Perang AS di Yaman Membantu Meningkatkan Kemampuan Militer Houthi, Kata Pemimpin Ansarallah Houthi

Perang AS di Yaman Membantu Meningkatkan Kemampuan Militer Houthi, Kata Pemimpin Ansarallah Houthi

TRIBUNNEWS.COM- Pemimpin Ansarallah Abdul Malik al-Houthi menyatakan pada 10 April bahwa perang Washington di Yaman “tidak akan mampu” melemahkan Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) dan sebaliknya “berkontribusi pada pengembangan lebih lanjut mereka.”

"Musuh Amerika tidak akan mampu menghancurkan kemampuan militer kami, dukungan kami untuk Gaza, atau mencegah kami menyerang navigasi maritim Israel. Sebaliknya, kami akan meningkatkan serangan lebih jauh, dan kami terus mengembangkan kemampuan militer kami," kata pemimpin perlawanan Yaman tersebut dalam pidato yang disiarkan televisi.

Ia juga menegaskan bahwa operasi YAF dalam mendukung Palestina “akan terus berlanjut, baik melalui serangan rudal dan pesawat nirawak di wilayah Palestina yang diduduki atau dengan mencegah navigasi Israel di laut.”

“Navigasi maritim musuh Israel melalui Laut Merah telah terhenti total; Israel telah mencapai titik putus asa, dan Pelabuhan Eilat tetap kosong – mereka tidak dapat lagi memanfaatkannya,” kata Houthi.

Pidatonya disampaikan beberapa jam setelah serangan udara AS menghantam ibu kota Yaman, Sanaa, dan kota pelabuhan Hodeidah, menewaskan sedikitnya 16 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, menurut TV Al-Masirah.

AS memulai kembali perang ilegalnya di negara termiskin di dunia Arab bulan lalu untuk mendukung genosida Israel terhadap Palestina, membom Yaman ratusan kali dalam serangan yang sejauh ini gagal melemahkan kemampuan militer Sanaa.

Kampanye udara yang gencar telah memicu kekhawatiran di Washington bahwa tentara AS akan segera perlu merelokasi amunisi presisi jarak jauh dari kawasan Asia-Pasifik mengingat besarnya jumlah persenjataan yang dibakar Washington.

"Kesiapan AS di Pasifik terganggu oleh pengerahan kapal perang dan pesawat oleh Pentagon... Kapal dan pesawat Amerika, serta personel yang bekerja di dalamnya, didorong pada apa yang disebut militer sebagai tempo operasi yang tinggi. Bahkan perawatan peralatan dasar menjadi masalah dalam kondisi yang sulit itu," kata pejabat kongres anonim kepada New York Times (NYT). 

Kapal induk USS Harry S. Truman, yang terus-menerus menjadi sasaran YAF di Laut Merah, akan segera bergabung dengan  USS Carl Vinson,  yang sebelumnya dikerahkan di Pasifik barat.

Sumber yang berbicara kepada CNN selama akhir pekan mengindikasikan bahwa perang Yaman telah merugikan Washington hampir $1 miliar dalam waktu kurang dari tiga minggu. Selain itu, YAF telah menembak jatuh hampir 20 pesawat nirawak MQ-9 Reaper canggih, yang masing-masing bernilai $30 juta.

Menurut laporan di media Arab pada hari Kamis, Sanaa baru-baru ini menolak proposal AS untuk menghentikan serangan terhadap kapal perang AS di Laut Merah dengan imbalan Washington menghentikan serangan udaranya.

“Yaman akan membalas pengepungan dengan pengepungan dan eskalasi dengan eskalasi. Agresor adalah pihak yang paling tidak adil. Jika Anda kembali [ke permusuhan], kami akan kembali [ke permusuhan]. Kami akan memaksa entitas Zionis dan mereka yang mendukungnya untuk tunduk pada hukum dan perjanjian internasional, termasuk perjanjian gencatan senjata,” kata Menteri Pertahanan dalam Pemerintahan Keselamatan Nasional (NSG) yang dipimpin Ansarallah, Mayor Jenderal Mohammed al-Atifi, pada 17 Maret.

SUMBER: THE CRADLE