Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Donald Trump Akui Tak Capai Kemajuan dengan Putin untuk Akhiri Perang Ukraina

Trump akui tak capai kemajuan dengan Putin soal perang Ukraina, sementara Rusia desak pembahasan akar konflik dan NATO.

Editor: Glery Lazuardi
Tangkap layar EPA/Instagram
KONFLIK RUSIA UKRAINA - Presiden AS Donald Trump saat memberikan keterangan pers usai telepon hampir satu jam dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. 

(Grace Sanny Vania)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden AS Donald Trump pada Kamis (3/7) waktu setempat mengatakan bahwa panggilan teleponnya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak menghasilkan kemajuan sama sekali untuk mengakhiri perang di Ukraina.

Sementara itu dari pihak Rusia, ajudan Kremlin menegaskan kalau Putin tetap bertekad menyelesaikan ‘’akar penyebab’’ konflik.

Menurut ajudan Putin, Yuri Uskhakov, dalam percakapan yang berlangsung hampir satu jam itu, kedua pemimpin tidak membahas mengenai penundaan pengiriman senjata oleh AS ke Ukraina.

Upaya AS untuk mengakhiri perang Rusia di Ukraina lewat jalur diplomasi tampaknya tidak mencapai kemajuan signifikan.

Namun, Trump semakin didesak, termasuk dari beberapa Republikan, untuk lebih menekan Presiden Rusia Vladimir Putin agar mau bernegosiasi dengan serius.

Beberapa jam setelah panggilan telepon antara Trump dan Putin berakhir, serangan drone Rusia memicu kebakaran di sebuah gedung apartemen di pinggiran utara Kyiv.

Insiden tersebut, yang dilaporkan oleh pejabat Ukraina, mengindikasikan kalau tidak banyak perubahan dalam perang yang sudah berkecamuk sejak 2022 ini.

Di Kyiv, saksi mata Reuters melaporkan adanya ledakan dan tembakan senapan mesin berat yang terus-menerus ketika pertahanan udara Ukraina melawan serangan drone Rusia.

Lima orang tewas dilaporkan tewas akibat penembakan Rusia di wilayah timur Ukraina.

“Saya tidak membuat kemajuan apa pun dengannya (Putin),” kata Trump kepada wartawan di pangkalan udara di luar Washington, sebelum berangkat ke acara kampanye di Iowa.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.227: Rudal Rusia Hujani Kyiv, Trump Pesimis Negosiasi dengan Putin

Bendera NATO dan Ukraina digambarkan di Vilnius, Lituania pada 9 Juli 2023, beberapa hari menjelang KTT NATO 11-12 Juli. PETRAS MALUKAS/AFP
Bendera NATO dan Ukraina digambarkan di Vilnius, Lituania pada 9 Juli 2023, beberapa hari menjelang KTT NATO 11-12 Juli. PETRAS MALUKAS/AFP (PETRAS MALUKAS/AFP)

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kepada wartawan di Denmark kalau dirinya berharap dapat berbicara dengan Trump sesegera mungkin pada Jumat (4/7) mengenai penundaan pengiriman beberapa senjata. 

Menanggapi hal tersebut, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa AS belum sepenuhnya menghentikan pengiriman senjata ke Ukraina.

Ia kemudian menyalahkan Presiden AS sebelumnya, Joe Biden, karena telah mengirimkan banyak persenjataan ke Ukraina sehingga berisiko melemahkan pertahanan AS sendiri. 

"Kami memberikan senjata, tetapi kami telah memberikan begitu banyak senjata. Tetapi kami memberikan senjata. Dan kami bekerja dengan mereka dan mencoba membantu mereka, tetapi kami belum. Anda tahu, Biden mengosongkan seluruh negara kami dengan memberi mereka senjata, dan kami harus memastikan bahwa kami punya cukup (persenjataan) untuk diri kami sendiri," kata Trump kepada wartawan saat akan meninggalkan Washington menuju Iowa, seperti dikutip dari Reuters pada Jumat (04/07/2025).

Penundaan pengiriman senjata penting oleh AS ke Ukraina disebabkan karena persediaan AS sendiri sudah menipis, menurut narasumber anonim kepada Reuters.

Ukraina sendiri sedang menghadapi serangan besar dari Rusia di musim panas.

Serangan-serangan Rusia terhadap warga sipil juga semakin sering terjadi.

Ukraina telah memanggil utusan AS di Kyiv pada Rabu untuk menekankan pentingnya bantuan militer dari Washington. 

Kyiv juga memperingatkan kalau penundaan pengiriman senjata dari AS akan  melemahkan kemampuan Ukraina untuk mempertahankan diri dari serangan udara Rusia yang semakin intensif dan kemajuan mereka di medan perang.

Putin terus menegaskan bahwa ia akan menghentikan invasi hanya jika ‘’akar penyebab’’ konflik telah diatasi, sebuah istilah yang merujuk pada masalah perluasan NATO dan dukungan Barat terhadap Ukraina, termasuk penolakan gagasan Ukraina bergabung dengan aliansi NATO. 

Pemimpin NATO juga menyatakan kalau pemimpin Rusia berusaha untuk membangun kontrol yang lebih besar atas keputusan politik yang dibuat Kyiv dan ibu kota Eropa Timur lainnya.

Lebih lanjut, Ushakov menegaskan bahwa meski Rusia terbuka untuk melanjutkan pembicaraan dengan AS, negosiasi perdamaian harus berlangsung antara Moskow dan Kyiv. 

Pernyataan tersebut muncul di tengah beberapa indikasi kalau Moskow berusaha menghindari potensi perundingan perdamaian. 

Pejabat Ukraina mengatakan bahwa Rusia meminta diplomat AS untuk meninggalkan ruangan selama negosiasi di Istanbul pada awal Juni.

Ushakov juga menambahkan kalau Trump dan Putin tidak membahas kemungkinan pertemuan tatap muka.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved