Rabu, 1 Oktober 2025

Ramadan 2025

Kapan Ramadan Berakhir dan Apakah Idul Fitri akan Jatuh pada Hari Minggu, Senin, atau Selasa?

Menjelang berakhirnya bulan Ramadan, umat Muslim di seluruh dunia tengah bersiap menyambut Idul Fitri, hari raya yang menandai berakhirnya bulan puasa

Penulis: Muhammad Barir
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
PANTAU HILAL - Petugas mengamati matahari terbenam menggunakan teleskop saat melakukan pemantauan hilal di Masjid Al-Musari'in, Kembangan Utara, Jakarta, Jumat (28/2/2025). Pemantauan hilal tersebut dilakukan untuk menentukan 1 Ramadan 1446 H. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Ketergantungan pada kalender yang telah ditentukan ini telah menyebabkan banyak ahli memperkirakan bahwa otoritas Saudi dapat menetapkan Idul Fitri pada hari Minggu, terlepas dari visibilitas bulan sabit.

Imad Ahmed, pendiri dan direktur New Crescent Society di Inggris, telah menyatakan kekhawatirannya tentang keandalan pengamatan bulan oleh orang Saudi. Ia menyatakan, "Kami telah memperhatikan bahwa orang Saudi sangat ingin membuat pengamatan bulan yang secara ilmiah tidak mungkin. Mereka melakukannya secara teratur, dan kami dapat memprediksinya karena sebagian besar sesuai dengan kalender Umm al-Qura, yang tidak sesuai dengan visibilitas bulan." 

Pengamatan Ahmed menyoroti perdebatan yang sedang berlangsung dalam komunitas Muslim mengenai praktik pengamatan bulan.

Sebaliknya, negara-negara lain, seperti Turki, juga menggunakan kalender yang telah dihitung sebelumnya tetapi tetap transparan tentang metode mereka tanpa mengklaim telah melihat bulan. 

Ahmed mencatat, "Kalender Turki telah dihitung sebelumnya dan rumus mereka kurang lebih sama dengan Arab Saudi. 

Namun, mereka transparan. Mereka tidak mengklaim telah melihat bulan, seperti yang dilakukan Saudi. Mereka jelas tentang rumus mereka."

Penampakan bulan yang akan terjadi pada tanggal 29 Maret mendatang sangat kontroversial. Ahmed menekankan, "Bulan tidak akan mungkin terlihat di Saudi, karena terlalu tipis dan terlalu rendah di cakrawala sehingga tidak akan ada cukup cahaya yang datang darinya. Bahkan teleskop tidak dapat mendeteksinya." 

Perspektif ilmiah ini menimbulkan pertanyaan lebih lanjut tentang keabsahan pernyataan penampakan bulan yang dibuat oleh otoritas Saudi.

Di negara-negara seperti Inggris, variabilitas dalam praktik pengamatan bulan telah menyebabkan masyarakat terpecah belah. 

Sementara banyak Muslim Inggris mengikuti jejak Arab Saudi, yang lain beralih ke Maroko atau terlibat dalam pengamatan bulan lokal. 

Masyarakat Bulan Sabit Baru Ahmed bertujuan untuk menyatukan masyarakat Muslim di Inggris, dengan menyatakan, "Tujuan kami adalah untuk menyatukan umat Muslim di Inggris. Kami mencoba membawa bulan kembali ke rumah." 

Prakarsa ini mencerminkan keinginan yang semakin besar di kalangan generasi muda untuk bersatu dan mengakhiri perpecahan dalam masyarakat.

Menjelang tanggal penampakan bulan, masih harus dilihat bagaimana Arab Saudi akan mengatasi kontroversi ini. 

Kemungkinan bahwa komite penampakan bulan akan mengumumkan penampakan bulan pada tanggal 29 Maret, meskipun bukti ilmiah menyatakan sebaliknya, dapat menandakan perubahan kebijakan yang bersejarah. 

Implikasi dari keputusan ini dapat bergema di seluruh dunia Muslim, yang memengaruhi bagaimana Idul Fitri dirayakan di berbagai negara.

Singkatnya, antisipasi terhadap Idul Fitri sudah terasa, tetapi kontroversi penampakan bulan membayangi perayaan tersebut. 

Saat umat Muslim di seluruh dunia bersiap untuk memperingati momen penting ini, ketergantungan pada penampakan bulan terus memicu perdebatan dan perpecahan dalam masyarakat. 

Dengan tanggal Idul Fitri yang masih belum pasti, banyak yang akan mengamati dengan saksama untuk melihat bagaimana situasi akan berkembang.

 


SUMBER: THE NEW ARAB, EVRIMAGACI

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved