Kamis, 2 Oktober 2025

Bangkok Dilanda Banyak Kasus Scam Turis, Jakarta Ikut Jadi Sorotan

Meski tidak secara eksplisit disebut Mastercard, data tambahan menunjukkan bahwa Jakarta memiliki tren peningkatan kasus penipuan yang memprihatinkan

|
Penulis: Bobby W
Editor: Febri Prasetyo
Pexels/Khan Ishaan
WISATA BANGKOK MASTERCARD - Tangkap layar dari situs Pexels terkait suasana Wat Arun Bangkok yang diunduh pada Rabu (21/5/2025). Nama tenar Thailand sebagai salah astu negara dengan industri pariwisata termaju di dunia tercoreng dalam rilis terbaru Mastercard Economic Institute (MEI) yang mengungkapkan bahwa Bangkok menjadi salah satu kota dengan risiko tertinggi bagi turis untuk mengalami penipuan (scam), 

TRIBUNNEWS.COM - Nama tenar Thailand sebagai salah satu negara dengan industri pariwisata termaju di dunia disorot dalam rilis terbaru Mastercard Economic Institute (MEI).

Dikutip dari The Nation, sebuah laporan terbaru dari MEI mengungkapkan bahwa Kota Bangkok menjadi salah satu kota dengan risiko tertinggi bagi turis untuk mengalami penipuan (scam),

Adapun jenis scam yang menjadi sorotan di Bangkok adalah di bidang layanan transportasi dan penyewaan kendaraan.

Studi ini mencatat bahwa hampir 48 persen kasus penipuan di Bangkok berasal dari masalah taksi dan rental mobil.

Temuan tersebut menjadikan ibu kota Thailand ini sebagai salah satu kota dengan masalah penipuan yang menargetkan wisatawan.

Laporan dari Mastercard ini juga ikut menyoroti industri pariwisata sebagai sektor yang paling rentan terhadap aktivitas penipuan.

Angka tindakan penipuan di agen perjalanan dan pemesanan tur dilaporkan terjadi lebih dari empat kali lipat dibanding rata-rata industri lain. 

Data ini juga menunjukkan peningkatan aktivitas penipuan secara signifikan selama musim liburan, dengan kenaikan 18 persen pada destinasi musim panas dan 28 persen pada destinasi musim dingin.

Menurut David Mann, Kepala Ekonom Asia Pasifik di Mastercard Economics Institute, perbedaan jenis penipuan sangat bervariasi antarkota .

Di Los Angeles, misalnya, sektor makanan menjadi sumber utama penipuan.

Baca juga: Perkuat Jaringan Internasional Dukung Kemerdekaan Palestina, Partai Gelora Kirim Utusan ke Thailand

Sedangkan di kota-kota lainnya seperti Bangkok, Phuket, dan Antalya (Turki), kejahatan terkait reservasi hotel lebih dominan

Jakarta Jadi Sorotan karena Tingkat Penipuan Transportasi

Nama Jakarta juga ikut jadi sorotan oleh Mastercard dalam hal penipuan bagi para wisatawan.

Dalam laporan Mastercard, data tambahan menunjukkan bahwa Jakarta juga dilanda kasus penipuan uang terkait dengan layanan taksi dan penyewaaan mobil yang dilaporkan wisatawan.

Jumlah kasus di Jakarta lebih tinggi dibandingkan dengan kasus di Hong Kong dan Barcelona.

Hal ini menempatkan Jakarta sebagai salah satu kota yang perlu diwaspadai oleh wisatawan domestik maupun mancanegara yang hendak ingin menikmati layanan transportasi.

Kota Lainnya dengan Tingkat Penipuan Tertinggi

Selain Bangkok, Mastercard juga mengulas sejumlah kota lainnya yang dinilai memiliki angka kasus penipuan tertinggi di Dunia.

Kota-kota seperti Cancun (Meksiko) , Hanoi (Vietnam) , dan Dhaka (Bangladesh) juga tercatat sebagai destinasi dengan tingkat penipuan tinggi.

Sebaliknya, kota seperti San Francisco (AS) , Dublin (Irlandia) , Seoul (Korsel) , Budapest (Hongaria) , dan Edinburgh (Skotlandia) memiliki tingkat penipuan terendah.

Salah satu modus penipuan yang sering ditemui adalah pembatalan atau perubahan layanan setelah pembayaran dilakukan.

"Setelah pembayaran, tur mungkin tidak pernah terlaksana atau berbeda sama sekali dari deskripsi," tulis laporan tersebut.

Menanggapi tren yang memprihatinkan tersebut, Mastercard melalui inisiatif AI-Driven Fraud Defense pun terus memperkuat sistem keamanan transaksi digital milik mereka.

Namun demikian, Mastercard menghimbau para wisatawan tetap perlu waspada, terutama dalam pemesanan layanan transportasi dan akomodasi.

Rekomendasi utama adalah memilih platform resmi, memverifikasi ulasan, serta menghindari pembayaran di luar sistem yang terpercaya.

Dengan meningkatnya kejahatan digital di sektor pariwisata, kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan institusi finansial menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi wisatawan.

(Tribunnews.com/Bobby)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved