Show of Force, Jet Tempur F-16 Venezuela Ancam Kapal Perang Angkatan Laut AS 

Show of Force, Jet Tempur F-16 Venezuela Ancam Kapal Perang Angkatan Laut AS 

TRIBUNNEWS.COM - Beberapa hari setelah pasukan Amerika Serikat (AS) menyerang sebuah kapal yang diduga terkait dengan perdagangan narkoba, dua pesawat militer Venezuela terbang di dekat sebuah kapal Angkatan Laut AS di perairan internasional pada Kamis (4/9/2025).

Kabar ini disampaikan Departemen Pertahanan AS yang mengecam tindakan tersebut dan menyebut tindakan tersebut sebagai "unjuk kekuatan" oleh Venezuela.

Baca juga: Video dari Donald Trump, Detik-detik Kapal Venezuela Ditembak AS, 11 Penumpangnya Tewas

 
Kapal perang AS yang dimaksud adalah USS Jason Dunham yang diancam oleh dua jet tempur F-16 bersenjata adalah kapal perusak berpeluru kendali Aegis.

Kapal ini baru-baru ini dikirim ke wilayah tersebut untuk menargetkan organisasi kriminal dan terorisme narkotika.

Tidak ada laporan mengenai pembalasan dari kapal perang AS.

"Kartel yang mengendalikan Venezuela sangat disarankan untuk tidak melakukan upaya lebih lanjut untuk menghalangi, menghalangi, atau mengganggu operasi antinarkoba dan antiterorisme yang dilakukan oleh militer AS," kata Pentagon dalam sebuah postingan di X setelah insiden tersebut.

Trump Vs Maduro dan Tudingan Terkait Kartel Narkoba

Kapal perang AS itu dikirim ke perairan lepas pantai Venezuela sebagai bagian dari inisiatif Trump untuk memberantas kartel narkoba.

Langkah ini telah meningkatkan ketegangan antara Trump dan Presiden Venezuela Nicolás Maduro.
 
Pemerintahan Trump mengklaim adanya hubungan antara Maduro dan kartel narkoba untuk menyelundupkan narkotika ke Amerika Serikat.

Bahkan, AS telah menggandakan hadiah untuk penangkapan Maduro menjadi $50 juta.

Baca juga: AS Tawarkan Rp 814 M untuk Tangkap Presiden Nicolas Maduro, Venezuela: Tipu-tipu Paling Konyol  

Namun, pemerintah Venezuela membantah adanya hubungan dengan kartel narkoba.

Awal minggu ini, ketika AS mengirim kapal perangnya ke perairan lepas pantai Venezuela, Maduro menyebut tindakan tersebut sebagai “ancaman kriminal dan berdarah”.

(oln/wn/*)