Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Sandera Israel Luka Parah, Hampir Tewas Akibat 2 Pemboman Zionis di Jalur Gaza

Sandera Israel terluka parah. Sandera bernama Maxim Herkin hampir tewas akibat 2 pemboman Zionis Israel di Jalur Gaza sekitar dua bulan lalu.

Telegram Brigade Al-Qassam
SANDERA ISRAEL TERLUKA - Tangkap layar Brigade Al-Qassam, Minggu (4/5/2025), memperlihatkan sandera Israel yang diidentifikasi oleh The Times of Israel sebagai Maxim Herkin sedang berbicara dalam sebuah video yang dirilis oleh Brigade Al-Qassam pada 3 Mei 2025. Ia terluka parah akibat pemboman Israel yang terjadi sekitar 2 bulan setelah Israel kembali melakukan pemboman di Jalur Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM - Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), merilis rekaman video seorang sandera Israel di mana ia mengatakan adalah sandera bernomor 24 dan telah dibom dua kali sejak Israel melanggar perjanjian gencatan senjata sekitar dua bulan lalu.

Media Israel The Times of Israel mengidentifikasi sandera tersebut sebagai Maxim Herkin.

Dalam video yang dirilis Brigade Al-Qassam, sandera bernama Maxim Herkin itu terlihat menderita luka parah di wajah dan lengan kirinya.

Maxim Herkin mengatakan ia dibom setelah pertempuran kembali terjadi ketika perjanjian gencatan senjata tahap pertama berakhir dan Israel memulai kembali serangannya di Jalur Gaza pada 18 Maret 2025.

Ia bercerita bahwa ia hampir tewas akibat pemboman tersebut, sehingga memaksa Brigade Al-Qassam untuk menempatkannya di dalam terowongan demi keselamatannya. 

Setelah pemboman itu, ia mengatakan dia dibom lagi ketika berada di bawah tanah, dan sekali lagi dia hampir tewas akibat serangan tersebut.

Ia mengatakan ini adalah tekanan militer yang diklaim Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pemerintahannya akan membawa kembali para sandera.

Maxim kemudian menceritakan kehidupannya yang sangat sulit, kekurangan obat-obatan, dan tidak mungkin untuk mengevakuasi dirinya yang terluka ke rumah sakit.

Sandera itu menjelaskan dia tidak tahu apa pun tentang rekannya yang berada bersamanya di tempat yang sama pada saat pengeboman itu.

Ia mengatakan perang ini akan segera berhenti jika putra Netanyahu atau putra salah satu menterinya ada di Jalur Gaza, sambil menekankan bahwa nyawa para sandera seolah tidak lebih berharga daripada mereka.

Ketika para pejuang Brigade Al-Qassam mencoba menyelamatkan tawanan dari dalam terowongan, ia bercerita tentang seorang rekannya yang bernama Bar dan meminta mereka untuk mencarinya dan menyelamatkannya.

Baca juga: PM Israel Netanyahu Anggap Kalahkan Hamas Lebih Penting daripada Bebaskan 59 Sandera

Sandera tersebut mencatat bahwa Israel sedang mendekati Hari Kemerdekaan, yang artinya video tersebut direkam sebelum malam tanggal 30 April, dan ia tidak tahu bagaimana mereka akan merayakannya sementara 59 sandera masih berada di Jalur Gaza.

"Bagaimana Anda akan mengibarkan bendera dan mengadakan pesta barbekyu? Bagaimana Anda akan merayakannya?" lanjutnya sambil menyerukan seluruh warga Israel untuk segera turun ke jalan demi para sandera, seperti diberitakan Al Jazeera.

Tahanan itu berbicara kepada masyarakat Israel, dengan mengatakan semua orang di pemerintahan Israel menentang keselamatan para sandera, sedangkan mereka tidak peduli pada nasib para sandera.

"Semua orang menentang kami, pemerintah dan perdana menterinya. Kami tidak menjadi incaran mereka. Tidak seorang pun peduli di mana kami berada atau apa yang terjadi pada kami. Kalian menyaksikannya sendiri," katanya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved