Sabtu, 4 Oktober 2025

Cuaca Ekstrim, Jemaah Rentan Terkena Panas Dalam

Gejala panas dalam adalah haus, merasa panas tapi bila orang lain pegang permukaan tubuh tidak terasa panas serta urine yang berwarna kuning pekat

Editor: Eko Sutriyanto
Repro/Kompas TV
Jutaan anggota jemaah haji melakukan ritual lempar jumrah yang berlangsung sejak pagi waktu Arab Saudi di Kota Mina. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Laporan Presidency of Meteorology and Environment (PME),  terjadi peningkatan suhu ekstrim di sejumlah wilayah Arab Saudi hingga mencapai 50 derajat Celcius, terutama di provinsi bagian timur.

Kondisi ini disebutkan bakal berlangsung selama musim haji yaitu Agustus hingga Oktober.

Suhu tinggi dipengaruhi oleh tekanan musiman di India yang diikuti oleh udara kering dan panas.

Kondisi ini membuat jemaah asal Indonesia mudah mengalami panas dalam.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr Surahman Muin, SpPD menjelaskan, panas dalam sebenarnya adalah perasaan panas di dalam tubuh, terutama pada sistem pencernaan, tetapi pada pemeriksaan suhu tubuh tidak lebih dari 37,5 derajat Celsius.

“Panas dalam merupakan petunjuk terjadinya dehidrasi atau tubuh kekurangan cairan sehingga perlu minum air,” katanya saat talkshow Sejukkan Hati, Naik Haji bersama Cap Kaki Tiga di Bekasi belum lama ini.

Baca: Amerika Serikat pastikan 2016 tahun terpanas dalam catatan sejarah

Gejala utama kondisi ini adalah haus, merasa panas tapi bila orang lain pegang permukaan tubuh tidak terasa panas serta urine yang berwarna kuning pekat.

Keadaan panas dalam ini bisa diperparah akibat terpapar panas matahari yang berlebihan sehingga berisiko menurunnya daya tahan tubuh.

Akibatnya, dapat menyebabkan sejumlah gangguan pernapasan seperti radang rongga hidung dan pharings, bronkhitis, pneumonia atau infeksi paru.

Juga dapat memicu kemerahan pada konjungtiva, heat stroke atau sengatan panas serta kulit kaki menjadi pecah-pecah dan kering.

Saat menghadapi cuaca panas, Surahman menyarankan para jamaah haji untuk memakai masker yang selalu dibasahi.

Sehingga, lanjut dia, kelembaban udara yang masuk paru-paru akan lebih sesuai untuk tubuh orang Indonesia.

Baca: Dawet Ireng Purworejo, Minuman Segar yang Bisa Redakan Panas Dalam

Juga sediakan botol minuman yang mudah dibawa-bawa agar dapat minum kapan saja untuk menghindari dehidrasi.

Dehidrasi adalah suatu kondisi dimana cairan yang terkandung di dalam tubuh berkurang, sehingga tubuh tidak punya cukup cairan untuk menjalankan fungsi normalnya.

Surahman mengatakan, mengkonsumsi air yang cukup adalah salah satu cara agar kita terhindar dari dehidrasi.

Air adalah salah satu asupan penting yang sangat diperlukan tubuh untuk mempertahankan suhu normal di dalam tubuh. 

Saat beribadah haji, hindari aktivitas yang tidak berhubungan dengan rangkaian ibadah terutama di udara terbuka.

Baca: Mengapa Cuaca Panas Sering Membuat Orang Cepat Emosi? Berikut Penjelasannya

“Dan jangan lupa, banyak mengkonsumsi buah-buahan yang kadar airnya lebih banyak serta istirahat cukup sehingga daya tahan tubuh bisa recovery cepat,” tukasnya.

Produksi buang air kecil diusahakan 40 cc per jam dengan warna urine kuning muda dan bening.

Terkait pola makan, sebaiknya diatur porsinya untuk karbohidrat sebanyak 35%, protein 35% dan lemak 30%.

Selain itu, para jamaah haji juga dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan segera berhubungan dengan petugas kesehatan yang berada di kelompok atau kloter apabila timbul masalah dengan kesehatan.

“Yang paling penting memang minum yang cukup. Tidak boleh ada perasaan haus dan lapar,” sebut Surahman.

Mubalighoh kondang Dedeh Rosyidah atau Mamah Dedeh mengigatkan, jamaah mempersiapkan diri dengan lebih seksama untuk menghadapi persoalan ini.

“Yang pasti fisik dan mental harus prima karena kondisi disana pasti panas. Tapi saya yakin para jamaah sudah mempersiapkan hal ini jauh-jauh hari ini karena niatnya semata-mata beribadah karena panggilan Allah,” kata Mamah Dedeh di Bekasi belum lama ini.

Berdasarkan pengalamannya, akibat cuaca panas dan kelembapan yang rendah, kebanyakan jamaah mengalami sakit dan kelelahan.

Gangguan kesehatan yang paling sering diderita jamaah adalah flu dan panas dalam, yaitu sekitar 98%.

“Cuma unta dan tiang listrik yang nggak kena flu di Arab,” kelakar Mamah Dedeh.

Mamah Dedeh menyebutkan bahwa Larutan Cap Kaki Tiga bisa menjadi solusi para jamaah haji untuk mencegah dan mengatasi panas dalam akibat cuaca terik di Tanah Suci.

"Larutan Cap Kaki Tiga dapat membantu menjaga suhu tubuh agar stabil sehingga membentuk stamina tubuh yang baik untuk menghadapi kondisi di Tanah Suci," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved