Selasa, 7 Oktober 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Boeing Terjepit Perang Dagang, Tiongkok Kembalikan 50 Pesawat dan Desak Trump Cabut Tarif

Boeing produsen pesawat asal AS kini melobi langsung Presiden Donald Trump agar mencabut tarif tinggi yang dianggap tidak menguntungkan.

Facebook The White House
TARIF DAGANG AS - Foto ini diambil pada Kamis (3/4/2025) dari Facebook The White House memperlihatkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berbicara selama konferensi pers setelah menandatangani kenaikan tarif dagang baru antara AS dan negara lain di dunia, di Gedung Putih di Washington, DC, AS pada Rabu (2/4/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Boeing tengah menghadapi pukulan telak dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Dikatakan 50 pesawat yang dipesan maskapai China batal dibeli.

Produsen pesawat asal AS itu kini melobi langsung Presiden Donald Trump agar mencabut tarif tinggi yang dianggap "tidak menguntungkan".

Dilansir The Guardian, Boeing menyebut tarif tinggi yang diterapkan Trump sebagai pemicu utama pembatalan tersebut.

Sebagai respons atas tarif impor AS hingga 145 persen, China memberlakukan bea balasan sebesar 125 persen untuk produk Amerika, termasuk pesawat buatan Boeing.

"Dua unit pesawat telah dikembalikan ke AS, dan satu lagi sedang dalam perjalanan kembali dari China," kata Kelly Ortberg, CEO Boeing.

Dalam panggilan dengan investor, ia mengatakan pihaknya berharap tarif ini "dapat diselesaikan seiring waktu".

Boeing juga mengonfirmasi akan mencoba menjual 50 pesawat yang batal dibeli China ke maskapai lain di luar negeri.

“Ini situasi yang tidak menguntungkan, tapi kami punya banyak pelanggan yang menginginkan pengiriman dalam waktu dekat,” ujar Ortberg.

Produksi untuk 41 pesawat telah berjalan dan sembilan lainnya masih direncanakan untuk pengiriman tahun ini.

Ortberg menyebut banyak pelanggan di China menolak menerima pengiriman karena tarif, namun sejumlah maskapai lain sudah menyatakan minat terhadap pesawat yang dibatalkan.

Jika perlu, Boeing akan mengecat ulang pesawat sesuai warna maskapai baru.

Baca juga: Langka, Trump Kecam Putin Buntut Serangan Brutal Rusia ke Kyiv: Vladimir, Stop!

Meskipun terguncang oleh pembalasan dagang ini, Boeing tetap berkomitmen menaikkan produksi jet 737 Max menjadi 38 unit per bulan.

Harga saham perusahaan naik 5,7 persen pada Rabu (23/4/2025) setelah melaporkan kerugian kuartal pertama tahun 2025 menyempit menjadi $31 juta, dibandingkan 355 juta dolar Amerika tahun lalu.

Ortberg juga menekankan bahwa Boeing dan Airbus mendukung "lingkungan non-tarif", berbeda dengan keyakinan Trump bahwa tarif akan memulihkan dominasi manufaktur AS.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved