Konflik Palestina Vs Israel
Sosok Youssef Msibih, Imam Masjid yang Dihukum karena Nyanyi Lagu Israel dan Temui Herzog
Youssef Msibih, seorang imam masjid di Belanda, dijatuhi sanksi setelah berkunjung ke Israel.
TRIBUNNEWS.COM – Youssef Msibih, seorang imam masjid di Belanda, dijatuhi sanksi setelah menyanyikan lagu kebangsaan Israel.
Sanksi itu berawal dari pertemuan Msibih dengan Presiden Israel Isaac Herzog di Yerusalem pada hari Senin, (7/7/2025). Msibih tidak sendirian ke negara Yahudi itu karena dia didampingi oleh 14 pemuka agama Islam.
Turkiye Today melaporkan mereka menggelar dialog antaragama dengan Herzog. Adapun menurut Herzog, mereka ingin membangun “jembatan, dialog, dan keyakinan”.
Tidak hanya itu, mereka menyanyikan lagu kebangsaan Israel dalam bahasa Arab.
Yayasan Masjid Bilal kemudian memutuskan mencopot Msibih dari jabatannya karena dianggap merusak reputasi masjid itu.
“Setelah pernyataan politik oleh imam itu, dewan memutuskan untuk mencopot dia,” kata dewan masjid itu lewat unggahan di media sosial Instagram.
“Saat ini lembaga ini tidak punya hubungan dengan dia.”
Dewan masjid itu lalu meminta umat agar tetap bersatu dan memfokuskan toleransi serta solidaritas.
“Masjid ini dan umatnya harus tetap dijauhkan dari persoalan ini.”
“Imam itu bertindak atas keinginannya sendiri, dan keinginannya sepenuhnya tidak terkait dengan visi masjid. Tidak ada ruang untuk para pembuat masalah atau perpecahan.”
Adapun video yang memperlihatkan Msibih sedang berkhotbah telah dihapus dari kanal YouTube masjid itu.
Baca juga: Hamas Setuju Bebaskan 10 Sandera, tapi Israel Harus Mundur dari Gaza
Sosok Msibih
Youssef Msibih adalah seorang imam kelahiran Maroko. Dia menjadi imam di Masjid Bilal, Alkmar, Belanda.
Dikutip dari The Times of Israel, Msibih adalah lulusan Universitas Al-Azhar di Mesir. Dia lalu menempuh pendidikan di Institut Mohammed VI, Maroko, untuk menjadi imam.
Msibih dilaporkan sudah menjadi imam di Belanda, Belgia, dan Norwegia selama hampir 20 tahun.
Diselenggarakan oleh ELNET
Dikutip dari Yabiladi, kunjungan itu diselenggarakan oleh European Leadership Network (ELNET), sebuah lembaga yang bertujuan untuk menguatkan hubungan Eropa dengan Israel.
Foto dan video yang dibagikan oleh Herzog di media sosial Twitter memperlihatkan Msibih mengenakan pakaian tradisional Maroko dalam kunjungan ke Israel.
Belasan orang mendampingi Msibih dalam kunjungan itu. Mereka adalah tokoh-tokoh muslim dari berbagai negara di Eropa, misalnya Prancis, Italia, Belgia, Inggris, dan Belanda.
Hassen Chalghoumi, seorang imam dari Prancis, memimpin rombongan itu. Tokoh lainnya adalah Noor Dahri, seorang direktur LSM di Inggris; dan Ali El Aarja, seorang imam keturunan Maroko yang tinggal di Turin, Italia.
“Maroko adalah negara yang terbuka akan semua agama. Muslim, Kristen, dan Yahudi hidup berdampingan. Kami di sini untuk mengirimkan pesan perdamaian untuk saudara Palestina dan Yahudi kami. Kami tidak menginginkan perang, kami berharap bisa kembali berdialog,” kata Aarja kepada The Times of Israel.
Rombongan itu turut mengunjungi Knesset, sebuah situs keagamaan di Yerusalem Timur. Mereka bertemu dengan para pejabat militer Israel.
Baca juga: Penculikan Bayangi IDF: Hamas Klaim Serang dan Seret Tentara Israel di Khan Yunis
Di samping itu, mereka dijadwalkan mengunjungi Vad Vashem, tempat peringatan Holocaust, dan tempat-tempat yang dihantam rudal Iran di Tel Aviv beberapa waktu lalu.
Herzog menyambut rombongan itu dan menekankan pentingnya dialog antara Yahudi dan Muslim. Dia juga menyebut kunjungan itu sebagai simbol kemajuan dalam melawan kekuatan radikal.
Di sisi lain, para pemuka Islam di Belanda mengecam kunjungan itu. Pada hari Senin organisasi bernama Inisiatif Imam dan Pendakwah di Belanda mengeluarkan pernyataan kecaman.
Organisasi itu menganggap kunjungan itu sebagai tindakan yang tidak bermoral dan melanggar prinsip Islam serta kemanusiaan.
Di samping itu, kunjungan tersebut dituding bertujuan untuk membantuk rezim Israel untuk memperbaiki citranya.
Organisasi di Maroko yang bernama Observatorium Maroko untuk Melawan Normalisasi juga mengencamnya. Menurut organisasi itu, kunjungan ke Israel akan bentuk pengkhianatan terhadap agama dan nilai-nilai kemanusiaan di tengah perang Gaza.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.