Rabu, 1 Oktober 2025

Malaysia Airlines Ditembak

Desakan Ganti Rugi Menguat usai Rusia Dinyatakan Bertanggung Jawab atas Jatuhnya MH17

ICAO menyatakan Rusia bertanggung jawab atas jatuhnya MH17. Australia dan Belanda desak Moskwa bayar ganti rugi.

Menahem KAHANA / AFP
MH17. - Dalam file foto yang diambil pada 11 November 2014, wartawan berjalan di belakang bagian dari pesawat Malaysia Airlines Penerbangan MH17 saat penyelidik Belanda (tak terlihat) tiba di dekat lokasi kecelakaan dekat desa Grabove di timur Ukraina, berharap mengumpulkan puing-puing dari Pesawat Malaysia Airlines yang jatuh pada Juli, menewaskan 298 orang, di wilayah terpencil yang dikuasai pemberontak di timur Donetsk. (Foto arsip 2014/Menahem KAHANA / AFP), 

Meski demikian, Kremlin terus membantah keterlibatan dalam insiden ini dan menolak hasil investigasi internasional.

Rusia menyebut putusan ICAO sebagai "bermotif politik" dan menuduh Ukraina gagal menutup wilayah udaranya di zona konflik, sehingga turut bertanggung jawab atas tragedi tersebut.

Putusan ICAO ini semakin memperkuat tekanan internasional terhadap Rusia untuk mengakui perannya dan memberikan kompensasi kepada keluarga korban.

Bagi banyak keluarga, keadilan belum sepenuhnya tercapai, namun langkah ini dianggap sebagai tonggak penting dalam upaya panjang mencari kebenaran dan pertanggungjawaban.

Kronologi Penembakan MH17

Malaysia Airlines MH17 ditembak jatuh pada 17 Juli 2014 saat terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur.

Pesawat hilang kontak di atas Ukraina timur sekitar pukul 13:20 UTC dan jatuh di dekat desa Hrabove, Donetsk.

Investigasi internasional menyimpulkan bahwa MH17 dihantam rudal Buk 9M38 yang diluncurkan dari wilayah separatis pro-Rusia.

Rudal itu berasal dari Brigade Rudal Antipesawat ke-53 Rusia yang berbasis di Kursk.

Seluruh 298 penumpang dan awak tewas, mayoritas warga Belanda, Malaysia, dan Australia.

Baca juga: Kerabat Korban Peringati Tragedi 10 Tahun Penembakan Pesawat MH17

Wilayah udara tempat MH17 terbang masih dibuka untuk penerbangan sipil meskipun terjadi konflik bersenjata.

Pada 2016, Tim Investigasi Gabungan (JIT) mengungkap keterlibatan Rusia dalam insiden ini.

Tahun 2022, pengadilan Belanda menjatuhkan hukuman seumur hidup kepada tiga terdakwa.

Pada Mei 2025, ICAO menyatakan Rusia melanggar Konvensi Chicago dan bertanggung jawab atas tragedi ini.

Negara-negara seperti Belanda dan Australia terus mendesak Rusia mengakui kesalahan dan memberi kompensasi.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved