Meitetsu Jepang Rekrut Puluhan WNI Jadi Sopir Truk dan Bus
Meitetsu telah merekrut 12 orang sopir tersebut, yang kini masih menjalani pendidikan di Bandung mengenai budaya Jepang dan hal-hal terkait lainnya
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Perusahaan besar Jepang Meitetsu melalui anak perusahaannya akan merekrut banyak tenaga kerja dari Indonesia sebagai sopir kendaraan besar di Jepang, seperti bus dan truk.
"Kami berencana akan merekrut banyak tenaga kerja dari Indonesia, khususnya pemegang status Tokutei Ginou (TG atau SSW), untuk menjadi sopir kendaraan besar seperti truk," papar Shigeru Tanaka, Eksekutif Direktur Meitetsu Area Partners Inc., khusus kepada Tribunnews.com, kemarin (8/5/2025).
Saat ini, Meitetsu telah merekrut 12 orang sopir tersebut, yang kini masih menjalani pendidikan di Bandung mengenai budaya Jepang dan hal-hal terkait lainnya.
"Rencananya, musim gugur sekitar Oktober, barulah mereka akan dikirim ke Jepang," tambahnya.
Pada perekrutan pertama bulan Februari lalu, terkumpul sekitar 80 kandidat yang berminat bekerja di Jepang. Namun, setelah melalui serangkaian tes, terpilih 13 orang, dan akhirnya menjadi 12 orang yang kini masih mengikuti pendidikan dan pelatihan di Bandung.
Baca juga: Kadin Jepang Siap Tambah Investasi di Indonesia, Fokus Sektor Energi dan Teknologi
"Orang Indonesia sangat baik, tampak tenang, dan merupakan pekerja yang bagus menurut kami. Namun tentu mereka juga harus mempelajari budaya Jepang, memahami bahasa Jepang, dan sebagainya. Bahkan setelah tiba di Jepang, kami masih harus melakukan pelatihan tambahan selama satu hingga dua bulan sebelum mereka benar-benar diterjunkan ke jalanan umum," jelas Tanaka.
Meitetsu Area Partners, yang berpusat di Kota Nagoya, bertanggung jawab dalam perekrutan karyawan asing untuk perusahaan-perusahaan dalam grup Nagoya Railroad dan lainnya.
"Banyak sekali perusahaan Jepang yang meminta tenaga kerja dari Indonesia kepada kami. Mungkin nantinya bisa mencapai ribuan tenaga kerja yang akan kami rekrut. Sekarang kita coba dulu melalui gelombang pertama ini."
Lalu bagaimana dengan antisipasi untuk karyawan Muslim Indonesia?
"Kami sudah siapkan semuanya, mulai dari tempat salat hingga fasilitas lainnya bagi umat Islam. Mereka juga akan tinggal di asrama (dormitory) perusahaan," jelasnya.
Proses seleksi tenaga kerja dilakukan dengan sangat ketat karena pekerjaan sebagai sopir kendaraan besar di Jepang memerlukan perhatian dan fokus tinggi.
Gaji yang ditawarkan pun setara dengan karyawan Jepang, sangat menguntungkan bagi para sopir tersebut. "Tentu saja, selama masa pelatihan di Jepang karena mereka belum bekerja penuh di lapangan, gaji yang diterima akan lebih kecil dari standar umumnya."
"Setelah lulus pelatihan dan ujian di Jepang serta berhasil mendapatkan SIM kendaraan besar, barulah mereka bisa bekerja penuh sebagai sopir. Namun, jika gagal memperoleh SIM, maka mereka tidak dapat melanjutkan pekerjaan sebagai sopir."
Diskusi mengenai tenaga kerja Indonesia di Jepang juga dibuka untuk umum oleh kelompok Pencinta Jepang. Siapa pun boleh bergabung. Kirimkan nama, alamat, dan nomor WhatsApp ke: [email protected].
Mengenal Yakiniku Kuliner Khas Jepang, Lebih dari Sekadar Daging Panggang |
![]() |
---|
Ingin Jadi Top 10 Maskapai Dunia Tahun 2030 Malaysia Airlines Gandeng Google hingga Gunakan AI |
![]() |
---|
2 Fakta 16 Besar Kejuaraan Dunia Voli Putra 2025: Italia Tak Masuk Daftar Unbeaten, 3 Tim Top Absen |
![]() |
---|
Jadwal MotoGP Jepang 2025: Kemenangan ke-100 Marc Marquez Warnai Raihan Gelar Juara Dunia |
![]() |
---|
6 Tips Liburan ke Jepang, Dari Transportasi Hingga Belanja Pakai DANA |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.