Konflik Iran Vs Israel
Gedung Putih: Trump Masih Tertarik Diplomasi soal Nuklir dengan Iran
Gedung Putih mengatakan Presiden AS Donald Trump masih tertarik untuk melakukan diplomasi soal nuklir dengan Iran dan minta tak balas serangan.
TRIBUNNEWS.COM - Gedung Putih mengklarifikasi pihaknya tidak mengupayakan perubahan rezim di Iran.
Pernyataan tersebut muncul setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara terbuka mengutarakan gagasan tersebut pada hari Minggu (22/6/2025) untuk pertama kalinya.
“Sikap Presiden dan postur militer kami tidak berubah,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt kepada wartawan pada hari Senin (23/6/2025).
“Presiden hanya mengajukan pertanyaan yang menurut saya juga ditanyakan oleh banyak orang di seluruh dunia: jika rezim Iran menolak menghentikan program nuklirnya atau terlibat dalam perundingan… jika mereka menolak terlibat dalam diplomasi ke depannya, mengapa rakyat Iran tidak boleh bangkit melawan rezim ini?” lanjutnya.
Karoline Leavitt juga menegaskan kembali klaim Presiden Donald Trump bahwa situs nuklir Iran benar-benar hancur total setelah serangan pada hari Minggu.
"Kami yakin, ya, bahwa situs nuklir Iran telah hancur total, seperti yang dikatakan presiden dalam pidatonya kepada rakyat pada Sabtu malam, dan kami sangat yakin bahwa serangan itu terjadi di tempat penyimpanan uranium Iran yang diperkaya," katanya, seperti diberitakan ABC News.
Ia mengatakan Trump tidak akan memerintahkan serangan tanpa keyakinan bahwa hasilnya akan seperti itu.
Sementara itu, Rafael Grossi, kepala Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), tidak dapat memastikan keberadaan persediaan bahan nuklir Iran.
Grossi mendesak agar para inspektur diizinkan kembali ke Iran untuk menilai situasi tersebut.
Sebelumnya, AS mengebom tiga fasilitas nuklir Iran di Isfahan, Natanz, dan Fordow pada hari Minggu.
AS mengerahkan tujuh pesawat pembom B-2 Spirit untuk menjatuhkan 14 bom penembus bunker, GBU-57, yang dapat menembus tanah hingga kedalaman 60 meter.
Baca juga: Agresi Israel-Amerika ke Iran dan Ilusi Pergantian Rezim Teheran
Serangan AS menandai keterlibatan negara tersebut dalam perang Israel dan Iran, setelah sebelumnya Israel memulai serangan terhadap Teheran pada 13 Juni 2025.
Sehari setelah serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran, Israel meluncurkan serangan terhadap sejumlah target.
Militer Israel mengumumkan mereka menargetkan fasilitas nuklir Fordow, Universitas Shahid Beheshti di Teheran utara, pintu masuk Penjara Evin dan sebuah gedung Bulan Sabit Merah pada hari Senin.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.