Selasa, 7 Oktober 2025

6 Pemagang TG1 Indonesia Diterima Bekerja di Ground Handling Bandara Kagoshima Jepang

Saat upacara pelantikan peresmian penggunaan tenaga para WNI tersebut, keenam orang itu hadir mengenakan pakaian formal yakni baju batik

Editor: Eko Sutriyanto
Minami Nihon Shimbun
PEMAGANG - Enam pemagang Indonesia Tokutei Ginou (TG atau SSW1( dalam peringatan setelah upacara pelantikan Nankoku Kotsu sebagai karyawan Grounding bandara Kagoshima 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Enam orang warga negara Indonesia dengan status tempat tinggal Pekerja Terampil Tertentu No. 1  atau TG1 atau SSW1, resmi bergabung dengan Nankoku Kotsu Co., Ltd. di Kota Kagoshima, mulai 1 Juli 2025 lalu.

"Mereka akan  bertanggung jawab bekerja atas bisnis ground handling (ground staff) di Bandara Kagoshima (Kota Kirishima)," ungkap sumber Tribunnews.com baru-baru ini.

Menurut perusahaan Nankoku Kotsu, hal ini adalah pertama kalinya seseorang dengan kualifikasi tersebut diterima, yang jarang terjadi di bandara regional khususnya di Kagoshima.

Di masa depan, sebagai langkah mengantisipasi  kekurangan staf darat.

"Kami akan secara aktif mempromosikan penggunaan orang asing," katanya.

Saat upacara pelantikan peresmian penggunaan tenaga para WNI tersebut, keenam orang tersebut hadir dengan mengenakan pakaian formal Indonesia yakni batik. 

Baca juga: 10 Negara dengan Penemuan Terbanyak: Jepang Teratas, Rusia Berperan Penting dalam Inovasi Global

Presiden Shunichi Iwakiri mengatakan, pihaknya mendukung mereka sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan di Jepang.

"Mari kita nikmati bekerja dengan keselamatan diutamakan terlebih dahulu," katanya. 

Ahmad Haelat (24) mengincar Pekerja Terampil Khusus No. 2 (TG2), yang memungkinkannya untuk hidup secara permanen di Jepang, dan bersumpah.

 "Di masa depan, saya ingin tinggal bersama keluarga saya di Jepang dan bekerja untuk perusahaan ini untuk waktu yang lama," katanya.

Menurut perusahaan, enam di antaranya telah memperoleh status tempat tinggal yang diperlukan untuk operasi darat bandara di Jepang.

Di masa depan, sambil membersihkan kabin dan menyortir bagasi, perusahaan akan melanjutkan dengan perolehan kualifikasi untuk kendaraan khusus bagi operasi darat. 

Diharapkan operasi darat bandara seperti memandu pesawat dan bongkar muat kargo akan dimulai setelah 2026.

Di industri penerbangan, jumlah karyawan telah menurun karena pergantian dan penangguhan rekrutmen akibat bencana virus corona baru. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved