Sabtu, 4 Oktober 2025

Ramadan 2013

Siasat Bayar Utang Tidur Selama Bulan Puasa

Bangun malam untuk santap sahur seringkali membuat orang tidak sempat tidur lagi. Akibatnya, saat kerja ngantuk! Solusinya?

TRIBUNNEWS.COM - Waktu tidur di kala bulan Ramadan memang sedikit berubah. Karena menjelang dini hari, kaum muslim akan bangun untuk melakukan sahur.

Ada kemungkinan waktu tidur pun berkurang. Kalau begitu, bagaimana menyiasati kecukupan tidur saat puasa? "Tidak ada cara selain pintar-pintarnya menambah jam tidur. Dengan memajukan jam tidur misalnya," ujar dr. Andreas Prasadja, RPSGT.

Selain dengan memajukan jam tidur, siasat lain yang bisa dipakai, saran dokter ahli tidur dari Klinik Gangguan Tidur, RS Mitra Kemayoran Jakarta, adalah dengan kembali tidur usai menjalankan ibadah solat Subuh. Siasat ini tentu saja dimaksudkan agar kecukupan tidur selama puasa tetap terpenuhi.

"Tidur itu adalah kebutuhan biologis manusia yang tidak bisa ditawar. Jika kurang, tentu akan berakibat pada sederet efek buruk. Salah satunya adalah keselamatan berkendara," lanjut dokter yang akrab disapa dr. Ade ini.

Mengendara dalam kondisi mengantuk sama bahayanya dengan mengendara dengan kondisi mabuk.

Dengan adanya perubahan pola tidur selama bulan puasa, banyak orang mengalami kekurangan tidur.

Coba saja perhatikan bagaimana selama bulan puasa banyak terjadi kecelakaan lalu lintas. Karenanya, jangan mengambil risiko dengan tidak cukup tidur. "Tidur saja dulu jika masih mengantuk sebelum berkendara ke tempat kerja, atau gunakan transportasi umum," katanya lagi.

Banyak orang mengatakan saat puasa jadi cepat mengantuk. "Sebenarnya, rasa kantuk dan lemas yang terjadi di bulan puasa bukan karena kurangnya asupan makan atau minuman. Tetapi karena pola tidur yang berubah," jelas dr. Ade.

Namun, akibat dari kurang tidur bukan mengantuk saja. Akibat lanjutan dari mengantuk ini adalah menurunkan produktivitas, meningkatnya nafsu makan, dan emosi yang tidak stabil.

Penjelasannya, saat kurang tidur terjadi peningkatan ghrelin yang berfungsi meningkatkan nafsu makan. Sebaliknya terjadi penurunan leptin yang berfungsi menekan nafsu makan. Kondisi ini mengakibatkan nafsu makan menjadi tidak terkendali dan lebih cenderung memilih makanan manis dan asin.

Hal ini tentu saja bisa menjadi bumerang ketika berbuka nantinya. Karena pilihan jenis dan jumlah makanan cenderung menjadi tidak sehat.

Sempatkan Power Nap

"Lemas dan kantuk saat berpuasa sering menjadi alasan kita untuk menurunkan produktivitas di bulan puasa. Namun dengan mengatur pola tidur, sebenarnya hal tersebut dapat diminimalkan. Salah satu caranya adalah dengan power nap," tegas dr. Ade.

 Power nap ini akan mengembalikan kemampuan konsentrasi, ketelitian, kreativitas dan motivasi atau semangat. Dengan kata lain, tidur siang yang hanya sebentar ini, akan mengembalikan performa Anda.

Tidur siang ini bisa dilakukan pada saat istirahat siang, usai beribadah. "Gunakan waktu untuk tidur siang sekitar 20 menit. Berbaring sebentar atau sekadar bersandar di kursi kantor. Masker penutup mata dan pemutar mp3 dapat digunakan untuk membantu suasana tidur bagi yang tidak terbiasa," tambah dokter yang hobi bersepeda ini.

Di negara maju, menurut dr. Ade, power nap sudah menjadi budaya kerja. Perusahaan akan menyediakan waktu bagi karyawannya untuk tidur siang sejenak guna mengembalikan produktivitas.

"Tidur bukan kemalasan! Tidur justru menjadi langkah cerdas untuk meningkatkan produktivitas," ucapnya lagi.

Kalaupun tidak berkesempatan melakukan power nap atau merasa waktu tidur masih belum terpenuhi, bisa dikompensasi di akhir pekan. "Hanya saja, hutang tidur sebenarnya sangat sulit diganti. Ini disebabkan pola tidur malam dan siang yang berbeda. Tetapi jika ada kesempatan untuk beristirahat, silakan tidur," imbuh dr. Ade.

Anda bisa kembali tidur usai sahur dan solat Subuh, saat istirahat siang, maupun dengan memajukan jam tidur. Bahkan sebelum berkendara pulang, jika memang mengantuk, sempatkan dulu untuk memejamkan mata barang sejenak. "Atau, jauh lebih aman untuk menggunakan kendaraan umum," ujarnya.

Diana Yunita Sari

Sumber: Sehat News
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved