Konflik Palestina Vs Israel
Serangan Israel Meluas, 6 Negara Ini Dibombardir dalam 3 Hari
Dalam rentang waktu yang sangat singkat, yaitu hanya 72 jam, Israel telah melancarkan gelombang serangan udara ke 6 negara.
TRIBUNNEWS.COM - Dalam rentang waktu yang sangat singkat, yaitu hanya 72 jam, Israel telah melancarkan gelombang serangan udara ke-6 negara berbeda di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Serangan ini menandai salah satu eskalasi militer paling agresif dalam beberapa tahun terakhir.
Serangan-serangan ini tidak hanya menyasar pada wilayah konflik langsung, seperti Gaza atau Lebanon.
Melainkan telah merambah ke negara-negara yang sebelumnya dianggap berada di luar jangkauan langsung konflik, termasuk Tunisia dan Qatar.
Dimulai dari Gaza, wilayah yang terus dibombardir sejak pecahnya perang pada Oktober 2023, Israel kemudian menargetkan Lebanon dan Suriah dengan dalih menghantam posisi milisi Hizbullah dan jaringan logistik militer.
Namun yang paling mengejutkan dunia adalah serangan terbaru Israel yang menyasar ibu kota Qatar, Doha.
Di mana negara ini menjadi mediator pembicaraan gencatan senjata antara Hamas-Israel.
Tak berhenti di situ, Israel juga menyerang kapal kemanusiaan di lepas pantai Tunisia yang tergabung dalam armada Global Sumud Flotilla (GSF), serta melancarkan serangan udara ke Sana'a, ibu kota Yaman untuk menghantam posisi kelompok Houthi.
Serangkaian serangan ini menunjukkan bahwa Israel tak lagi membatasi operasi militernya di wilayah-wilayah tradisional konflik, tetapi secara aktif memperluas cakupan serangan lintas batas negara.
Tentunya langkah ini memicu kecaman dari berbagai pihak.
Lalu, negara mana saja yang telah menjadi target serangan Israel dalam tiga hari terakhir
Baca juga: Tragis, Sepulang dari Gaza, Tentara Israel Bunuh Diri pada Hari Pernikahannya
6 Negara yang Dibombardir Israel dalam 3 Hari
Dikutip dari Al Jazeera, berikut 6 negara yang dibombardir Israel dalam 3 hari:
1. Gaza
Gaza kembali menjadi target utama Israel.
Sejak Senin, sedikitnya 150 orang tewas dan lebih dari 540 lainnya terluka akibat serangan udara Israel.
Pada Senin (8/9/2025), serangan Israel menewaskan 67 orang, termasuk 14 warga sipil yang tewas saat mencari bantuan.
Kemudian terdapat 2 anak yang meninggal karena kelaparan pada hari yang sama.
Pada Selasa (9/9/2025), serangan berlanjut menewaskan 83 orang lagi.
Israel terus menargetkan gedung-gedung tinggi, meruntuhkan infrastruktur penting dan memaksa ribuan penduduk mengungsi tanpa tempat perlindungan.
Sejak perang pecah Oktober 2023, lebih dari 64.656 orang tewas, termasuk 404 akibat kelaparan dan ribuan lainnya diyakini masih tertimbun reruntuhan.
2. Lebanon
Meski ada gencatan senjata yang ditandatangani November lalu, Israel tetap menggempur wilayah Lebanon.
Pada Senin, jet tempur Israel menyerang distrik Bekaa dan Hermel di Lebanon timur, menewaskan sedikitnya lima orang.
Israel mengklaim menargetkan fasilitas militer Hizbullah.
Serangan lainnya pada Selasa menghantam Desa Barja, melukai seorang anggota Hizbullah.
Israel juga masih menduduki lima pos perbatasan, melanggar kesepakatan penarikan pasukan.
3. Suriah
Pada Senin malam, pesawat tempur Israel menghantam beberapa lokasi strategis di Suriah, termasuk pangkalan angkatan udara di Homs dan barak militer dekat Latakia.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) menyebutkan terjadi ledakan besar, namun belum ada laporan pasti soal korban jiwa.
Pemerintah Suriah mengecam keras serangan tersebut sebagai “pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan negara”.
Tahun ini saja, Israel telah melakukan hampir 100 serangan di Suriah, menghancurkan lebih dari 130 lokasi militer.
Israel telah melancarkan serangan ke Suriah sejak jatuhnya mantan Presiden Bashar al-Assad pada Desember 2024.
4. Tunisia
Dua kapal dari Global Sumud Flotilla (GSF), armada kemanusiaan internasional yang berusaha menembus blokade Gaza diserang di lepas pantai Tunisia.
Kapal Family Boat diserang Senin malam di pelabuhan Sidi Bou Said, menyebabkan kebakaran.
Kapal sepanjang 23 meter yang berlayar di bawah bendera Portugal dan mengangkut enam aktivis serta anggota komite pengarah armada.
Serangan drone menyebabkan kobaran api yang membakar bagian dek utama dan ruang penyimpanan.
Meski berhasil dipadamkan oleh para penumpang tanpa adanya korban jiwa, insiden ini menandai serangan militer pertama Israel di wilayah teritorial Tunisia dalam konteks konflik Gaza.
Tak sampai di situ, pada malam berikutnya, kapal kedua bernama Alma, yang berlayar di bawah bendera Inggris dan juga tergabung dalam armada GSF, kembali menjadi target serangan drone yang sama.
Kali ini serangan terjadi di perairan Tunisia, dan mengakibatkan kerusakan parah pada dek atas kapal.
Para aktivis berhasil memadamkan api, dan tidak ada korban luka yang dilaporkan.
GSF adalah bagian dari upaya solidaritas global yang melibatkan lebih dari 50 kapal dari setidaknya 44 negara, dengan misi membawa bantuan dan menantang blokade Israel atas Gaza yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Sejak insiden Mavi Marmara pada 2010, Israel telah berulang kali mencegat atau menyerang armada kemanusiaan di perairan internasional.
Namun, serangan kali ini terhadap kapal-kapal yang berada di pelabuhan dan perairan negara berdaulat seperti Tunisia, merupakan eskalasi serius.
Pemerintah Tunisia hingga saat ini belum mengeluarkan pernyataan resmi.
Tetapi para aktivis internasional dan pegiat HAM mengecam keras tindakan tersebut sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan nasional Tunisia dan ancaman langsung terhadap upaya kemanusiaan global.
5. Qatar
Pada Selasa, Israel meluncurkan serangan udara ke kompleks kepemimpinan Hamas di Doha, ibu kota Qatar.
Serangan terjadi saat para pejabat Hamas sedang mengadakan pertemuan untuk membahas gencatan senjata yang dimediasi oleh AS.
Enam orang tewas, termasuk putra pemimpin senior Hamas, Khalil al-Hayya, serta beberapa pengawal dan seorang petugas keamanan Qatar.
Ini adalah pertama kalinya Israel menyerang Qatar, negara yang selama ini menjadi lokasi diplomatik netral dan tuan rumah pembicaraan damai regional.
Lokasi serangan hanya berjarak 35 km dari markas CENTCOM milik AS.
6. Yaman
Pada Rabu (10/9/2025), Israel menargetkan ibu kota Sana’a, menghantam bandara internasional dan posisi Houthi.
Serangan ini merupakan serangan kedua di Sana’a dalam sebulan terakhir.
Sebelumnya, pada 28 Agustus, serangan udara Israel menewaskan Perdana Menteri Houthi Ahmed al-Rahawi dan beberapa pejabat senior lainnya.
Serangan terbaru mempertegas keterlibatan Israel dalam memperluas operasinya hingga ke Semenanjung Arab.
(Tribunnews.com/Farra)
Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.