Konflik Palestina Vs Israel
Israel Klaim Belum Berhasil Lobi Indonesia Agar Mau Tampung Warga Gaza, Reaksi Kemlu RI
Israel memulai program uji coba untuk deportasi 100 warga Gaza ke Indonesia dengan dalih bekerja. Israel berharap mereka tak kembali ke Palestina.
TRIBUNNEWS.COM, ISRAEL - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menugaskan badan intelijen Mossad untuk mencari negara yang bisa menampung warga Gaza.
Laporan terbaru menyebutkan Israel telah menghubungi Sudan, Somalia, Indonesia dan negara-negara lainnya untuk menerima pengungsi warga Gaza Palestina.
Namun upaya tersebut belum membuahkan hasil.
Demikian dikutip dari Times of Israel dikutip hari ini, Sabtu (29/3/2025).
Media itu memberitakan bahwa beberapa negara telah mengkonfirmasi menerima sejumlah kecil warga Palestina yang sakit, kebanyakan anak-anak, untuk dirawat.
Namun demikian hingga saat ini belum ada negara yang setuju untuk menampung sejumlah besar warga Gaza.
Didukung Donald Trump
Upaya Israel 'mengusir' warga Gaza telah mendapat dukungan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Bulan lalu, Trump mengumumkan rencananya agar Amerika Serikat mengambil alih Gaza dan merelokasi seluruh populasi dua juta orang.
Meski belakangan dia mengklarifikasi bahwa tidak ada warga Palestina yang akan diusir secara paksa.
Trump juga menyangkal rencana relokasi itu sebagai pembersihan etnis di Gaza.
Israel juga bersikeras bahwa warga Gaza tidak akan dipaksa pergi tetapi para pejabat belum menjelaskan bagaimana caranya warga Gaza pergi secara sukarela.
Menurut situs berita Axios, AS tidak secara aktif berupaya memajukan rencana Trump.
Sementara utusan AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff malah fokus pada pemulihan gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan antara Israel dan Hamas.
Israel Klaim Telah Hubungi Indonesia dan Lainnya
Israel klaim telah melakukan pembicaraan dengan negara-negara Afrika Timur yang dilanda konflik, Somalia dan Sudan Selatan agar bisa menampung warga Gaza.
"Termasuk berbicara dengan Indonesia dan negara-negara lain agar menerima warga Palestina," demikian Axios melaporkan, mengutip dua pejabat Israel dan seorang mantan pejabat AS.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.