Selasa, 7 Oktober 2025

Iran Vs Amerika Memanas

Jelang Putaran Baru Perundingan Nuklir, Trump Gelar Rapat Tertutup Bahas Iran

Presiden AS Donald Trump menggelar pertemuan tertutup pada hari Selasa (15/4/2025) untuk membahas strategi AS dalam perundingan nuklir dengan Iran.

Tangkapan layar YouTube White House
PRESIDEN AMERIKA SERIKAT - Tangkapan layar YouTube White House yang diambil pada Selasa (15/4/2025) memperlihatkan Donald Trump memberikan ucapan selamat Paskah pada 13 April 2025. Presiden AS Donald Trump menggelar pertemuan tertutup pada hari Selasa (15/4/2025) untuk membahas strategi AS dalam perundingan nuklir dengan Iran. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden AS Donald Trump menggelar pertemuan tertutup pada Selasa (15/4/2025) untuk membahas strategi AS dalam perundingan nuklir tahap 2 dengan Iran.

Dua sumber yang dekat dengan AS mengatakan bahwa pertemuan tersebut digelar di ruang situasi Gedung Putih.

Pertemuan ini dihadiri oleh seluruh tim keamanan nasional dan kebijakan luar negeri pemerintahan Trump.

Di antaranya Wakil Presiden JD Vance , Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Menteri Pertahanan Pete Hegseth, penasihat keamanan nasional Gedung Putih Mike Waltz, utusan Trump Steve Witkoff, Direktur CIA John Ratcliffe dan pejabat tinggi lainnya.

"Pertemuan tingkat tinggi dengan semua pejabat tinggi keamanan nasional dan kebijakan luar negeri pemerintahan Trump yang hadir difokuskan pada pembahasan posisi AS dalam putaran pembicaraan berikutnya yang direncanakan pada hari Sabtu," kata sumber tersebut, dikutip dari Axios.

Sumber tersebut mengatakan pertemuan ini difokuskan pada pembentukan posisi AS menjelang putaran kedua perundingan yang dijadwalkan pada hari Sabtu di Oman, dikutip dari shafaq.com.

Pembicaraan tersebut menyusul panggilan telepon antara Trump dan Sultan Oman Haitham bin Tariq pada hari yang sama.

Trump mengucapkan terima kasih kepada Sultan Oman Haitham bin Tariq atas bantuan negaranya dalam memfasilitasi pembicaraan dengan Iran mengenai program nuklirnya.

"Trump mengucapkan terima kasih kepada bin Tariq "karena menjadi tuan rumah pertemuan langsung pertama antara Amerika Serikat dan Iran, dan menekankan perlunya Iran untuk mengakhiri program nuklirnya melalui negosiasi," kata juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt kepada wartawan, dikutip dari Anadolu Anjansi.

Panggilan telepon itu dilakukan tiga hari setelah AS dan Iran mengakhiri putaran pertama perundingan di Oman.

Sementara itu, kementerian luar negeri Iran mengonfirmasi pada Senin (14/3/2025) malam bahwa perundingan akan kembali diadakan di Muscat, ibu kota Oman.

"Telah disepakati bahwa Muscat akan tetap menjadi tuan rumah putaran kedua perundingan, yang akan diselenggarakan pada hari Sabtu, 19 April," kata Esmail, dikutip dari Iran International.

Baca juga: AS Ultimatum Iran: Stop Total Pengayaan Uranium atau Bersiap Perang

Pernyataan ini sekaligus membantah laporan sebelumnya, baik dari pihak Iran maupun Italia, yang menyebutkan bahwa negosiasi akan dipindahkan ke lokasi lain, yakni Eropa.

Sebelumnya, Axios mengutip dua sumber tanpa nama melaporkan bahwa putaran kedua pembicaraan AS-Iran akan diadakan di Roma pada hari Sabtu, 19 April 2025.

Hal tersebut juga dikonfirmasi oleh Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani.

"Kami menerima permintaan dari pihak-pihak yang berkepentingan dan dari Oman, yang berperan sebagai mediator, dan kami telah memberikan respons positif," kata Tajani sebagaimana dikutip ANSA di pameran Expo dunia di kota Osaka, Jepang.

Sebelumnya, negosiasi nuklir Iran-AS putaran pertama telah digelar pada Sabtu (12/4/2025).

Kedua pihak mengatakan bahwa pembicaraan ini membawa hasil 'positif'.

Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan bahwa pembicaraan ini saling menghormati.

"Perundingan hari Sabtu telah dilakukan dalam suasana yang konstruktif dan berdasarkan rasa saling menghormati," kata Kemenlu Iran.

Sementara Gedung Putih mengatakan bahwa terdapat kemajuan dari pembicaraan ini.

"Masalah-masalah ini sangat rumit, dan komunikasi langsung Utusan Khusus Witkoff hari ini merupakan langkah maju dalam mencapai hasil yang saling menguntungkan," katanya, seraya menambahkan kedua belah pihak sepakat untuk bertemu lagi Sabtu depan.

Trump telah menerapkan kembali kampanye “tekanan maksimum” terhadap Teheran sejak Februari.

Banyak tekanan yang dilakukan AS terhadap Iran dengan harapan akan penyelesaian diplomatik.

Trump telah mengancam Iran dengan serangan militer dan sanksi sekunder jika Iran gagal mencapai kesepakatan baru dengan AS mengenai program nuklirnya.

Pada tahun 2015, Iran mencapai kesepakatan dengan kekuatan dunia, termasuk Amerika Serikat, untuk mengekang program nuklirnya karena kekhawatiran negara itu berpotensi mengembangkan senjata nuklir.

Saat itu, Washington dan Teheran menandatangani Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) 2015.

Namun pada tahun 2018, Trump secara sepihak menarik AS dari kesepakatan nuklir tersebut.

Setelah menarik diri, Trump kemudian menjatuhkan sanksi terhadap Iran.

(Tribunnews.com/Farrah)

Artikel Lain Terkait Iran Vs Amerika Memanas

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved