Konflik Palestina Vs Israel
Dampak Serangan Israel: Korban Tewas Mencapai 50.609 di Gaza
Dengan jumlah korban yang kini mencapai lebih dari 50 ribu orang, situasi ini memunculkan pertanyaan mendalam tentang dampak serangan tersebut.
TRIBUNNEWS.COM - Serangan udara yang terus menerus dilancarkan oleh Israel di Gaza telah menciptakan gelombang kemarahan di seluruh dunia.
Dengan jumlah korban yang kini mencapai lebih dari 50 ribu orang, situasi ini memunculkan pertanyaan mendalam tentang dampak serangan tersebut, khususnya pada warga sipil.
Apa Saja Serangan Terbaru yang Dilakukan Israel?
Dalam serangan terbaru yang terjadi baru-baru ini, jet tempur Israel mengebom tiga sekolah yang menjadi tempat pengungsian bagi warga sipil Palestina.
Menurut laporan dari Al Jazeera, serangan ini merenggut nyawa sedikitnya 33 orang, termasuk 18 anak-anak.
Sekolah-sekolah tersebut sebelumnya telah menjadi tempat berlindung bagi ratusan keluarga yang melarikan diri dari konflik.
Apakah Target Serangan Hanya Sekolah?
Tidak hanya sekolah, serangan juga diarahkan pada infrastruktur penting di Gaza.
Di antaranya adalah pabrik desalinasi air di sebelah timur Kota Gaza yang dihancurkan, merusak akses air bagi penduduk yang telah terjebak selama berbulan-bulan.
Pasukan Israel juga menargetkan sebuah rumah di Khan Yunis yang mengakibatkan 10 orang tewas.
Di sisi lain, dua warga Palestina juga dilaporkan ditembak mati dalam serangan terpisah di Tepi Barat.
Bagaimana Situasi di Wilayah Lain?
Agresi Israel tidak hanya terbatas di Gaza.
Wilayah Lebanon juga menjadi sasaran, di mana pesawat nirawak Israel menyerang sebuah apartemen di pelabuhan Sidon, menewaskan tiga orang.
Dalam dua minggu terakhir, lebih dari 1.000 warga sipil di Gaza telah kehilangan nyawa akibat serangan ini.
Apa Dampak Serangan Terhadap Korban dan Infrastruktur?
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, jumlah total korban tewas sejak awal Oktober 2023 telah mencapai 50.609 orang, dengan 115.063 lainnya mengalami luka-luka.
Dalam 24 jam terakhir, sebanyak 287 orang dilaporkan terluka, dan banyak yang diyakini masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan.
Salah satu fasilitas kesehatan, klinik milik UNRWA di Jabalia, juga hancur akibat serangan, yang seharusnya berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi warga sipil.
Apa yang Terjadi dengan Anak-anak di Gaza?
Krisis yang terjadi di Gaza telah memicu fenomena yang sangat mengkhawatirkan:
Krisis Anak Yatim.
Biro Statistik Pusat Palestina melaporkan bahwa lebih dari 39.000 anak di Gaza kini menjadi yatim, dengan sekitar 17.000 di antaranya kehilangan kedua orang tua mereka.
Situasi ini telah digambarkan sebagai bencana anak yatim terbesar dalam sejarah modern.
Apa Respon Internasional Terhadap Situasi Ini?
Ketegangan ini semakin meningkat seiring dengan pengeluaran surat perintah penangkapan oleh Pengadilan Pidana Internasional (ICC) untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang.
Selain itu, Kementerian Luar Negeri Jerman menyerukan kembalinya gencatan senjata dan pembukaan akses bantuan kemanusiaan ke Gaza, meskipun sebelumnya Jerman menolak resolusi Dewan HAM PBB yang menyerukan langkah serupa.
Dengan jumlah korban yang terus meningkat dan infrastruktur yang hancur, pertanyaan mengenai langkah selanjutnya untuk menghentikan kekerasan ini semakin mendesak.
Situasi di Gaza saat ini menuntut perhatian dan tindakan nyata dari masyarakat internasional demi mengakhiri penderitaan yang berkepanjangan.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.