Selasa, 7 Oktober 2025

Perlu Upaya Terpadu Hentikan Epidemi Diabetes

Penyakit yang dapat mematikan ini telah tiba pada titik epidemi dan jumlahnya akan terus meningkat di beberapa tahun mendatang.

Penulis: Eko Sutriyanto
zoom-inlihat foto Perlu Upaya Terpadu Hentikan Epidemi Diabetes
teenagediabetes.co.uk
Ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Negara-negara anggota Badan Kesehatan Dunia (WHO) di kawasan Asia Tenggara perlu melakukan aksi yang kuat dan terkoordinasi untuk ‘cegah, obati dan lawan’ diabetes.

Penyakit yang dapat mematikan ini telah tiba pada titik epidemi dan jumlahnya akan terus meningkat di beberapa tahun mendatang.

“Diabetes jarang menjadi headlines, padahal akan berada di peringkat tujuh panyakit paling mematikan di tahun 2030 jika tidak segera dikendalikan secara intensif dan terfokus oleh pemerintah, masyarakat dan individu,” ujar Dr Poonam Khetrapal Singh, Direktur Regional WHO dalam surat elektronik kepada Tribunnews, Rabu  (30/3/2016).

Sebelas negara anggota WHO bagian kawasan Asia Tenggara meliputi Bangladesh, Bhutan, Democratic People’s Republic of Korea, India, Indonesia, Maldives, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand dan Timor-Leste.

Dikatakannya, diabetes mendapat perhatian besar di kawasan ini karena dari 3,7 juta kematian karena diabetes di seluruh dunia, lebih dari seperempatnya tinggal di Asia Tenggara.

Prevalensi diabetes mempersulit pengendalian penyakit-penyakit menular seperti tuberkulosis, bahkan hampir separuh dari 96 juta orang yang sebenarnya menyandang penyakit ini, tidak tahu bahwa mereka terkena diabetes.

"Prevalensi diabetes yang terus meningkat memperbesar kerugian pada individu, sosial dan ekonomi,” tambahnya.

Gaya hidup minim gerak, ditingkahi dengan makan makanan kaya gula, garam, lemak serta karbohidrat olahan adalah ujung pangkal epidemi diabetes, yang sebagian besar mengenai kelompok utama usia produktif.

"Hampir 90% penyandang diabetes tergolong tipe 2, utamanya disebabkan kelebihan berat badan dan kurangnya aktivitas fisik. Diabetes sebenarnya dapat dicegah dan dapat diobati jika ditemukan dalam fase dini," katanya.

Jika tidak diobati dengan tepat, diabetes bisa menimbulkan kerusakan pada organ-organ utama tubuh, menyebabkan serangan jantung, stroke, kebutaan dan kerusakan syaraf.

 “Ada langkah perorangan yang bisa dan perlu kita lakukan. Pola makan sehat dengan menghindari minuman bergula bisa menjadi langkah awal. Kemudian kita juga perlu mengendalikan porsi, serta memastikan bahwa banyaknya makanan yang ada di piring kita harus menunjang dan setara dengan energi yang kita gunakan,” kata Khetrapal.

Langkah pencegahan yang bisa dilakukan adalah latihan fisik rutin, 30 menit, setidaknya 5 kali seminggu perlu bagi orang dewasa untuk mengendalikan berat badan.

Pemerintah harus mengatur penjualan makanan kepada anak-anak dan mendorong diterakannya kadar gizi makanan di paket makanan tersebut sehingga konsumen dapat menentukan mana yang tepat dikonsumsi demi menghindari diabetes.

Meningkatkan pajak minuman bergula dan menggencarkan promosi kesehatan, berdasarkan bukti-bukti ilmiah, dapat membuat perubahan dalam pola makan masyarakat.

Dr Khetrapal Singh mengatakan bahwa pemerintah harus pula meningkatkan akses layanan kesehatan dan mempromosikan kampanye edukasi agar seseorang dapat mandiri mengatur dan mengendalikan diabetes, yang berarti juga menekan membengkaknya biaya. Diabetes dapat dikendalikan, hingga tak selalu berakhir dengan komplikasi atau kematian.

Deteksi dini dan disiplin mengikuti standar pengobatan, adalah landasan pencegahan komplikasi terkait diabetes.

Setiap tanggal 7 April, Badan Kesehatan Dunia merayakan berdirinya organisasi ini di tahun 1948. Setiap tahun untuk menandainya, dilakukan kampanye bagi area kesehatan yang perlu mendapat prioritas. Dalam kesempatan inilah, kommunitas dapat terlibat. Tahun ini, tema Diabetes menjadi fokus, dengan pesan utama: cegah, obati dan lawan diabetes.

Hari Kesehatan Sedunia tahun ini bertemakan diabetes dan menghimbau dilakukannya peningkatan upaya untuk mencegah, mengobati dan mendeteksi penyakit guna menghentikan epidemi global yang terutama menghantam negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved