Filipina Dihantam Badai Tropis Bualoi, Tewaskan 4 Orang, 400 Ribu Mengungsi
Filipina kembali menghadapi bencana alam yang mematikan saat Badai Tropis Bualoi menerjang wilayah tengah negara tersebut.
TRIBUNNEWS.COM - Filipina kembali menghadapi bencana alam yang mematikan saat Badai Tropis Bualoi menerjang wilayah tengah negara tersebut.
Badai ini menewaskan sedikitnya 4 orang dan memaksa lebih dari 400 ribu penduduk mengungsi demi keselamatan mereka.
Badai ini datang hanya beberapa hari setelah Topan Super Ragasa yang dahsyat melanda Filipina utara, menimbulkan kekacauan dan puluhan korban jiwa.
Bualoi, siklon tropis ke-15 yang menghantam Filipina tahun ini, menerjang pulau-pulau tengah pada Kamis (25/9/2025), malam dengan kecepatan angin mencapai 135 km/jam (84 mil/jam), dikutip dari Al Jazeera.
Badai yang kemudian melemah setelah mendarat di daratan San Pilicarpo, provinsi Samar Timur, ini mengakibatkan padamnya listrik di berbagai kota dan desa.
Tidak hanya itu, badai ini memicu banjir dan tanah longsor kecil yang merusak infrastruktur dan menutup akses jalan penting.
Menurut Badan Mitigasi Bencana Nasional Filipina, sekitar 400.000 orang telah dievakuasi dari daerah-daerah rawan longsor dan banjir di beberapa pulau.
Termasuk sekitar 87.000 orang di wilayah Bicol Timur dan lebih dari 73.000 warga di provinsi Samar Timur dan Samar Utara yang kini tinggal di tempat penampungan pemerintah.
Foto-foto dari media sosial memperlihatkan kendaraan terbenam lumpur, dan alat berat seperti buldoser berupaya membersihkan jalan agar bantuan dapat tersalur ke warga terdampak.
Empat korban jiwa telah dipastikan tewas akibat badai ini.
Tiga orang meninggal di Pulau Masbate, dengan penyebab antara lain tertimpa pohon tumbang, tembok runtuh, dan reruntuhan bangunan, sementara satu korban lainnya tersambar petir di Provinsi Camarines Norte.
Baca juga: Demo Filipina Berujung Ricuh, 1 Orang Dilaporkan Tewas Ditusuk, 113 Demonstran Ditangkap
Kejadian ini menambah panjang daftar korban akibat musim badai yang semakin ganas di Filipina.
Bualoi bergerak ke arah barat laut dengan hembusan angin hingga 135 km/jam (84 mil/jam) dan diperkirakan akan melewati provinsi-provinsi pesisir padat penduduk di selatan ibu kota Manila sebelum memasuki Laut Cina Selatan.
Para ahli cuaca memperingatkan bahwa badai ini berpotensi menguat kembali menjadi topan saat menuju wilayah Vietnam.
Fenomena badai tropis yang terus-menerus menghantam Filipina bukan hanya soal cuaca ekstrem semata, melainkan juga mencerminkan tantangan besar yang dihadapi negara kepulauan ini terkait perubahan iklim.
Para ilmuwan memperingatkan bahwa pemanasan global membuat badai semakin kuat dan destruktif.
Sehingga wilayah yang rawan bencana kerap menghadapi risiko kematian, kerusakan infrastruktur, dan krisis sosial-ekonomi yang berkelanjutan.
Topan Dahsyat Ragasa Sebelumnya Mengguncang Filipina
Sebelum Badai Tropis Bualoi melanda, Filipina baru saja diterpa oleh topan dahsyat bernama Ragasa yang memaksa ribuan warga untuk mengungsi.
Menurut laporan dari biro cuaca Filipina, badai ini sudah mulai melemah, meski masih membawa ancaman serius.
Topan Ragasa menghantam Pulau Panuitan, bagian dari Kepulauan Babuyan di Provinsi Cagayan, Filipina utara, pada Senin (22/9/2025), sore waktu setempat.
Dengan kecepatan angin mencapai 285 km/jam (177 mph), badai ini diperkirakan akan bergerak ke arah barat menuju wilayah selatan Tiongkok, dikutip dari BBC.
Meski intensitasnya hanya berubah sedikit, Ragasa tetap membawa risiko tinggi terhadap gelombang badai yang berbahaya dengan tinggi puncak mencapai lebih dari 3 meter.
Peringatan juga dikeluarkan terkait potensi banjir luas, tanah longsor serta kerusakan infrastruktur dan rumah-rumah penduduk.
Sebagai tindakan pencegahan, sekolah dan kantor pemerintah di berbagai daerah, termasuk Manila saat itu harus ditutup semantara.
Kepulauan Batanes dan Babuyan, daerah-daerah terpencil yang menjadi jalur badai, dihuni oleh sekitar 20.000 orang, banyak di antaranya hidup dalam kondisi ekonomi yang sulit.
Di pulau Calayan, seorang petugas bernama Herbert Singun melaporkan kerusakan cukup parah, termasuk atap sekolah yang sobek dan terpental hingga ke pusat evakuasi.
Satu orang mengalami luka ringan akibat kejadian ini.
Topan ini berada sekitar 740 kilometer dari Taiwan, yang juga sudah bersiap menghadapi hujan lebat akibat sisa badai tersebut.
Beberapa jalur alam dan layanan feri di Taiwan bahkan ditutup demi keselamatan warga.
Ragasa dikategorikan sebagai topan super dengan kekuatan setara badai Kategori 5.
(Tribunnews.com/Farra)
Artikel Lain Terkait Filipina
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.