PM Mongolia Didemo 2 Pekan usai Putranya Pamer Acara Tunangan Mewah saat Krisis
PM Mongolia didemo rakyatnya selama dua pekan imbas unggahan anaknya yang memperlihatkan pertunangan mewah di tengah krisis yang melanda.
Penulis:
Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor:
Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri (PM) Mongolia, Oyun-Erdene Luvsannamsrai, didemo selama dua pekan agar mundur dari jabatannya.
Dikutip dari CNN pada Senin (2/6/2025), kaum muda Mongolia sudah turun di jalanan ibu kota Mongolia, Ulan Bator, mendesak agar Oyun-Erdene mundur.
Di sisi lain, Oyun-Erdene juga tengah menghadapi mosi tidak percaya yang dilayangkan terhadap pemerintahan yang dipimpinnya pada Senin (1/6/2025) waktu setempat.
Sementara, demonstrasi dipicu dari unggahan pertunangan mewah anak Oyun-Erdene di media sosial.
Padahal, anak Oyun-Erdene masih berusia 23 tahun. Selain itu, keluarganya juga kerap memamerkan gaya hidup mewah lainnya seperti naik helikopter, memakai cicin mahal, hingga mengendarai mobil mewah.
Warga pun menaruh curiga atas cara putra Oyun-Erdene dapat memperoleh uang sehingga menggelar pesta pertunangan mewah seperti yang diunggah di akun media sosialnya.
Ditambah, kecurigaan masyarakat Mongolia semakin menguat ketika Oyun-Erdene mengaku berasal dari keluarga miskin yang hidup di pedesaan.
"Tanpa sumber pendapatan yang jelas, tampilan tas mewah, perjalanan pribadi, dan kehidupan kelas atas mereka merupakan tamparan keras bagi warga Mongolia pada umumnya," kata seorang anggota kelompok protes Ogtsroh Amarhan, Amina (bukan nama sebenarnya).
Amina mengungkapkan unggahan putra Oyun-Erdene tersebut merupakan wujud betapa jomplangnya ekonomi elit dengan rakyat di Mongolia.
Baca juga: ICC Laporkan Mongolia ke Badan Pengawas Gara-gara Gagal Tangkap Putin Malah Gelar Karpet Merah
Dia mengatakan rakyat Mongolia semakin memuncak amarahnya ketika di saat yang bersamaan, kondisi negara yang tengah dilanda krisis lantaran biaya hidup hingga inflasi meroket.
Amina menuturkan di tengah biaya hidup yang naik di Mongolia, pemerintah tidak memberikan insentif apapun sehingga membuat rakyat harus hidup dari utang.
"Biaya hidup di Mongolia telah meroket. Banyak orang membayar hampir setengah dari pendapatan bulanan mereka dalam bentuk pajak, sementara pendapatan mereka hampir tidak cukup untuk membayar makanan, sewa rumah, atau biaya hidup."
"Sebagian besar orang tidak lagi hidup dari gaji ke gaji. Mereka hidup dari pinjaman ke pinjaman, dari utang ke utang," katanya.
Sementara, kantor Perdana Menteri Mongolia menyebut terkait keluarga Oyun-Erdene memiliki keuangan yang tidak wajar adalah tuduhan yang tidak mendasar.
“Perdana Menteri membuat deklarasi keuangan secara teratur setiap tahun sesuai dengan hukum Mongolia,” kata kantor tersebut dikutip dari Reuters.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.