Konflik Rusia Vs Ukraina
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.148: Soal Warganya Turut Berperang, China Lontarkan Bantahan
Soal warga Tiongkok ditangkap dan tampil di depan publik, Tiongkok membantah keras tudingan bahwa mereka terlibat dalam perang Rusia-Ukraina.
TRIBUNNEWS.COM - Perang Rusia-Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari 2022 telah memasuki hari ke-1.148 pada Rabu (16/4/2025).
Tiongkok menolak tuduhan yang mengaitkan negaranya dengan keterlibatan langsung dalam perang Rusia-Ukraina,.
Komentar dari China datang setelah dua warganya ditangkap oleh pasukan Ukraina.
Serangan pesawat nirawak (drone) Ukraina mengguncang kota Kursk di Rusia pada Selasa (15/4/2025).
Satu warga lanjut usia tewas dalam serangan tersebut dan sembilan orang lainnya terluka.
Dalam perkembangan lainnya, Ukraina, Inggris, Prancis, dan Turki tengah membahas keberadaan militer asing untuk memastikan keamanan Laut Hitam.
Pertemuan tersebut berlangsung di Ankara, Turki.
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.148:
China Bantah Terkait Perang Ukraina, Minta Dunia Tak Tergiring "Sensasi" Tahanan Warganya
Tiongkok menolak tuduhan yang mengaitkan negaranya dengan keterlibatan langsung dalam perang Rusia-Ukraina, menyusul penangkapan dua warganya oleh pasukan Ukraina.
Pernyataan ini dikeluarkan usai Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Moskow menggunakan warga negara Tiongkok di garis depan.
Zelensky juga mengklaim bahwa ratusan warga Tiongkok turut berperang.
Baca juga: 5 Populer Internasional: Kursk Membara, Drone Ukraina Serbu Rusia - Bantuan untuk Harvard Dibekukan
Dalam konferensi pers yang digelar di Kyiv pada Selasa (15/4/2025), dua warga negara Tiongkok yang menjadi tawanan perang tampil di bawah pengawalan bersenjata, The Guardian melaporkan.
Keduanya menyatakan harapan agar dapat dimasukkan dalam pertukaran tahanan dan menyampaikan pesan kepada warga Tiongkok lainnya agar tidak ikut serta dalam konflik tersebut.
Menanggapi hal ini, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian, menyebut isu tersebut sebagai bentuk “manipulasi dan sensasi”.
Ia menegaskan bahwa pihaknya sedang memverifikasi informasi dan kondisi terkait kedua warga negaranya yang ditahan di Ukraina.
“Kami mendesak pihak-pihak terkait untuk memahami secara objektif dan tidak memihak posisi Tiongkok,” ujar Lin dalam pernyataan resminya, seperti dikutip dari The Guardian.
China sebelumnya telah menyatakan sikap netral dalam konflik Rusia-Ukraina dan menyerukan penyelesaian damai.
Drone Ukraina Hantam Kota Kursk Rusia: 1 Tewas, 9 Terluka, Kyiv Klaim Sasar Target Militer
Serangan pesawat nirawak (drone) Ukraina mengguncang kota Kursk di Rusia pada Selasa (15/4/2025), menewaskan satu warga lanjut usia dan melukai sembilan orang lainnya.
Menurut otoritas setempat, enam dari korban luka dirawat di rumah sakit karena mengalami luka pecahan peluru, luka bakar, dan cedera kepala.
“Korban tewas adalah seorang wanita tua,” ujar pernyataan resmi yang dikutip oleh kantor berita Reuters.
Serangan ini terjadi di Kursk, ibu kota regional yang terletak sekitar 90 kilometer dari perbatasan Ukraina.
Seorang pejabat Ukraina menyinggung serangan tersebut melalui media sosial, namun mengklaim bahwa yang menjadi sasaran adalah infrastruktur militer, bukan warga sipil.
Pernyataan tersebut belum dapat diverifikasi secara independen.
Baca juga: China Angkat Bicara setelah 2 Prajurit yang Ditangkap Ukraina Muncul di Publik
Serangan drone lintas batas seperti ini telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, seiring Ukraina memperluas jangkauan operasinya ke wilayah Rusia.
Kota Kursk sendiri sebelumnya juga pernah menjadi target serangan drone Ukraina, mengingat lokasinya yang strategis dekat perbatasan dan diduga menyimpan fasilitas logistik militer.
Bakar Rel Kereta dan Helikopter, 5 Anak Muda Rusia Dihukum Penjara hingga 18 Tahun
Lima pemuda Rusia dijatuhi hukuman penjara hingga 18 tahun oleh pengadilan militer setelah dinyatakan bersalah atas pembakaran infrastruktur kereta api dan sebuah helikopter di luar Moskow tahun lalu.
Vonis ini dilaporkan oleh kantor berita pemerintah TASS pada Senin (14/4/2025).
Kelima terdakwa saat itu berusia antara 19 hingga 22 tahun.
Jaksa penuntut menyatakan bahwa mereka bertindak atas perintah dari individu yang diduga memiliki hubungan dengan badan intelijen militer Ukraina, GUR.
Kasus ini menarik perhatian publik karena melibatkan dugaan koneksi dengan Ukraina di tengah konflik yang terus memanas antara kedua negara.
Pada saat kejadian, GUR mengunggah sebuah video yang memperlihatkan helikopter terbakar.
Helikopter tersebut disebut-sebut sebagai milik Kementerian Pertahanan Rusia.
Namun, GUR tidak secara langsung mengklaim bertanggung jawab atas insiden tersebut.
TASS menyebut bahwa pengadilan menilai tindakan mereka sebagai sabotase yang membahayakan keamanan negara.
Belum ada komentar resmi dari pihak Ukraina terkait vonis ini.
Negosiasi Keamanan Laut Hitam: Ukraina, NATO, dan Turki Bahas Keberadaan Militer Asing
Baca juga: Giliran Kursk Membara, Ratusan Drone Ukraina Serbu Rusia, 175 Pasukan Kiev Rontok dalam Sehari
Negosiasi di Ankara antara Ukraina, Inggris, Prancis, dan Turki tengah membahas keberadaan militer asing untuk memastikan keamanan Laut Hitam.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyatakan bahwa Turki memiliki peran penting dalam jaminan keamanan kawasan ini, Suspilne melaporkan.
Zelensky menekankan bahwa keamanan Laut Hitam memerlukan kehadiran militer, yang sangat penting bagi kota-kota seperti Odessa dan Mykolaiv.
Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, melakukan kunjungan ke Ukraina pada 15 April.
Sebelumnya, Presiden Turki Erdogan juga menyatakan komitmennya untuk mencegah Laut Hitam menjadi zona perang.
AS mempertimbangkan pencabutan sanksi terhadap Rusia sebagai imbalan atas gencatan senjata di Laut Hitam.
Namun, Zelensky menanggapi bahwa Putin menolak usulan gencatan senjata sementara yang disetujui Ukraina.
Dia menegaskan bahwa pelanggaran oleh Rusia akan berujung pada sanksi lebih lanjut.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.