Konflik Palestina Vs Israel
Daftar Negara yang Berlakukan Larangan Masuk bagi Ben Gvir dan Smotrich, Terbaru Spanyol
Dalam beberapa waktu terakhir, Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich menjadi pusat perhatian dunia.
TRIBUNNEWS.COM - Dalam beberapa waktu terakhir, Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich menjadi pusat perhatian dunia.
Alasan keduanya menjadi sorotan adalah lantaran serangkaian pernyataan dan tindakan kontroversial yang mereka lakukan.
Kedua menteri ini dikenal dengan pandangan ultra-nasionalis mereka yang kerap dianggap memicu ketegangan, terutama di wilayah Tepi Barat.
Akibatnya, beberapa negara di dunia mengambil langkah tegas dengan memberlakukan larangan masuk ke wilayah mereka.
Langkah ini dimulai dari beberapa negara yang dikenal sebagai sekutu dekat Israel.
Inggris, Australia, Kanada dan Selandia Baru menjadi yang pertama menjatuhkan sanksi.
Larangan ini berupa pembatasan perjalanan atau bahkan pembekuan aset, sebuah tindakan yang jarang dilakukan terhadap pejabat negara berdaulat.
Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap laporan bahwa kedua menteri tersebut dinilai telah menghasut kekerasan terhadap komunitas Palestina di Tepi Barat.
Langkah-langkah serupa kemudian diikuti oleh negara-neara Eropa lainnya.
Norwegia secara resmi mengumumkan larangan masuk bagi keduanya, dengan alasan yang sama.
Slovenia dan Belanda juga mengambil tindakan serupa, melarang Ben-Gvir dan Smotrich memasuki wilayah mereka.
Baca juga: Lagi, Ben-Gvir Beri Izin Senjata 100 Ribu Warga Israel, Pengusiran Besar-besaran Warga Palestina
Alasan yang mendasari keputusan ini adalah kekhawatiran bahwa kehadiran mereka dapat memperburuk situasi kemanan dan kemanusiaan.
Yang terbaru, Spanyol juga resmi bergabung dalam daftar negara yang melarang kunjungan kedua menteri tersebut.
Langkah Spanyol ini menunjukkan bahwa kekhawatiran terhadap dampak kebijakan Ben-Gvir dan Smotrich bukan hanya sentimen individual, melainkan telah menjadi konsensus di antara sebagian besar negara-negara Barat yang peduli pada stabilitas di Timur Tengah.
Larangan yang dijatuhkan oleh negara-negara ini mengirimkan pesan kuat.
Mereka menunjukkan bahwa meskipun negara-negara tersebut tetap menjaga hubungan diplomatik dengan Israel, mereka tidak akan menoleransi retorika dan tindakan yang dapat memicu kekerasan dan merusak upaya perdamaian.
Keputusan ini mencerminkan sikap komunitas internasional yang semakin tegas terhadap pemimpin politik yang dianggap mengancam stabilitas global.
Berikut adalah daftar negara yang diketahui telah memberlakukan larangan masuk bagi Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich:
Baca juga: Menteri Israel Bezalel Smotrich Desak Netanyahu, Minta Israel Duduki Gaza
1. Inggris, Australia, Kanada, Selandia Baru, dan Norwegia
Negara-negara ini, yang membentuk aliansi dalam isu ini, menjatuhkan sanksi berupa larangan bepergian dan pembekuan aset karena melihat adanya hasutan kekerasan terhadap warga Palestina yang dilakukan oleh kedua menteri tersebut.
Pernyataan bersama dari para menteri luar negeri mereka menekankan komitmen terhadap solusi dua negara, yang mereka yakini terancam oleh kekerasan pemukim ekstremis dan perluasan permukiman, dikutip dari The Guardian.
Sanksi ini dijatuhkan secara pribadi kepada Ben-Gvir dan Smotrich, bukan kepada kementerian yang mereka pimpin.
Ini adalah upaya untuk meminta pertanggungjawaban individu tanpa mengganggu hubungan diplomatik secara keseluruhan.
Keputusan ini menimbulkan ketegangan dengan Amerika Serikat, yang melalui Menteri Luar Negeri Marco Rubio, menuntut pencabutan sanksi dan menegaskan bahwa AS "bahu-membahu" dengan Israel.
Ini menunjukkan adanya perbedaan strategi di antara sekutu-sekutu Barat dalam menghadapi konflik Israel-Palestina.
Inggris memimpin langkah ini dengan membentuk aliansi lima negara untuk menghindari menjadi satu-satunya target kemarahan dari Israel dan AS.
Hal ini juga bertujuan untuk menekankan bahwa Israel semakin terisolasi secara internasional terkait kebijakan di Tepi Barat.
Pernyataan bersama tersebut juga menegaskan bahwa kekerasan di Tepi Barat tidak dapat dipisahkan dari bencana kemanusiaan di Gaza, menunjukkan keprihatinan yang luas terhadap penderitaan warga sipil.
2. Slovenia
Slovenia menjadi negara Uni Eropa pertama yang secara eksplisit melarang Ben-Gvir dan Smotrich masuk, menyatakan keduanya sebagai persona non grata.
Langkah ini diambil setelah para menteri luar negeri Uni Eropa tidak mencapai kesepakatan untuk mengambil tindakan bersama, dikutip dari Al Jazeera.
Pemerintah Slovenia menuduh kedua menteri tersebut menghasut kekerasan ekstrem dan pelanggaran serius hak asasi manusia Palestina dengan "pernyataan genosida mereka".
Slovenia secara khusus mencatat bahwa Ben-Gvir dan Smotrich secara terbuka menganjurkan perluasan permukiman ilegal Israel dan menyerukan kekerasan terhadap warga sipil Palestina.
Tindakan ini sejalan dengan kebijakan luar negeri Slovenia yang lebih pro-Palestina, yang sebelumnya telah mengakui negara Palestina, bersama dengan Norwegia, Spanyol, dan Republik Irlandia.
3. Belanda
Belanda melabeli Bezalel Smotrich dan Itamar Ben-Gvir sebagai persona non grata karena retorika mereka yang memicu kekerasan.
Menteri Luar Negeri Belanda, Caspar Veldkamp, menyatakan bahwa kedua menteri tersebut telah "berulang kali menghasut kekerasan terhadap penduduk Palestina" dan menyerukan "pembersihan etnis" di Gaza, dikutip dari Anadolu Ajansi.
Belanda secara eksplisit mengutip seruan untuk "pembersihan etnis" di Gaza dan perluasan permukiman ilegal sebagai alasan utama larangan tersebut.
Sebelumnya, Smotrich secara terbuka menyerukan "pemusnahan total" di Gaza, dan Ben-Gvir dikenal karena kekagumannya terhadap Baruch Goldstein, yang melakukan pembantaian di Hebron.
Pernyataan-pernyataan ini menjadi dasar bagi keputusan Belanda.
Sebagai respons, Ben-Gvir menyatakan bahwa ia tidak peduli meskipun dilarang masuk ke seluruh Eropa, karena ia akan tetap mengabdi untuk negaranya.
4. Spanyol
Keputusan Spanyol untuk melarang Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich masuk merupakan langkah balasan (reciprocal) atas sanksi yang dijatuhkan Israel terhadap dua pejabat Spanyol, yaitu Wakil Perdana Menteri Yolanda Diaz dan Menteri Pemuda dan Anak-anak Sira Rego, dikutip dari Anadolu Ajansi.
Menteri Luar Negeri Spanyol, Jose Manuel Albares menegaskan bahwa keputusan Madrid mencerimnkan 'tanggapan timbal baik' terhadap tindakan Israel.
Alasan utama larangan ini adalah keterlibatan Ben-Gvir dan Smotrich dalam mempromosikan serangan Israel di Gaza, yang sangat ditentang oleh Spanyol.
Langkah ini menandakan penentangan berkelanjutan Spanyol terhadap operasi militer yang sedang berlangsung.
(Tribunnews.com/Farra)
Artikel Lain Terkait Ben Gvir dan Bezalel Smotrich
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.