Konflik Palestina Vs Israel
Nasib Sandera Israel-AS Masih Jadi Misteri, Brigade Al-Qassam Sebut Penjaganya Ditemukan Tewas
Brigade Al-Qassam sebut sandera Israel-AS Edan Alexander tidak diketahui kondisinya, tapi penjaganya yang merupakan anggota Qassam ditemukan tewas.
TRIBUNNEWS.COM - Sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), Brigade Al-Qassam, menyampaikan bahwa keberadaan tawanan berkewarganegaraan ganda Israel-Amerika, Edan Alexander, masih belum diketahui.
Dalam keterangan resmi yang disampaikan pada Sabtu, 19 April 2025, Brigade Al-Qassam menyebut mereka berhasil mengevakuasi jenazah salah satu anggota yang sebelumnya bertanggung jawab menjaga Edan.
Namun belum ada informasi pasti mengenai nasib Edan maupun tawanan lainnya.
Sebelumnya, pada Selasa, 15 April 2025, Hamas telah menyampaikan bahwa mereka kehilangan kontak dengan kelompok militan yang sebelumnya mengawal Edan Alexander.
Diketahui bahwa Edan merupakan satu-satunya tawanan asal Amerika Serikat yang masih hidup, dan sempat direncanakan akan dibebaskan pada hari pertama kesepakatan gencatan senjata jika perjanjian baru dapat dicapai.
Adi Alexander Berharap Edan Segera Dibebaskan
Setelah pernyataan dari Brigade Al-Qassam tersebut, ayah Edan, Adi Alexander, menyampaikan harapannya agar putranya masih hidup.
Edan, yang saat ditangkap pada 7 Oktober 2023 sedang bertugas sebagai tentara Israel, menurut sang ayah, seharusnya menjadi prioritas dalam negosiasi antara Amerika Serikat dan Hamas.
Ia menyerukan agar AS menggelar pembicaraan langsung dengan Hamas demi pembebasan putranya dan para tawanan lainnya—baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal.
Adi Alexander mengungkapkan kekecewaannya atas proses negosiasi yang terhambat dan mengatakan bahwa situasi saat ini hampir kembali seperti awal konflik, yang menurutnya sangat mengkhawatirkan.
Ia juga menyampaikan bahwa Edan adalah seorang atlet dan warga negara Amerika sejati, serta meyakinkan bahwa banyak pihak baik dari Israel maupun AS terus memperjuangkan kebebasannya.
Baca juga: Sandera Israel Baron Barslavsky: Bom akan Jatuh di Kepalaku, Darahku di Lehermu Netanyahu
Hamas sebelumnya sempat menyatakan bersedia untuk membebaskan Edan dan mengembalikan jenazah empat warga negara AS lainnya.
Namun hingga kini, juru bicara Departemen Luar Negeri AS belum memberikan pernyataan langsung terkait perkembangan nasib Edan, hanya menegaskan bahwa Hamas seharusnya segera membebaskan semua tawanan yang tersisa.
Sementara itu, proses perundingan tahap kedua terkait pertukaran tahanan dan perpanjangan gencatan senjata antara Israel dan Hamas masih berlangsung dengan penuh tantangan.
Pada tahap pertama, gencatan senjata telah dimulai sejak 19 Januari 2025, dan rencananya akan dilanjutkan jika kesepakatan bisa tercapai.
Namun, pada 18 Maret 2025, Israel kembali melancarkan serangan ke Gaza, yang membuat upaya mediasi semakin sulit.
Mediator dari Qatar dan Mesir terus berusaha menjembatani kedua pihak agar mencapai kesepakatan baru.
Menurut data Kementerian Kesehatan Gaza, sejak konflik dimulai pada Oktober 2023, lebih dari 51.157 warga Palestina telah meninggal dunia, dan lebih dari 116.724 lainnya mengalami luka-luka akibat serangan Israel, seperti diberitakan Anadolu Agency.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.