Minggu, 5 Oktober 2025

Analisis BMKG Gempa M 7,6 Guncang Myanmar: Aktivitas Sesar Aktif Sagaing, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa berkekuatan magnitudo 7,6 mengguncang Myanmar pada Jumat siang hari ini. Ini pemicu gempa tersebut bisa terjadi menurut BMKG.

Twitter/X AZ Intel @AZ_Intel_
GEMPA MYANMAR - Gambar merupakan kolase tangkap layar dari Twitter/X AZ Intel @AZ_Intel_ pada Jumat (28/3/2025), menunjukkan gedung runtuh di Bangkok, Thailand, akibat gempa yang terjadi di Myanmar. Kepala Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menyebut gempa dipicu adanya aktivitas sesar aktif Sagaing. 

TRIBUNNEWS.COM - Kepala Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono membeberkan analisisnya terkait gempa dahsyat berkekuatan magnitudo 7,6 yang mengguncang Myanmar pada Jumat (28/3/2025) sekira pukul 12.50 waktu setempat.

Dia mengatakan gempat terjadi sebanyak dua kali yaitu pada pukul 13.20 WIB berkekuatan M 7,6 dan pukul 13.31 WIB dengan kekuatan M 6,4.

"Dua Gempa terjadi dengan selisih waktu 11 menit 3 detik. Adapun selisih jarak kedua pusat gempa kurang lebih 60 kilometer," katanya kepada Tribunnews.com, Jumat sore.

Daryono mengungkapkan gempa ini terjadi di kedalaman 10 km dan berpusat di Mandalay, Myanmar.

"Pada hari Jumat, 28 Maret 2025, pukul 13:20:56 WIB wilayah Mandalay, Myanmar, diguncang gempabumi tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki magnitudo M7,6 dengan episenter terletak pada koordinat 21,76° LU; 95,83° BT, pada kedalaman 10 km," katanya.

Daryono mengungkapkan gempa di Myanmar tersebut dipicu adanya aktivitas sesar aktif Sagaing.

Sebagai informasi, sesar Sagaing adalah sesar teraktif di Myanmar yang melintasi atau dekat dengan kota-kota besar seperti Yangon, Naypyidaw, dan Mandalay.

Lalu, sesar Sagaing merupakan batas antara Myanmar dan Lempeng Sunda.

"Gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) dipicu aktivitas sesar aktif Sagaing," jelasnya.

Baca juga: Gempa Berkekuatan 7,7 Skala Richter Guncang Myanmar, Beberapa Bangunan Runtuh, Bursa Saham Disetop

Kendati demikian, Daryono mengungkapkan gempa dahsyat tersebut tidak berpotensi mengakibatkan gelombang tsunami.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," jelasnya.

Sebagai informasi, gempa yang mengguncang Myanmar tersebut turut dirasakan getarannya oleh Thailand hingga China.

Dikutip dari CNN, Pusat Jaringan Gempa China (China Earthquake Networks Center (CENC) melaporkan getaran terasa sampai di Provinsi Yunan, barat daya China.

Sementara, getaran di Thailand mengakibatkan warga di bagian selatan berhamburan keluar.

"Saya mendengarnya dan saya sedang tidur di rumah. Saya berlari sejauh ayng saya bisa dengan mengenakan piyama keluar dari rumah," kata salah satu warga bernama Duangjai, dikutip dari Bangkok Post.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved