Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Zelensky Undang Trump ke Ukraina, Ajak Saksikan Realita Perang: Lihat Sendiri Dampaknya

Presiden Volodymyr Zelensky secara terbuka mengundang Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengunjungi Ukraina. 

YouTube The White House
ZELENSKY DAN TRUMP - Foto ini diambil pada Rabu (5/3/2025) dari YouTube The White House, memperlihatkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (kanan) dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kiri) berbincang dalam pertemuan di Gedung Putih pada hari Jumat, 28 Februari 2025. Presiden Volodymyr Zelensky secara terbuka mengundang Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengunjungi Ukraina.  

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Volodymyr Zelensky secara terbuka mengundang Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengunjungi Ukraina

Dalam wawancara program 60 Minutes yang disiarkan CBS pada Minggu (14/4/2025), Zelensky menegaskan pentingnya bagi Trump untuk menyaksikan langsung dampak nyata invasi Rusia yang telah berlangsung selama lebih dari tiga tahun.

“Tolong, sebelum mengambil keputusan apa pun, sebelum melakukan bentuk negosiasi apa pun, datanglah untuk melihat orang-orang, warga sipil, prajurit, rumah sakit, gereja, anak-anak yang hancur atau tewas,” ujar Zelensky, dikutip dari Kyivpost.

Menurutnya, kunjungan langsung ke wilayah Ukraina yang dilanda perang akan membuat Trump benar-benar memahami tindakan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Tidak hanya itu, ia berharap dengan kunjungan Trump maka dapat mempertimbangkan negosiasi dengan Putin.

“Anda akan mengerti dengan siapa Anda membuat kesepakatan,” tambah Zelensky, merujuk pada keinginan Trump untuk mengakhiri perang dengan mendorong negosiasi langsung antara Washington dan Moskow.

Undangan ini muncul tak lama setelah pertikaian tajam di Gedung Putih antara Zelensky, Trump, dan Wakil Presiden AS JD Vance pada akhir Februari lalu.

Dalam pernyataannya kepada media, Vance menuduh Ukraina mengatur 'tur propaganda' bagi para pemimpin asing guna mendapatkan simpati dan dukungan internasional.

Zelensky membantah tuduhan itu secara tegas. 

Ia menyatakan bahwa jika Trump benar-benar datang ke Ukraina, kunjungan tersebut tidak akan diatur atau dikemas secara teatrikal. 

“Kami tidak akan menyiapkan apa pun. Itu tidak akan menjadi sandiwara. Anda dapat pergi ke mana pun yang Anda inginkan, di kota mana pun yang pernah diserang,” katanya.

Trump sendiri telah lama menyuarakan keinginannya untuk segera mengakhiri konflik antara Ukraina dan Rusia, bahkan jika itu berarti Amerika Serikat harus berbicara langsung dengan Moskow. 

Baca juga: Rusia Bantah Tuduhan Zelensky, Klaim Tidak Pernah Rekrut Warga China Dalam Perang Ukraina

Namun, rencana ini memunculkan kekhawatiran dari pihak Ukraina dan sekutunya, mengingat serangan militer Rusia terus berlangsung.

Washington dikabarkan telah memulai pembicaraan dengan Kyiv mengenai kemungkinan gencatan senjata.

Sementara beberapa negara Eropa juga tengah mempertimbangkan pengerahan pasukan untuk mendukung stabilitas di wilayah Ukraina.

Kyiv sebelumnya telah menyetujui usulan gencatan senjata tanpa syarat dari AS, tetapi Moskow menolaknya. 

Zelensky menuding bahwa kegagalan itu disebabkan oleh satu hal: ketidakpercayaan terhadap Putin.

"Putin tidak bisa dipercaya. Saya sudah berkali-kali mengatakan itu kepada Presiden Trump. Jadi, ketika Anda bertanya mengapa gencatan senjata tidak berhasil, inilah alasannya," ujarnya.

Menurut Zelensky, niat Putin tidak pernah menuju perdamaian.

Ia kemudian menuduh Putin bahwa Moskow sengaja ingin menghancurkan Ukraina.

"Putin tidak pernah menginginkan berakhirnya perang. Putin tidak pernah menginginkan kita merdeka. Putin ingin menghancurkan kita sepenuhnya, kedaulatan kita, dan rakyat kita.”

Sementara itu,  Moskow dan Kiev pada prinsipnya sepakat bulan lalu untuk menerapkan gencatan senjata terbatas selama 30 hari, dikutip dari AP News.

Mereka mengeluarkan pernyataan yang saling bertentangan segera setelah pembicaraan terpisah dengan pejabat AS di Arab Saudi. 

Mereka berbeda pendapat tentang waktu dimulainya penghentian serangan, dan dugaan pelanggaran yang hampir terjadi secara langsung oleh pihak lain.

(Tribunnews.com/Farrah)

Artikel Lain Terkait Volodymyr ZelenskyDonald Trump dan Konflik Rusia vs Ukraina

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved