Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Mirip Indonesia, Malaysia Diminta Beli 30 Boeing dari AS Demi Tarif Turun ke 19 Persen
Guna 'memuaskan' tuntutan Trump, Malaysia dan Indonesia sama-sama diminta untuk membeli sejumlah pesawat Boeing produksi AS.
TRIBUNNEWS.COM - Mirip dengan apa yang terjadi di Indonesia, Malaysia diminta berkomitmen untuk membeli sejumlah pesawat Boeing dalam negosiasi tarif terbaru yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump per Jumat ini (1/8/2025)
Adapun AS telah mengumumkan pengurangan tarif untuk ekspor Malaysia menjadi 19 persen dari 25 persen yang diumumkan sebelumnya pada April.
Angka 19 persen tersebut sama dengan yang diterima oleh negara-negara ASEAN lainnya seperti Indonesia, Kamboja, Filipina, dan Thailand.
Menariknya, Malaysia juga mendapatkan permintaan tambahan dari AS yang hampir serupa dengan apa yang didapatkan oleh Indonesia dalam negosiasinya.
Guna 'memuaskan' tuntutan Trump, Malaysia dan Indonesia sama-sama diminta untuk membeli sejumlah pesawat Boeing produksi AS.
Bedanya, Indonesia diminta membeli 50 unit pesawat sedangkan Malaysia diminta membeli 30 pesawat.
Kabar tersebut dibenarkan oleh Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia, Tengku Datuk Seri Zafrul Abdul Aziz.
Dikutip dari The Star, Aziz mengatakan bahwa pembelian pesawat tambahan tersebut merupakan bagian dari negosiasi timbal balik antara Malaysia dan AS.
"Dalam mengatasi defisit perdagangan dengan AS, pemerintah akan melakukan pengadaan besar, termasuk pembelian pesawat Boeing." terang Aziz.
Aziz juga menegaskan komitmen Malaysia untuk memenuhi permintaan AS tersebut,
"Malaysia Aviation Group (MAG) berkomitmen membeli 30 pesawat Boeing senilai 9,5 miliar dolar AS pada tahap pertama dan tambahan 30 pesawat Boeing senilai 9,5 miliar dolar AS untuk tahap kedua,” ungkap Aziz dalam konferensi pers khusus di Menara MITI, Kuala Lumpur, Malaysia jumat ini.
Baca juga: Menko Airlangga: Tarif Resiprokal AS Berlaku Mulai 7 Agustus 2025
Sebelumnya, MAG juga telah mengumumkan pembelian pesawat Boeing baru untuk memperkuat posisi Malaysia sebagai pemain utama dalam industri penerbangan global.
MAG telah mengumumkan akuisisi 30 pesawat baru langsung dari Boeing sebagai bagian dari strategi modernisasi armadanya.
Pesanan tersebut mencakup 18 pesawat Boeing 737-8 dan 12 pesawat Boeing 737-10 bermesin CFM LEAP-1B dengan opsi untuk 30 pesawat 737 tambahan.
Di pengumuman terkait penerapan tarif terbarunya, AS juga mengkonfirmasi bahwa pihaknya sukses mendapatkan ratusan pesawat jet Boeing dari negosiasi resiprokal tersebut.
Adapun AS mengikutsertakan klausul pembelian pesawat Boeing untuk meraih kesepakatan dengan Jepang, Uni Emirat Arab, Indonesia, Kamboja, Bangladesh, dan sejumlah negara lainnya sebagai bagian dari negosiasi untuk mengurangi persentase tarif.
Spesifikasi Boeing 737-8 dan 737-10
Malaysia Aviation Group (MAG) berkomitmen membeli 30 Boeing 737-8 dan 12 Boeing 737-10 sebagai bagian dari strategi modernisasi armada dan upaya mengurangi defisit perdagangan dengan Amerika Serikat.
Boeing 737-8 sendiri menawarkan kapasitas 162–178 penumpang dengan jarak tempuh 6.570 km, cocok untuk rute regional seperti Jakarta-Kuala Lumpur.
Efisiensi bahan bakar Boeing 737-8 juga 14 persen lebih hemat dibanding generasi sebelumnya (737NG), sehingga MAG dapat mengurangi emisi karbon hingga 20 persen.
Boeing 737-8 juga memiliki sejumlah pembaruan dalam fitur keselamatan.
Setelah insiden grounding 737 MAX pada 2019–2020, Boeing kini memperbarui sistem Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) dengan sensor ganda yang materi pembelajarannya nanti juga wajib masuk dalam pelatihan simulator oleh para pilot.
Sementara itu, 737-10 menjadi pesawat narrow-body berkapasitas tertinggi (hingga 230 penumpang) berkat badan pesawat yang lebih panjang.
Sama dengan 737-8, pesawat Boeing jenis ini juga ideal untuk rute padat seperti Kuala Lumpur-Jakarta atau penerbangan domestik Malaysia lainnya yang memiliki frekuensi tinggi.
Kedua model menggunakan mesin CFM LEAP-1B yang 14 persen lebih hemat bahan bakar dibanding generasi sebelumnya.
Pembelian ini merupakan komitmen Malaysia senilai total US$19 miliar sebagai imbalan pengurangan tarif ekspor oleh AS dari 25% menjadi 19%.
Modernisasi armada ini diharapkan menekan biaya operasional MAG hingga 15% sekaligus mendukung target net-zero emisi pada 2050.
(Tribunnews.com/Bobby)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.