Konflik Rusia Vs Ukraina
Zelensky Buka Peluang Dialog Langsung dengan Putin, Tapi Tolak Kompromi Soal Wilayah
Zelensky tak tutup pintu dialog dengan Putin. Ukraina siapkan semua skenario, dari meja diplomasi hingga medan tempur.
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Ukraina menyatakan siap menghadapi semua kemungkinan dalam konflik yang masih berlangsung dengan Rusia.
"Ukraina tidak menutup peluang dialog langsung antara Presiden Volodymyr Zelensky dan Presiden Vladimir Putin.
Dalam wawancara dengan The Guardian dan Politico Europe, penasihat senior Zelensky mengatakan Ukraina tidak menutup pintu diplomasi.
“Jika ada peluang nyata, Zelensky siap mempertimbangkan semua bentuk dialog,” ujarnya.
Namun, Ukraina menegaskan bahwa isu wilayah tetap menjadi garis merah.
Donetsk, Luhansk, dan Krimea tidak akan dikompromikan.
Menurut Reuters, kantor kepresidenan di Kyiv sedang menyiapkan dua jalur: membuka ruang negosiasi dan mematangkan strategi militer lanjutan.
Zelensky juga disebut terus memantau laporan dari militer, intelijen, dan diplomat soal peluang negosiasi.
Ia tetap menjalin komunikasi erat dengan sekutu Barat seperti AS dan Uni Eropa untuk memastikan posisi Ukraina tetap kuat baik di medan perang maupun secara politik.
Rusia Belum Beri Tanggapan Langsung
Sementara itu, Kremlin belum memberikan pernyataan resmi terkait kemungkinan pembicaraan ini.
Baca juga: Drone Ukraina Serang Pangkalan Udara Elite Rusia, Putin Ogah Bertemu Langsung Zelensky?
Juru bicara Dmitry Peskov dalam konferensi pers mengatakan bahwa “semua opsi akan dipertimbangkan jika ada inisiatif konkret.”
Sejumlah analis mengartikan pernyataan itu sebagai sinyal terbuka, meski belum menunjukkan komitmen serius dari Moskow.
Dikutip dari Al Jazeera, Rusia kini lebih fokus pada operasi militer di wilayah timur dan selatan Ukraina.
Jika dinamika di medan tempur berubah signifikan, pembicaraan diplomatik bisa menjadi opsi strategis bagi pihak Kremlin.
Tekanan dari Negara Ketiga
Dorongan menuju negosiasi tidak hanya datang dari dalam Ukraina, tetapi juga dari sejumlah negara ketiga yang netral.
Brasil, India, dan Turki termasuk di antara negara yang aktif mendorong kedua belah pihak untuk kembali ke meja perundingan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan bahkan sudah menawarkan Istanbul sebagai lokasi netral untuk perundingan.
Gagasan ini mendapat dukungan dari beberapa diplomat Eropa, meskipun belum ada tanggapan resmi dari Kyiv maupun Moskow.
“Jika Zelensky dan Putin akhirnya bertemu, itu akan menjadi tonggak diplomatik terbesar sejak invasi dimulai,” tulis Le Monde dalam editorial pekan ini.
Bukan Tanda Menyerah
Meski membuka ruang diplomasi, Ukraina tak menunjukkan tanda-tanda melemah di medan perang.
Sebaliknya, Kyiv terus memperkuat posisinya dengan dukungan senjata dari negara Barat.
CNN International melaporkan bahwa Ukraina telah menerima sistem pertahanan udara dan drone tempur terbaru dari Jerman dan Inggris dalam beberapa pekan terakhir.
Baca juga: Putus Asa, Tentara Rusia Pakai Taktik Ganti Tank dengan Sepeda Motor di Garis Depan Lawan Ukraina
Pemerintah juga terus memperingatkan warganya untuk waspada terhadap serangan rudal dan serangan siber yang masih intens dilakukan oleh Rusia.
“Menyiapkan semua skenario bukan berarti menyerah,” kata Menteri Pertahanan Ukraina kepada The Telegraph.
“Itu berarti kami siap jika perang berlanjut, dan kami tidak akan lengah jika perdamaian datang.”
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.