Rabu, 1 Oktober 2025

Konflik Iran Vs Israel

Kapal Induk USS Nimitz Bergerak ke Timur Tengah, AS Beri Sinyal Bakal Bantu Israel Hadapi Iran?

Kapal USS Nimitz bergerak meninggalkan Laut China Selatan menuju Timur Tengah, menjadi sinyal bahwa AS mulai memberikan bantuan militer untuk Isrsel

Tangkap Layar U.S. Navy
KAPAL INDUK AS - Kapal USS Nimitz dilaporkan tengah bergerak meninggalkan Laut China Selatan menuju Timur Tengah, menjadi sinyal bahwa AS mulai memberikan bantuan militer untuk Isrsel usai Iran melancarkan serangan mematikan ke sujumlah wilayah di Israel. 

TRIBUNNEWS.COM  - Kapal induk milik militer Amerika Serikat (AS) USS Nimitz dilaporkan bergerak meninggalkan Laut China Selatan menuju kawasan Timur Tengah pada Senin pagi (16/6/2025).

Informasi tersebut mencuat usai situs pelacakan kapal Marine Traffic yang dikutip dari Al Arabiya mengungkap bahwa kapal induk AS membatalkan jadwal kunjungan ke pelabuhan Vietnam dan justru bergerak menuju ke Timur Tengah.

Hal itu turut dikonfirmasi dua sumber yang dekat dengan Komandan Armada Pasifik AS. Sumber itu mengatakan bahwa kapal induk AS itu seharusnya mengunjungi Kota Danang di Vietnam pada akhir pekan ini.

Namun, rencana kunjungan telah dibatalkan tanpa kejelasan.

Adapun pergeseran kunjungan kapal perang ini terjadi tepat setelah Iran melancarkan serangan rudal ke wilayah di Israel hingga memicu kebakaran dan kerusakan serius di sejumlah wilayah.

Belum ada tanggapan resmi dari Kedutaan Besar AS di Vietnam atas laporan ini.

Namun, sejumlah pihak meyakini langkah AS ini merupakan strategi penempatan kekuatan militer guna memberikan dukungan kepada Israel dan mencegah meluasnya konflik di kawasan tersebut.

Sebagai sekutu utama Israel, AS mengirimkan USS Nimitz sebagai sinyal militer bahwa Washington akan mendukung Tel Aviv secara aktif jika serangan Iran meningkat.

Ini juga sebagai bentuk pencegahan agar Iran tidak menyerang target-target strategis AS di wilayah tersebut.

Terlebih USS Nimitz membawa kekuatan militer besar, termasuk puluhan jet tempur dan sistem serangan jarak jauh, memungkinkan AS untuk segera melakukan serangan balasan atau pertahanan dari lokasi strategis di Timur Tengah, tanpa harus mengandalkan pangkalan darat.

Dengan mengerahkan kapal induk besar, AS juga mengirim pesan kuat kepada negara-negara besar lain yang aktif di Timur Tengah (seperti Rusia dan Tiongkok) bahwa Washington tetap memegang pengaruh militer di kawasan tersebut, terutama saat konflik geopolitik memanas.

Baca juga: Israel Sesumbar, Klaim Hancurkan 120 Rudal Mematikan Iran di Hari Keempat Perang

AS Bantu Israel Tembak Jatuh Rudal Iran

Tudingan tersebut dilontarkan bukan tanpa alasan, pasalnya AS merupakan sekutu terdekat Israel yang menjadi pemasok utama persenjataan di tengah perang yang berkecamuk.

Terbaru, AS kepergok membantu Israel dalam menembak jatuh rentetan rudal Iran yang menghujani negara itu pada Jumat (14/6) malam. 

"Saya dapat mengonfirmasi bahwa AS membantu dalam menembak jatuh rudal-rudal yang menargetkan Israel," kata seorang pejabat AS, yang enggan disebut namanya, seperti dilansir AFP.

Tidak dijelaskan lebih lanjut soal sejauh mana peran AS dalam membantu pertahanan Israel.
Akan tetapi menurut laporan dari Pentagon dan pejabat militer Israel, sistem pertahanan udara gabungan antara AS dan Israel berhasil mencegat sebagian besar rudal yang masuk.

Bantuan ini termasuk pengoperasian sistem antirudal canggih milik Amerika, seperti THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) dan Aegis Combat System dari kapal perang AS di Mediterania Timur.

Tak hanya itu militer Washington bahkan mulai memindahkan aset-aset tertentu, termasuk kapal-kapal penghancur, ke posisi lebih dekat dengan Israel untuk mengantisipasi serangan balasan Iran.

Iran Punya Bukti AS Bantu Israel 

Kendati AS telah secara resmi menolak tuduhan keterlibatan langsung dalam serangan balasan Israel terhadap Iran.

Namun Pemerintah Iran mengklaim telah mengantongi bukti kuat bahwa AS secara aktif membantu Israel dalam menanggapi serangan rudal yang diluncurkan Teheran awal pekan ini.

Dalam pernyataan resmi yang disiarkan oleh televisi pemerintah IRIB, Iran mengaku memiliki data intelijen dan citra satelit yang menunjukkan bahwa sistem pertahanan udara Amerika Serikat.

Di antaranya kapal perusak berpeluru kendali dan radar tempur THAAD, yang aktif digunakan untuk mencegat rudal-rudal Iran yang mengarah ke Israel.

"Rekaman radar dan pelacakan lintasan rudal menunjukkan aktivitas langsung dari kapal perang AS di kawasan Mediterania Timur. Ini adalah bentuk keterlibatan militer yang tidak dapat disangkal," kata Mayor Jenderal Abolfazl Shekarchi, juru bicara Angkatan Bersenjata Iran.

Selain itu, Iran juga menuduh drone pengintai dan pesawat AWACS milik AS beroperasi dari pangkalan militer AS di wilayah Teluk dan Yordania, memberikan informasi waktu nyata kepada militer Israel tentang posisi dan pergerakan rudal balistik Iran.

Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan bahwa tindakan ini merupakan “pelanggaran terhadap kedaulatan regional” dan memperingatkan bahwa keterlibatan Washington dapat memperluas cakupan konflik menjadi perang terbuka antara dua negara.

“Bantuan AS dalam operasi militer Israel tidak hanya melanggar hukum internasional, tetapi juga membahayakan stabilitas kawasan dan memperburuk penderitaan rakyat sipil,” ujar juru bicara Kemlu Iran, Nasser Kanaani, dalam konferensi pers di Teheran.

(Tribunnews.com / Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved