Maskapai Jetstar Asia Gulung Tikar per 31 Juli, Lebih dari 500 Karyawan Dirumahkan
Maskapai penerbangan Low-Cost Carrier (LCC) Jetstar Asia yang bermarkas di Singapura ini memutuskan untuk bubar per 31 Juli 2025 mendatang
Akibat hal tersebut, pihak Qantas berpendapat, operasional Jetstar Asia dinilai tidak lagi memenuhi unsur berkelanjutan guna bersaing di kawasan Asia Tenggara.
Qantas pun mau tidak mau harus menutup operasional Jetstar Asia dengan berat hati.
Hal ini disampaikan di ucapan perpisahan Vanessa dalam rilis tersebut.
"Saya ingin menyampaikan apresiasi mendalam kepada tim Jetstar Asia atas kontribusi luar biasa mereka bagi industri penerbangan di kawasan selama lebih dari dua dekade," ujarnya.

Hudson menambahkan, Qantas saat ini tengah menjalankan rencana pembaruan armada terbesar dalam sejarah perusahaan, dengan hampir 200 pesanan pesawat baru serta investasi ratusan juta dolar untuk pembaruan armada yang sudah ada.
Jetstar Asia sendiri didirikan lebih dari dua dekade lalu oleh Qantas untuk memenuhi permintaan penerbangan berbiaya rendah yang meningkat di Asia.
Namun, persaingan ketat dari perusahaan seperti AirAsia dan Scoot (anak perusahaan Singapore Airlines) telah menggerus posisi pasar Jetstar Asia.
Penutupan ini diperkirakan akan menghemat 500 juta Dolar Australia (sekitar Rp5,4 triliun), yang akan dialihkan untuk mendanai rencana pembaruan armada Qantas.
Untuk tahun fiskal saat ini, Jetstar Asia diprediksi mencatat kerugian operasional sebelum bunga dan pajak (EBIT) sebesar 35 juta Dolar Australia.
(Tribunnews.com/Bobby)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.