Melancong ke China Tak Perlu Visa, China Tambahkan Indonesia ke Program Transit Bebas Visa 10 Hari

China Tambahkan Indonesia ke Program Transit Bebas Visa 240 Jam, Perluas Daftarnya Menjadi 55 Negara

TRIBUNNEWS.COM- Tiongkok telah menambahkan Indonesia ke dalam program transit bebas visa selama 240 jam atau 10 hari, sehingga jumlah total negara yang memenuhi syarat untuk kebijakan tersebut menjadi 55, Administrasi Imigrasi Nasional (NIA) mengumumkan pada hari Kamis.

Berlaku mulai hari Kamis, pelancong Indonesia yang memenuhi syarat dapat memasuki Tiongkok melalui salah satu dari 60 pelabuhan di 24 wilayah tingkat provinsi dan tinggal hingga 240 jam, atau 10 hari, tanpa visa sebelum menuju ke tujuan ketiga, menurut NIA.

Menurut NIA, menambahkan Indonesia ke dalam daftar negara yang memenuhi syarat untuk kebijakan transit bebas visa selama 240 jam merupakan langkah penting untuk menerapkan prinsip-prinsip yang ditetapkan dalam konferensi pusat tentang pekerjaan yang terkait dengan negara-negara tetangga dan komitmen Tiongkok untuk memperdalam kerja sama regional dengan anggota ASEAN. 

"Dengan semakin mendalamnya pertukaran antara Tiongkok, Indonesia, dan anggota ASEAN lainnya, kebijakan bebas visa Tiongkok secara bertahap berkembang menjadi inisiatif regional yang lebih luas," Ge Hongliang, wakil dekan ASEAN College di Universitas Guangxi Minzu, mengatakan kepada Global Times pada hari Kamis.  

Perpanjangan periode transit bebas visa baru-baru ini bagi warga negara Indonesia mencerminkan tren yang sedang berlangsung ini. Penyesuaian tersebut tidak hanya memfasilitasi bisnis dan pariwisata antara Tiongkok dan Indonesia, tetapi juga memperdalam saling pengertian dan memperkuat kerja sama antara Tiongkok dan ASEAN secara keseluruhan, kata Ge.

Pada tanggal 3 Juni, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian mengatakan dalam konferensi pers rutin bahwa Tiongkok akan menerbitkan kategori "Visa ASEAN" yang sesuai untuk personel bisnis dari 11 negara, serta pasangan dan anak-anak mereka, yang memenuhi persyaratan. Visa tersebut akan memungkinkan beberapa kali masuk dalam waktu lima tahun dan masa tinggal maksimum 180 hari.

NIA mengatakan dalam sebuah rilis pada hari Kamis bahwa ke depannya, pihaknya akan terus memperluas keterbukaan kelembagaan manajemen imigrasi, terus meningkatkan kebijakan yang memfasilitasi masuk dan keluar bagi imigran, dan meningkatkan kemudahan bagi warga negara asing untuk belajar, bekerja, dan tinggal di Tiongkok.

"Kebijakan visa transit Tiongkok terus berkembang, memungkinkan lebih banyak orang asing untuk mengunjungi dan menjelajahi negara tersebut. Hal ini juga dengan jelas mencerminkan komitmen Tiongkok untuk membuka diri dan meningkatkan pertukaran internasional," kata Ge. 

Pakar tersebut mencatat bahwa di Nanning, Daerah Otonomi Guangxi Zhuang di China Selatan, tempat ia tinggal dan bekerja, mereka kini melihat tidak hanya pelajar, pebisnis, dan wisatawan dari negara-negara anggota ASEAN, tetapi juga semakin banyak orang dari Afrika, Asia Tengah, dan Timur Tengah. 

Warga negara dari 55 negara, termasuk Indonesia, Rusia, dan Inggris, dapat transit melalui Tiongkok menggunakan kebijakan transit bebas visa 240 jam jika mereka memegang dokumen perjalanan internasional yang sah dan tiket interline dengan tanggal dan kursi yang dikonfirmasi ke negara atau wilayah ketiga. 

Mereka dapat memasuki Tiongkok melalui salah satu dari 60 pelabuhan terbuka di 24 provinsi, daerah otonom, dan kotamadya yang langsung di bawah pemerintah pusat, seperti Beijing dan Shanghai, dan tinggal di area yang ditentukan hingga 10 hari, menurut NIA. 

Selama periode ini, pelancong transit bebas visa dapat melakukan pariwisata, bisnis, kunjungan pertukaran, atau kunjungan keluarga. Kegiatan seperti bekerja, belajar, atau pelaporan berita masih memerlukan persetujuan sebelumnya dan visa yang sesuai, menurut NIA.

SUMBER: GLOBAL TIMES