Sabtu, 4 Oktober 2025

Gizi Buruk Berisiko Anak Jadi Pendek dan Berpotensi Terkena Penyakit Tak Menular

"Energi ini dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan protein baru, asam nukleat, DNA, dan lain-lain,” kata Ahmad.

TRIBUNNEWS.COM/WAHYU AJI
Rollin (16) cuma bisa berbaring diatas tempat tidurnya selama sekitar enam tahun, lantaran menderita gizi buruk. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menilai persoalan gizi merupakan permasalahan nasional yang hanya dapat ditangani melalui kerjasama antara berbagai pemangku kepentingan.

Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas, Subandi Sardjoko mengatakan, beban gizi ganda merupakan tantangan bagi sumber daya manusia Indonesia.

Hal tersebut dapat muncul di berbagai tahapan siklus kehidupan dan sangat berpengaruh kepada daya saing manusia.

Dia menjelaskan, dampak permasalahan gizi yang muncul pada usia dini tidak terbatas hanya pada status gizi anak pada saat itu saja, misalnya anak berbadan pendek, anak yang kegemukan atau anak dengan status gizi buruk.

Dampak-dampak tersebut kemudian akan berkaitan dengan risiko rendahnya kecerdasan dan risiko potensi penyakit tidak menular ketika anak berada pada usia dewasa.

“Untuk itu keberadaan sumber pangan dan nutrisi yang terjangkau akan sangat membantu masyarakat meningkatkan kualitas gizi mereka,” kata Subandi di Jakarta, Selasa (8/8/2017).

Baca: Polisi Gelar Otopsi, Pastikan Penyebab Kematian MA, Terduga Pencuri Amplifier Musala

Subandi mengatakan, ketersediaan produk-produk pangan bernutrisi baik dengan harga terjangkau akan sangat membantu sebagian besar masyarakat di tengah daya beli yang terbatas, dimana perbaikan gizi masyarakat melalui asupan nutrisi yang terjangkau dipercaya akan efektif meningkatkan sekaligus mempertahankan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia yang baru saja memasuki kategori Tinggi.

Pada April 2017, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis IPM Indonesia tahun 2016 sebesar 70,18 atau naik 0,63 poin dibandingkan tahun sebelumnya.

Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Ahmad Syafiq menambahkan, salah satu sumber nutrisi yang penting bagi masyarakat adalah susu.

Karena itu, susu yang terjangkau akan sangat membantu dalam peningkatan gizi masyarakat dalam skala yang luas.

Baca: Polda Metro Jaya Ikut Turunkan Tim Kejar Pelaku Pembakar Pencuri Amplifier di Bekasi

Dia menjelaskan, susu menjadi salah satu produk nutrisi yang mampu menghasilkan energi untuk bertahan, dimana jalur metabolisme ditentukan oleh nutrisi yang diuraikan untuk menghasilkan energi tersebut.

"Energi ini dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan protein baru, asam nukleat, DNA, dan lain-lain,” kata Ahmad.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved