Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik India dan Pakistan

Citra Satelit Tiongkok Ungkap Serangan Udara India Hancurkan Pangkalan Nur Khan Pakistan

Citra satelit dari Tiongkok membenarkan serangan udara India yang menghancurkan Pangkalan Udara Nur Khan Pakistan, ketegangan Asia Selatan meningkat.

YouTube India Today
KONFLIK INDIA-PAKISTAN - Gambar merupakan tangkap layar YouTube India Today pada Senin (12/5/2025), citra satelit yang dirilis oleh perusahaan Tiongkok menunjukkan kerusakan signifikan pada pangkalan udara Pakistan setelah serangan India. Citra satelit dari Tiongkok membenarkan serangan udara India yang menghancurkan Pangkalan Udara Nur Khan Pakistan, ketegangan Asia Selatan meningkat. 

Tindakan ini menandai eskalasi militer terbesar sejak konflik Kargil 1999, menurut laporan Reuters.

Krisis Diplomatik dan Penangguhan Perjanjian

India menangguhkan Perjanjian Air Indus 1960 dan menarik staf diplomatiknya dari Islamabad.

Sebagai balasan, Pakistan menutup wilayah udaranya untuk pesawat India dan menangguhkan Perjanjian Simla 1972.

Peran Internasional dan Gencatan Senjata

Kekhawatiran akan eskalasi nuklir mendorong Amerika Serikat untuk bertindak.

Melalui Wakil Presiden JD Vance dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio, AS menengahi gencatan senjata pada Sabtu (10/5/2025).

Gencatan senjata ini rapuh, dengan laporan pelanggaran dari kedua belah pihak, dikutip dari The Australian.

Baca juga: Gencatan Senjata India-Pakistan: Harapan Baru bagi Warga Kashmir

Akar Konflik yang Belum Terselesaikan

Konflik ini berakar pada sengketa wilayah Kashmir sejak 1947, yang telah memicu beberapa perang dan ketegangan berkepanjangan.

Meskipun terdapat upaya diplomatik, seperti Deklarasi Lahore 1999 dan pertemuan Modi-Sharif 2015, serangan teroris sering kali menggagalkan proses perdamaian.

Meskipun gencatan senjata telah dicapai, ketegangan tetap tinggi.

India skeptis terhadap mediasi pihak ketiga, sementara Pakistan menghadapi tekanan ekonomi dan diplomatik.

Tanpa penyelesaian menyeluruh atas isu Kashmir dan tuduhan terorisme lintas batas, risiko eskalasi kembali tetap ada, dikutip dari The Times.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved