Konflik Palestina Vs Israel
Menlu AS Marco Rubio Sebut Perang Gaza Belum Selesai Meski Ada Perundingan Perdamaian
Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio menyebut perang di Gaza belum selesai meski ada perundingan perdamaian antara Hamas dengan Israel.
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Marco Rubio menyatakan bahwa konflik bersenjata di Jalur Gaza belum mencapai garis akhir.
Padahal saat ini para delegasi Hamas dan Israel berada di Mesir untuk membahas rencana perdamaian Gaza 20 poin dari Presiden AS Donald Trump.
Berbicara dalam acara "Meet the Press" di stasiun televisi NBC News, Rubio menekankan bahwa perang di Gaza masih berlangsung.
Ia menyoroti keraguan Washington terhadap keseriusan kedua pihak, khususnya Hamas, dalam memajukan proses perdamaian.
"Kita akan tahu dengan sangat cepat apakah Hamas serius atau tidak berdasarkan bagaimana negosiasi teknis ini berjalan," ujar Rubio, dikutip dari Al Arabiya.
Meskipun Israel dan Hamas telah memberikan respons positif terhadap beberapa poin dalam rencana Trump, implementasi di lapangan masih memerlukan rincian teknis yang rumit.
Terutama mengenai mekanisme penyerahan sandera dan penyaluran bantuan kemanusiaan.
Pemerintahan AS terus mendorong agar negosiasi teknis dapat segera rampung untuk memastikan bahwa kesepakatan yang telah disetujui, khususnya mengenai pertukaran tahanan, dapat segera terlaksana tanpa hambatan.
Pernyataan Rubio ini menyiratkan bahwa kemajuan yang sejati hanya akan terlihat setelah logistik di lapangan benar-benar dikerjakan oleh kedua belah pihak.
Hubungan Trump dan Netanyahu Kembali Panas
Hubungan antara Trump dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu disebut-sebut kembali memanas dalam menanggapi rencana perdamaian Gaza 20 poin.
Baca juga: Israel Terus Bombardir Gaza saat Negosiator Rencana Trump Tiba di Kairo
Dalam sebuah laporan yang dirilis Axios menyebutkan bahwa ketegangan terjadi ketika Trump melakukan panggilan telepon kepada Netanyahu.
Panggilan telepon ini terjadi ketika Hamas merespons positif rencana Trump terhadap rencana perdamaian Gaza.
Trump dilaporkan melontarkan kalimat pedas kepada Netanyahu, menyebutnya "selalu sangat negatif" (always so f*ing negative) karena Perdana Menteri Israel itu menyatakan keberatan dan pesimisme atas respons Hamas.
Netanyahu dikabarkan melihat tanggapan Hamas itu sebagai penolakan terselubung atau setidaknya sebagai hal yang "tidak berarti apa-apa" dan "tidak ada yang perlu dirayakan".
Sikap ini didorong oleh keinginan Israel untuk menyelaraskan pandangannya dengan AS agar tidak menimbulkan kesan bahwa Hamas telah merespons secara positif terhadap inisiatif damai tersebut.
Namun, pandangan itu langsung dibantah oleh Trump.
"Aku tidak tahu mengapa kamu selalu sangat negatif. Ini adalah kemenangan. Terima itu," balas Trump, yang dilaporkan memandang respons Hamas justru sebagai titik awal atau peluang besar untuk mencapai kesepakatan dan mengakhiri Perang Israel-Hamas.
Percakapan yang disebut oleh seorang pejabat AS sebagai "berat dan tegas" itu menunjukkan adanya perbedaan pandangan mendasar antara kedua pemimpin mengenai penanganan proses perdamaian di Gaza.
Meskipun terjadi ketegangan, sumber yang mengetahui panggilan telepon tersebut menyatakan bahwa percakapan tersebut akhirnya ditutup dengan kesepakatan antara kedua pemimpin.
Baca juga: Trump Ancam Hamas Hadapi Kehancuran Total jika Tolak Serahkan Kekuasaan di Gaza
Para ajudan Netanyahu kemudian berupaya meredam isu ini, menekankan bahwa pada akhirnya Netanyahu dan Trump memiliki pemahaman yang sama.
Kesepakatan tersebut diakhiri dengan persetujuan Netanyahu terhadap rencana damai, yang mencakup peta terbaru mengenai penarikan mundur Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dari Jalur Gaza, dengan syarat gencatan senjata dapat diterapkan.
"Pada akhirnya, Presiden Trump menginginkan perdamaian, dan itulah yang paling penting," kata seorang pejabat AS, menegaskan bahwa Washington telah bekerja sama erat dengan Israel untuk mencapai tujuan tersebut.
(Tribunnews.com/Whiesa)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.