Pasutri Perancis Jalani Program Bayi Tabung di RSUP Dr Sardjito
Rumah Sakit Dr Sardjito saat ini satu-satunya rumah sakit pemerintah yang masih melakukan pelayanan bayi tabung.
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Rumah Sakit Dr Sardjito saat ini satu-satunya rumah sakit pemerintah yang masih melakukan pelayanan bayi tabung.
Sejak tahun 1997, tidak kurang 200 bayi telah lahir di RS terbesar di Yogyakarta itu.
Bahkan, warga negara asing maupun warga Papua menjalankan program bayi tabung.
"Kita pernah menerima pasien dari Perancis untuk melakukan program bayi tabung," kata Direktur Utama RSUP Dr Sardjito dr M Syafak Hanung Sp A saat menerima kunjungan pers tour wartawan Kementerian Kesehatan di Yogyakarta, Rabu (20/5/2015).
Melalui Klinik Infertilitas Permata Hati, RSUP Dr Sardjito akan terus mengembangkan berbagai teknologi terbaru tentang bayi tabung dengan menggandeng RS di luar negeri.
Disinggung mengenai biaya pelayanan bayi tabung, Syafak menyebutkan besarannya mencapai Rp 60 juta.
Ilustrasi bayi tabung
Bayi tabung hanya salah satu dari program layanan yang mengelola pasangan dari metode sederhana hingga canggih yang saat ini terkenal di dunia.
Program Permata Hati RSUP Sardjito juga melayani injeksi sperma intra sitoplasma, simpan beku embrio, ovum dan sperma, program IVM dan sebagainya.
Poliklinik Permata Hati ini ditangani tim infertilitas yang ahli di masing-masing bidang seperti ahli endokrinologi reproduksi, ahli kebidanan dan penyakit kandungan, ahli biakan jaringan.
Permata Hati yang merupakan kependekan dari Persiapan Melahirkan Anak Tabung Harapan Suami Istri juga memiliki ahli andrologi, ahli imunoiogi reproduksi, psikologi dan sebagainya.
Program Bayi Tabung
Program bayi tabung menjadi alternatif terakhir bagi pasangan suami-istri (pasutri) yang sulit mendapat anak.
Ahli spesialis kesuburan, Prof dr Samsulhadi SpOG (K) menyatakan biaya program bayi tabung dibagi dua bagian, yaitu biaya peralatan dan biaya obat.
Mayoritas dana ini digunakan untuk membayar obat.