Senin, 29 September 2025

Konflik Iran Vs Israel

Iran Buka Suara Soal Operasi Rahasia, Bantah Incar Warga Sendiri di Eropa dan Amerika

Iran membantah tudingan Inggris dan sejumlah negara Barat soal isu Teheran yang berusaha menculik hingga membunuh para pembangkang di Eropa dan AS

Tribunnews / Ilustrasi AI
IRAN BUKA SUARA - Ilustrasi yang dibuat menggunakan Grok AI pada Selasa (1/7/2025). Iran membantah tudingan Inggris dan sejumlah negara Barat soal isu Teheran yang berusaha menculik hingga membunuh para pembangkang Iran yang ada di Eropa dan AS. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baqaei, menyebut tuduhan tersebut “tidak berdasar” dan sarat dengan motif politik. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Iran membantah keras tudingan Inggris dan sejumlah negara Barat soal isu Teheran yang berusaha menculik hingga membunuh para pembangkang Iran, jurnalis, serta pejabat di wilayah Eropa dan Amerika.

Teheran menolak tuduhan tersebut dan menegaskan Iran mematuhi hukum internasional.

Pemerintah menyebut laporan itu bagian dari kampanye disinformasi untuk meningkatkan tekanan diplomatik terhadap Iran di tengah situasi geopolitik yang memanas.

Sementara juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baghaei, menyebut tuduhan tersebut “tidak berdasar” dan sarat dengan motif politik.

“Tudingan tersebut adalah upaya untuk mengalihkan perhatian publik dari kegagalan mereka sendiri. Ini propaganda yang tidak memiliki bukti sah,” ujar Baghaei dalam konferensi pers di Teheran, mengutip Al Jazeera.

Menurut Baghaei, laporan intelijen Barat yang mengaitkan Iran dengan berbagai operasi rahasia di Eropa dan Amerika Utara adalah bagian dari kampanye Iranophobia yang sengaja digencarkan untuk memberikan tekanan baru terhadap Teheran di tengah memanasnya situasi geopolitik.

“Ini bukan hanya fitnah, tetapi juga bagian dari upaya jahat untuk melemahkan posisi Iran di panggung internasional,” tambahnya.

Iran Dituding Gelar Operasi Pembunuhan

Bantahan Teheran datang setelah Inggris bersama 11 negara Eropa mengeluarkan pernyataan bersama yang menuding badan intelijen Iran melakukan operasi ilegal berupa pembunuhan dan penculikan di wilayah mereka.

Adapun 11 negara Eropa yang mengeluarkan pernyataan tersebut di antaranya Albania, Austria, Belgia, Republik Ceko, Denmark, Finlandia, Belanda, Spanyol, Swedia.

"Kami bersatu dalam upaya melawan dinas intelijen Iran membunuh, menculik, dan menyakiti orang-orang di Eropa dan Amerika Utara yang merupakan pelanggaran jelas terhadap kedaulatan kami," demikian bunyi pernyataan bersama tersebut.

Baca juga: Iran Siap Berperang dengan Israel, Tidak akan Menghentikan Program Nuklir, Kata Presiden Pezeshkian

Sebuah komite parlemen Inggris baru-baru ini mengaitkan sedikitnya 15 rencana yang menargetkan individu di Inggris sejak 2022 dengan agen intelijen Iran.

Beberapa laporan intelijen Barat juga mengaitkan Iran dengan serangan siber terhadap lembaga pemerintahan Eropa.

Pada Mei, polisi Inggris menangkap tujuh warga Iran atas dugaan ancaman terhadap keamanan nasional, yang menurut Kementerian Luar Negeri Teheran "mencurigakan dan tidak beralasan".

Sementara di Belanda, dinas keamanan menyatakan Iran berada di balik upaya pembunuhan seorang pembangkang Iran pada 2024 yang berhasil digagalkan. Iran telah membantah keterlibatan tersebut.

Terbaru, Departemen Kehakiman AS mendakwa tiga anggota geng yang berbasis di Eropa serta satu pejabat senior Iran atas tuduhan merencanakan pembunuhan seorang jurnalis Iran-Amerika.

 Dua orang dihukum tahun ini, dengan orang ketiga mengaku bersalah. Jaksa mengklaim orang-orang tersebut bertindak atas perintah pemerintah Iran. Sedangkan Kementerian Luar Negeri Iran telah membantah tuduhan itu.

Picu Ketegangan Baru

Hal ini menambah daftar tudingan bahwa Teheran berupaya memperluas pengaruhnya di luar negeri dengan cara non-diplomatik.

Terlebih tuduhan tersebut muncul di tengah meningkatnya ketegangan terkait program nuklir Iran. Perundingan antara Iran dan negara-negara Barat masih belum membuahkan hasil.

Pekan lalu, para pejabat Iran mengadakan diskusi "terbuka" di Istanbul dengan para diplomat dari Inggris, Jerman, dan Prancis.

Pertemuan tersebut menandai keterlibatan pertama sejak serangan udara Israel terhadap Iran pada pertengahan Juni, yang memicu peningkatan serangan selama 12 hari yang melibatkan serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran.

Sementara Israel bersikeras Iran secara diam-diam mengembangkan senjata nuklir, sebuah klaim yang tidak dapat dibuktikan, Teheran bersikeras kegiatan nuklirnya hanya untuk penggunaan sipil.

Sementara itu, badan intelijen AS menilai pada bulan Maret bahwa Iran tidak secara aktif mengembangkan bom, bertentangan dengan klaim mantan Presiden Donald Trump bahwa Iran “hampir” melakukannya.

(Tribunnews.com / Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan