Jangan Biarkan Anak Mengalami Dehidrasi
Anak-anak lebih rentan dehidrasi dibandingkan orang dewasa karena aktivitas anak yang lebih tinggi.
Editor:
Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anak-anak lebih rentan dehidrasi dibandingkan orang dewasa karena aktivitas anak yang lebih tinggi. Apalagi cuaca kemarau akan menambah buruk tingkat dehidrasi.
Menurut Prod Dr Ir Hardinsyah, satu diantara dua anak pra remaja Indonesia mengalami dehidrasi ringan.
"Penelitian kami menyatakan sebagian besar sampel tidak minum dengan cukup dengan alasan tidak mengetahui pentingnya minum (hidrasi) bagi kesehatan tubuh," katanya saat media launching Milkuat Freshy di Sea World, Sabtu (27/4/2913).
Dehidrasi merupakan proses kehilangan cairan dari dalam tubuh masih dipandang sebagai problem ringan diluar persoalan kesehatan dan tumbuh kembang anak. Padahal jika dibiarkan, dehidrasi atau cairan kurang 1 persen saja akan menyebabkan kepala mulai pusing dan timbulkan rasa haus.
Jika kurang cairan 2 persen bisa sebabkan stamina berkurang, lemas, aktivitas tidak kuat, dan konsentrasi berkurang.
"Otak sebagian besar terdiri dari air. Jika tubuh kekurangan cairan, otak juga kekurangan cairan yang akan menyebabkan berkurangnya konsentrasi, bahkan jika terus berlanjut akan menyebabkan pingsan," ujarnya.
Ia menjelaskan, kondisi ini ditambah adanya kebiasaan jajan atau membawa bekal makanan tapi tidak minum. sehingga kebiasaan itu harus dihilangkan untuk menghindari dehidrasi.
Salah satu tanda dehidrasi juga bisa dilihat dari warna urin. Semakin pekat warna kuning, berarti sudah mengalami dehidrasi. (Lis)