Kamis, 2 Oktober 2025

Gempa di Rusia

Jepang dan Hawaii Turunkan Status Peringatan Tsunami Imbas Gempa di Rusia

Beberapa jam pasca-gempa, beberapa wilayah yang terimbas potensi tsunami oleh gempa tersebut pun mulai menurunkan status peringatannya.

Penulis: Bobby W
Editor: Endra Kurniawan
x.com/Oahu_DEM
STATUS TSUNAMI HAWAII - Pulau Oahu, Hawaii tercatat mulai menurunkan status peringatan tsunami menjadi siaga tsunami pada Selasa (29/7/2025) sekitar pukul 22.38 waktu Hawaii. Perintah evakuasi di beberapa pulau-pulau besar di Hawaii termasuk Oahu yang merupakan pulau dengan populasi terpadat pun telah dicabut. 

TRIBUNNEWS.COM - Salah satu gempa terkuat yang pernah tercatat mengguncang wilayah semenanjung Kamchatka, Rusia, sekira pukul 06.24 WIB pada Rabu ini (30/7/2025) memicu gelombang tsunami yang mencapai Jepang, Hawaii, dan Pantai Barat Amerika Serikat.

Pelabuhan di Semenanjung Kamchatka, Rusia, yang berada dekat episenter gempa bermagnitudo 8,8 tergenang air saat warga melarikan diri ke daratan. 

Ketinggian tsunami sebesar 3–4 meter (10–13 kaki) tercatat di Kamchatka, 60 sentimeter (2 kaki) di Pulau Hokkaido utara Jepang, dan hingga 30 sentimeter di atas permukaan air laut teramati di Kepulauan Aleutian, Alaska.

Di Jepang utara, gelombang putih berbusa teramati menerjang garis pantai.

Sementara itu, kemacetan parah terjadi di jalan-jalan dan jalan raya ibu kota Hawaii akibat kendaraan yang memadati area tersebut, termasuk di wilayah yang jauh dari garis pantai.

Di sejumlah wilayah terdampak Jepang, warga berbondong-bondong menuju pusat evakuasi, mengingat trauma akan gempa dan tsunami tahun 2011 yang menyebabkan kebocoran reaktor nuklir.

Namun demikian hingga Rabu petang ini, tidak ada laporan gangguan operasional pada pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Jepang.

Beberapa jam pasca-gempa, beberapa wilayah yang terimbas potensi tsunami oleh gempa tersebut pun mulai menurunkan status peringatannya.

Dikutip dari Associated Press, Hawaii tercatat mulai menurunkan status peringatan tsunami menjadi siaga tsunami.

Pengumuman ini diumumkan pada hari Selasa (29/7/2025) sekitar pukul 22.38 waktu Hawaii.

Maj. Jenderal Stephen Logan, Kepala Staf Departemen Pertahanan Negara Bagian Hawaii, menjelaskan bahwa status siaga ini mengindikasikan potensi arus kuat, gelombang berbahaya, serta banjir di pantai atau pelabuhan.

Baca juga: Filipina Cabut Peringatan Tsunami di Wilayah Terimbas Gempa di Rusia

Perintah evakuasi di beberapa pulau-pulau besar di Hawaii termasuk Oahu yang merupakan pulau dengan populasi terpadat pun telah dicabut.

Meski perintah evakuasi sudah dicabut, pemerintah Hawaii mengingatkan warganya untuk tetap siaga terkait adanya potensi arus kuat, gelombang berbahaya, serta banjir di kawasan pantai maupun pelabuhan.

“Saat kembali ke rumah, tetap hindari pantai dan jangan masuk ke air,” ujar James Barros, Administrator Badan Penanggulangan Darurat Hawaii.

Peringatan serupa juga dibagikan oleh pemerintah AS bagi warga di Alaska. 

"Dampak tsunami diperkirakan dapat berlangsung selama beberapa jam atau bahkan lebih dari sehari" ungkap Dave Snider selaku Koordinator Peringatan Tsunami Pusat Peringatan Tsunami Nasional Alaska.

“Tsunami bukan hanya satu gelombang, melainkan sederetan gelombang kuat dalam periode waktu yang lama. Tsunami melintasi lautan dengan kecepatan ratusan mil per jam—secepat pesawat jet—di perairan dalam. Namun, saat mendekati daratan, kecepatannya melambat dan mulai menumpuk. Di sinilah risiko genangan air menjadi lebih mungkin terjadi,” pungkasnya.

Jepang Ikut Turunkan Status Tsunami

Sementara itu, kebijakan serupa juga diumumkan Badan Meteorologi Jepang yang menurunkan status peringatan menjadi siaga untuk wilayah pesisir Pasifik di selatan Fukushima.

Pada Rabu malam, status peringatan tsunami untuk sebagian besar kepulauan Jepang telah diturunkan, kecuali untuk wilayah utara yang masih dalam status waspada.

Peringatan untuk wilayah Ibaraki di timur Jepang hingga Wakayama di selatan kini turun ke status siaga.

Gempa yang terjadi pada pukul 08.25 waktu Jepang semula dilaporkan bermagnitudo 8,0 oleh seismolog Jepang dan AS.

Namun, Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) kemudian merevisi kekuatannya menjadi magnitudo 8,8 dengan kedalaman 20,7 kilometer. 

Episenter gempa berada sekitar 119 kilometer di timur-tenggara kota Petropavlovsk-Kamchatsky, yang berpenduduk 180.000 jiwa.

Gempa susulan hingga magnitudo 6,9 terjadi beberapa kali setelahnya.

Badan Meteorologi Jepang sempat mencatat ketinggian tsunami 60 sentimeter di Kota Hamanaka, Hokkaido, dan Pelabuhan Kuji, Iwate.

Gelombang lebih kecil juga terpantau di Teluk Tokyo (20 sentimeter) sekitar lima jam pasca-gempa. 

Di Matsushima, kota pesisir utara Jepang, puluhan warga mengungsi ke pusat evakuasi dengan perlengkapan air minum dan pendingin udara. 

Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshimasa Hayashi, memperingatkan pengungsi bahwa mereka mungkin tidak dapat kembali ke rumah pada akhir hari mengingat gelombang tsunami berpotensi masih tinggi.

Baca juga: Tsunami 1,3 Meter di Jepang, Konbini Ditutup, Pabrik dan Kereta Sempat Terhenti

Operator PLTN Fukushima Daiichi yang rusak pada 2011 menyatakan sekitar 4.000 pekerja berlindung di lokasi lebih tinggi sambil memantau kondisi dari jarak jauh.

Filipina Sudah Cabut Peringatan Tsunami

Berbeda dengan Jepang dan AS, FIlipina bahkan telah mencabut peringatan tsunami terkait gempa yang terjadi di Rusia.

Hal ini diketahui melalui langkah Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina (Phivolcs) yang mengumumkan pencabutan peringatan tsunami pada Rabu sore pukul 15.40 WIB.

Keputusan ini diambil setelah pemantauan menunjukkan tidak adanya gangguan permukaan laut signifikan maupun gelombang tsunami merusak di wilayah pesisir Filipina pasca-gempa bermagnitudo 8,7 yang mengguncang pantai timur Semenanjung Kamchatka, Rusia.

Phivolcs mulai melakukan pemantauan sejak pukul 06.25 WIB, tak lama setelah gempa terjadi.

“Berdasarkan data dari stasiun pemantau permukaan laut yang menghadap Laut Filipina, tidak tercatat adanya gangguan signifikan atau gelombang tsunami berbahaya sejak gempa hingga pencabutan peringatan ini.” ungkap Phivolcs.

Dengan demikian, Phivolcs memastikan dampak dari gangguan permukaan laut kecil telah berlalu.

“Departemen Sains dan Teknologi (DOST) selaku induk lembaga telah mencabut rekomendasi yang dikeluarkan sebelumnya terkait peristiwa ini,” ujar juru bicara Phivolcs.

Phivolcs juga menegaskan bahwa informasi ini merupakan pembaruan terakhir terkait potensi tsunami dari gempa Kamchatka. Dengan pencabutan peringatan tersebut, pelaporan mengenai dampak gempa Rusia terhadap wilayah Filipina secara resmi ditutup.

Masyarakat diimbau tetap memantau informasi resmi melalui saluran yang ditetapkan Phivolcs guna menghindari penyebaran berita tidak terverifikasi.

(Tribunnews.com/Bobby)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved