Dampak Topan Super Ragasa, 14 Orang Tewas Akibat Bendungan Jebol di Taiwan, 129 Dilaporkan Hilang
Topan Super Ragasa, siklon tropis terkuat di dunia tahun ini, telah meninggalkan jejak kerusakan luas di kawasan Asia Timur, khususnya di Taiwan.
Gelombang badai yang signifikan menyebabkan air di pesisir naik lebih dari tiga meter di atas permukaan laut.
Sehingga menyebabkan banjir meluas di berbagai distrik, termasuk wilayah tepi laut dan pulau-pulau seperti Lantau, tempat bandara internasional Hong Kong berada.
Pihak berwenang telah membuka lebih dari 50 tempat penampungan sementara dan ribuan warga mencari perlindungan di sana, dikutip dari The Guardian.
Perjalanan kereta api dan penerbangan penumpang dibatalkan atau dibatasi, sementara beberapa area di Makau juga mengalami pemadaman listrik akibat banjir.
Topan Menuju Daratan China Selatan
Topan Ragasa bergerak menuju daratan China selatan, dengan prakiraan mendarat di sepanjang pantai Guangdong antara Zhuhai dan Zhanjiang.
Pemerintah China telah mengambil langkah antisipasi besar-besaran dengan menutup sekolah, bisnis, dan layanan transportasi di sekitar selusin kota, serta melakukan relokasi lebih dari satu juta orang.
Kota-kota seperti Shenzhen, Yangjiang, Chaozhou, dan Foshan mengalami gangguan signifikan.
Pihak berwenang mengimbau warga agar tidak keluar rumah kecuali untuk keperluan darurat, mengingat badai ini diperkirakan akan menimbulkan dampak serius yang sebanding dengan topan-topan besar sebelumnya seperti Hato (2017) dan Mangkhut (2018).
Fenomena topan Ragasa ini juga menegaskan dampak perubahan iklim yang menyebabkan badai menjadi semakin kuat dan intens.
Masyarakat dan pemerintah di seluruh wilayah terdampak terus berupaya memitigasi dampak dan mengurangi korban melalui evakuasi, penutupan fasilitas umum, dan penyediaan tempat penampungan darurat.
(Tribunnews.com/Farra)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.