China Gelar Latihan Militer, Kerahkan Pasukan Gabungan Kirim 19 Kapal Perang untuk Kepung Taiwan
China menggelar latihan militer di dekat wilayah Taiwan, mengerahkan sejumlah pasukan gabungan hingga menerjunkan 19 kapal perang dan kapal induk
TRIBUNNEWS.COM – Militer China dilaporkan tenggah menggelar latihan militer besar-besaran di dekat wilayah Taiwan pada Selasa (1/4/2025).
Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh juru Bicara Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China, Shi Yi.
Dalam keterangan resmi yang dikutip Guardian, latihan digelar dengan mengerahkan sejumlah pasukan gabungan mulai dari militer darat, laut, dan udara di dekat wilayah Taiwan.
Adapun latihan militer ini bertujuan untuk mengirimkan peringatan keras kepada Lai Ching Te presiden Taiwan, agar Taipei tidak mencari kemerdekaan formal.
"Latihan ini dimaksudkan sebagai peringatan keras dan penahanan yang kuat terhadap kemerdekaan Taiwan," kata Shi.
"Latihan militer ini ditujukan untuk menguji kemampuan pasukan dalam melaksanakan operasi terpadu, merebut kendali operasional, dan melakukan serangan presisi multiarah," imbuhnya
Kendati mendapat kecaman, China mengklaim bahwa tindakan itu sah dan perlu dilakukan.
Mereka berdalih latihan militer terbesar di awal 2025 ini perlu digelar demi menjaga kedaulatan dan persatuan China.
"Latihan tersebut berfokus pada patroli kesiapan tempur laut-udara, perebutan bersama atas keunggulan komprehensif, penyerangan terhadap target maritim dan darat, dan blokade terhadap area-area utama dan jalur laut," Jelas Shi Yi.
China Kerahkan 19 Kapal Perang
Kementerian Pertahanan Taiwan turut mengatakan kelompok 19 kapal perang dan kapal induk Shandong milik China telah memasuki zona identifikasi udara wilayahnya.
Baca juga: Ketegangan Meningkat di Selat Taiwan: 27 Pesawat Tiongkok Dekati Taipei
Sebagai tanggapan. Taiwan mengaku telah mengirimkan pesawat dan kapal militer serta mengaktifkan sistem rudal berbasis darat.
Sementara Menteri Pertahanan Taiwan Wellington Koo menyebutkan bahwa langkah ini memberikan sebuah bukti bahwa China memang tak peduli terhadap stabilitas regional.
"Saya ingin mengatakan tindakan ini mencerminkan dengan jelas penghancuran (China) terhadap perdamaian dan stabilitas regional," kata Menteri Pertahanan Taiwan Wellington Koo.
AS Desak Perdamaian
Perseteruan ini telah terjadi bertahun-tahun lamanya, China bersikeras bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayahnya.
Bagi pemerintah China, mengizinkan Taiwan merdeka akan berarti menerima pembagian teritorial China, yang akan mengancam integritas negara tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.