Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Iran Vs Israel

Setelah Iran, Siapa Target Israel Berikutnya? Turki Masuk Bidikan Rencana Ekspansionis

Serangan Israel yang belakangan dibantu Amerika Serikat bukan sekadar pencegah terhadap ancaman nuklir Iran. Itu cuma kedok dari rencana besar Yahudi

tangkap layar/twitter
JET ISRAEL - Gambar terbaru menunjukkan jet F-16 Angkatan Udara Israel bersiap lepas landas untuk serangan awal ke Iran, Jumat (13/6/2026) dini hari. Setiap F-16I Sufa tampak dipersenjatai dengan tangki bahan bakar maksimum, (kemungkinan) 8 bom luncur GBU-39 SDB, dan 2 rudal udara-ke-udara AIM-120B AMRAAM. Total ada 48 bom luncur dalam gambar ini. 

Setelah Iran, Siapa Target Israel Berikutnya? Turki Masuk Bidikan Rencana Ekspansionis
 

TRIBUNNEWS.COM - Iran bukan lah target terakhir Israel.

Dalam agenda yang lebih luas, Tel Aviv diyakini punya target baru setelah perjanjian gencatan senjata antara Iran dan Israel mulai berlaku pada Selasa (24/6/2025) pagi.

"Setelah gencatan senjata ini, kontroversi meningkat mengenai langkah selanjutnya dalam strategi regional Tel Aviv," tulis ulasan Khaberni, Selasa.

Baca juga: Media AS: Khamenei Ada di Bunker Rahasia, Sudah Siapkan Tiga Calon Pengganti Jika Tewas Dibunuh

Sejumlah analis yakin kalau perang terbuka baru-baru ini dengan Iran hanyalah bagian dari proyek yang lebih luas Israel untuk menggambar ulang peta Timur Tengah.

Artinya, serangan Israel yang belakangan dibantu Amerika Serikat bukan sekadar pencegah terhadap ancaman nuklir Iran.

"Sejak serangan besar-besaran Israel terhadap fasilitas militer dan nuklir Iran pada Jumat, 13 Juni 2025, penilaian intelijen mulai menimbulkan pertanyaan tentang "target berikutnya," Israel," tulis ulasan itu.

Belakangan, sejumlah pengamat geopolitik memperingatkan kalau Israel tidak hanya berusaha melemahkan Teheran tetapi juga untuk menghilangkan apa yang dilihatnya sebagai hambatan regional terhadap ekspansi strategisnya.

Ini mengingatkan pada wacana Israel yang berniat membentuk apa yang dia gambarkan sebagai Israel Raya, dengan wilayah geografis yang lebih luas di Timur Tengah.

Iran dalam konteks ini, menjadi tantangan bagi Israel, sekaligus peluang untuk mengeksekusi rencana ekspansionis. 

"Populasi Iran yang lebih dari 90 juta jiwa, ditambah dengan komposisi etnisnya yang kompleks, menimbulkan tantangan yang signifikan jika terjadi kerusuhan internal yang berkepanjangan. Para pengamat yakin kekacauan ini dapat dimanfaatkan untuk membentuk kembali keseimbangan regional," kata ulasan tersebut.

JET TEMPUR KAAN. Foto disediakan oleh Industri Dirgantara Turki. Berbagai fitur peningkatan misi, termasuk serangan presisi dan ruang senjata internal, akan memposisikan KAAN sebagai “raja langit” saat mencapai wilayah udara Turki.
JET TEMPUR KAAN. Foto disediakan oleh Industri Dirgantara Turki. Berbagai fitur peningkatan misi, termasuk serangan presisi dan ruang senjata internal, akan memposisikan KAAN sebagai “raja langit” saat mencapai wilayah udara Turki. (Turkish Aerospace Industries)

Turki Jadi Target Berikutnya

Di tengah penilaian ini, Turki muncul sebagai target potensial untuk ketegangan di masa mendatang.

Politisi terkemuka Turki telah memperingatkan,  Ankara bisa menjadi "target berikutnya" sebagai bagian dari strategi ekspansionis Israel.

"Israel bermaksud mengepung Anatolia," kata Devlet Bahceli, pemimpin Partai Gerakan Nasionalis Turki, yang menggambarkan Turki sebagai "target utama" Israel.

Aktivis di media sosial itu juga menyebarkan klip komentator Israel yang mengatakan kalau "konfrontasi Israel dengan Turki tidak dapat dihindari,"

Di sisi lain, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu juga mengindikasikan kalau "Kekaisaran Ottoman tidak akan kembali" dalam pidatonya di hadapan Knesset pada tanggal 11 Juni.

"Indikator-indikator ini telah mendorong Turki untuk mempercepat program misilnya dan meningkatkan kesiapan militer, di tengah tumbuhnya keyakinan dalam lembaga keamanannya mengenai perlunya kesiapan regional terhadap setiap eskalasi mendadak," tulis laporan Khaberni.

PERBATASAN PAKISTAN-IRAN - Penutupan perbatasan Balochistan, Pakistan dan Iran pada 2019. Pada Senin (16/6/2025), Pakistan menutupan perbatasan di lima distrik di Balochistan yang berbatasan dengan Iran menyusul meningkatkan serangan kedua negara.
PERBATASAN PAKISTAN-IRAN - Penutupan perbatasan Balochistan, Pakistan dan Iran pada 2019. Pada Senin (16/6/2025), Pakistan menutupan perbatasan di lima distrik di Balochistan yang berbatasan dengan Iran menyusul meningkatkan serangan kedua negara. (Youtube @tararsupport)

Pakistan, Solidaritas yang Berhitung

Di sisi timur spektrum konflik, Pakistan mengambil sikap yang terukur terhadap konflik Iran dan Israel

Perdana Menteri Pakistan , Shehbaz Sharif menyatakan "solidaritas yang teguh" terhadap Teheran dan mengutuk apa yang ia gambarkan sebagai "agresi Israel yang berbahaya." 

Ia juga menyerukan de-eskalasi dan mendesak China untuk campur tangan secara diplomatis guna mencegah perang skala penuh.

Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Muhammad Asif menegaskan bahwa negaranya belum mengambil langkah baru menuju kerja sama militer dengan Iran.

Dia menekankan bahwa prioritas Islamabad tetap terfokus pada ketegangan dengan India dan Afghanistan, yang menurut banyak perkiraan, menempatkannya di luar pertimbangan langsung Israel saat ini.

TRUK BANTUAN GAZA - Antrean truk bantuan Gaza berbaris di perbatasan yang ditutup sepihak oleh militer Israel. Blokade militer terhadap wilayah kantung Palestina itu dilakukan Israel dalam perang genosida di Jalur Gaza.
TRUK BANTUAN GAZA - Antrean truk bantuan Gaza berbaris di perbatasan yang ditutup sepihak oleh militer Israel. Blokade militer terhadap wilayah kantung Palestina itu dilakukan Israel dalam perang genosida di Jalur Gaza. (khaberni/tangkap layar)

Gaza Juga Masuk Perhitungan

Meskipun ada gencatan senjata dengan Iran, Gaza tidak luput dari lanskap strategis Israel.

Seorang pejabat senior di Tel Aviv menggambarkan gencatan senjata dengan Teheran sebagai "kesempatan emas" untuk meningkatkan tekanan terhadap Hamas di Jalur Gaza.

Pejabat Israel ini menekankan kalau "waktunya tepat untuk menghilangkan ancaman yang sedang berlangsung dan memulangkan tentara yang diculik."

Pernyataan ini bertepatan dengan operasi militer Israel yang sedang berlangsung di Gaza, dalam upaya nyata untuk memanfaatkan kesibukan regional dan internasional terhadap konflik Teheran-Tel Aviv dan memperluas ruang lingkup manuver di lapangan dan dalam politik.

Terlepas dari semua analisis dan pernyataan, niat Israel yang sebenarnya masih bergantung pada apa yang akan terungkap dalam beberapa hari mendatang, terutama mengingat catatan panjang kejutan strategis Tel Aviv.

"Fase berikutnya dapat membawa perubahan dramatis yang tidak kalah berbahayanya dengan eskalasi dengan Iran, dan bahkan dapat meluas ke arena baru yang tak terduga," tutup ulasan Khaberni.

 
 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved