasi Minta Keterlambatan Vaksinasi HPV Jangan Berlarut-Larut
Sekitar 120.000 anak perempuan terancam tidak mendapat vaksinasi HPV lanjutan karena adanya masalah ketersediaan vaksin
Hanya saja sampai saat ini menurutnya belum ada penelitian yang menggambarkan bagaimana pembentukan antibodi jika vaksinasi lanjutan diberikan lebih dari batas anjuran yang diberikan.
“Karena di negara-negara lain keterlambatan seperti ini tidak terjadi,” katanya.
Vaksinasi HPV sendiri ditujukan memberikan antibodi tubuh untuk melawan serangan Human Papilloma Virus (HPV).
Virus ini adalah virus umum yang ditemukan di mana-mana dengan lebih dari 130 tipe dengan keganasan yang berbeda.
Baca: Sekitar 120 Ribu Anak Perempuan Terancam Tidak Mendapat Vaksinasi HPV Lanjutan
Adapun tipe HPV yang paling ganas dapat menyebabkan terjadinya kanker serviks. Data Globocan 2018 dan 2012 menunjukkan insiden kanker serviks di Indonesia yang terus meningkat. Saat ini Indonesia menjadi negara dengan insiden kanker serviks tertinggi di Asia, bahkan lebih dari 50 persen diantaranya meninggal dunia.
Virus HPV masuk ke dalam tubuh ketika ada celah luka pada lapisan epitel di serviks. Berdasarkan penelitian, proteksi maksimal bisa didapat melalui pencegahan primer berupa vaksinasi yang bisa mulai dilakukan pada anak berusia 9 tahun. Antibodi melawan virus HPV akan terbentuk lebih maksimal jika vaksinasi diberikan sejak dini.
Lebih lanjut Prof. Cissy mengambarkan, secara teori kerja vaksin, suntikan pertama bekerja untuk menghasilkan sel memori dalam tubuh. Sel memori akan bereaksi ketika diberikan vaksinasi lanjutan sehingga ketika virusnya masuk, tubuh bisa langsung mengeluarkan antibodi untuk melawan.
Adapun vaksin HPV yang diberikan dalam program ini adalah yang dapat melindungi tubuh dari empat tipe HPV (tipe 6, 11, 16, dan 18).
Vaksin ini telah mendapat sertifikat Halal dari Islamic Food and Nutrition Council of America (IFANCA) yang juga telah diakui oleh Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI).
Berbagai studi menunjukkan vaksinasi HPV yang dilakukan secara nasional efektif menekan terjadinya kanker serviks.
Seperti apa yang dilakukan di Amerika Serikat dan Australia misalnya. Kedua negara ini berhasil menurunkan insiden kanker serviks secara signifikan sampai 75 persen setelah menjalankan program vaksinasi HPV secara nasional sejak 10 tahun belakangan.