Konflik Iran Vs Israel
Pengakuan Mata-Mata Israel di Hadapan Pejabat Iran, Terungkap Alasan Jadi Agen Mossad
Seorang mata-mata Israel mengaku jadi agen Mossad karena miskin dan harus menghidupi keluarga, diinterogasi Iran.
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN -Sebuah video yang dirilis media pemerintah Iran memperlihatkan momen dramatis saat seorang pria yang diduga mata-mata Israel diinterogasi oleh pejabat militer Iran.
Dalam kondisi mata tertutup, pria tersebut mengaku terpaksa menjadi agen intelijen Mossad karena alasan ekonomi.
“Saya seorang pengangguran. Tapi saya harus membiayai keluarga saya,” ujar pria itu dengan suara bergetar, dikutip dari video yang ditayangkan pada Sabtu (21/6/2025).
Pengakuan tersebut menggambarkan sisi kelam dunia spionase: bukan karena ideologi, tapi karena tekanan hidup.
Baca juga: Gelombang Serangan Ke-18, Iran Gempur Bandara Ben Gurion Israel, Drone Shahed 136 Meluncur
Terpaksa Jadi Agen, Bukan Karena Loyalitas
Dalam video itu, pria tersebut dibawa ke sebuah ruangan interogasi dalam keadaan mata ditutup.
Ia diapit beberapa aparat bersenjata dan kemudian dihadapkan langsung kepada sejumlah pejabat, termasuk perwira tinggi militer Iran.
Ketika ditanya mengapa ia bersedia menjadi mata-mata untuk Israel, jawabannya sederhana tapi menyayat hati: karena kebutuhan.
“Saya tidak punya pekerjaan. Tapi saya harus menghidupi keluarga,” ujarnya.
Identitas pria itu belum diungkap secara resmi.
Tidak jelas pula apakah ia merupakan warga negara Iran asli atau pendatang.
Namun, pengakuannya langsung memicu sorotan luas, terutama setelah Iran dalam beberapa pekan terakhir menangkap puluhan orang yang dituduh sebagai jaringan spionase Israel.
Baca juga: Ancaman Keras Houthi: Kapal Perang AS Akan Diserang Lagi jika Trump Nekat Serang Iran
Iran Tangkap 22 Mata-Mata, Hukuman Mati Menanti
Sejak serangan Israel terhadap Iran pada 12 Juni 2025, pihak berwenang Iran gencar melakukan operasi penangkapan terhadap pihak-pihak yang diduga terlibat dalam aksi mata-mata.
Sedikitnya 22 orang telah ditangkap. Mayoritas dari mereka disebut menghadapi ancaman hukuman mati.
Salah satu yang sudah dieksekusi adalah Esmaeil Fekri, seorang mata-mata yang terbukti memberikan informasi rahasia kepada dua perwira Mossad.
Ia dihukum gantung pada Senin (16/6/2025), sebagaimana dilaporkan oleh Kantor Berita Fars yang dikelola Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
Tuduhan Berat: Ganggu Stabilitas dan Dukung Israel
Pihak Iran menyebut bahwa para tersangka tidak hanya melakukan kegiatan spionase, tapi juga dituduh mengganggu opini publik, menyebarkan ketakutan, serta mendukung "rezim kriminal" Israel.
Namun sejauh ini, media Iran tidak memberikan detail lengkap terkait pelanggaran yang dilakukan masing-masing individu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.