Konflik Rusia Vs Ukraina
Pastikan Ukraina Kecukupan Dukungan Militer, PM Kanada Juga Desak Putin Duduk di Meja Perundingan
Perdana Menteri baru Kanada, Mark Carney, telah mengonfirmasi dukungan berkelanjutan Kanada untuk Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri baru Kanada, Mark Carney mengonfirmasi dukungan berkelanjutan Kanada untuk Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia.
Carney juga mengajak Presiden Rusia, Vladimir Putin untuk segera duduk di meja perundingan.
Dalam sebuah pernyataan di jaringan sosial X, Carney menyampaikan bahwa Kanada mendukung segera dilakukannya gencatan senjata di Ukraina.
"Rusia sekarang harus berhenti mengulur waktu dan menghentikan serangan." kata Carney, dikutip dari Suspilne.
"Sudah saatnya Rusia datang ke meja perundingan dengan itikad baik."
Carney juga menambahkan, Kelompok Tujuh (G7) akan memperkuat pemantauan terhadap sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia untuk memastikan negara tersebut, mematuhi aturan internasional yang ada.
"Kami akan memastikan bahwa Ukraina memiliki dukungan militer yang dibutuhkan untuk mempertahankan diri sekarang — dan di masa depan," kata Carney.
Mark Carney, yang baru dilantik pada 14 Maret sebagai Perdana Menteri Kanada, menggarisbawahi komitmen negaranya dalam memastikan keberlanjutan dukungan bagi Ukraina.
Pertemuan Delegasi Ukraina dan AS di Arab Saudi
Sebelumnya, pada Selasa (11/3/2025), Ukraina dan Amerika Serikat mengadakan pertemuan di Arab Saudi.
Pertemuan tersebut, berujung pada kesepakatan untuk melaksanakan gencatan senjata selama 30 hari.
Baca juga: Hari ke-1117 Perang Rusia-Ukraina: Zelensky Menuduh Putin Berbohong
Pada Kamis (13/3/2025), Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengungkapkan bahwa Rusia setuju untuk melaksanakan gencatan senjata selama 30 hari, namun dengan syarat tertentu.
Putin optimis, gencatan senjata ini akan membuka jalan bagi perdamaian jangka panjang.
Pada kesempatan yang sama, Trump menyampaikan harapannya agar Rusia akan mematuhi penghentian permusuhan ini.
Ia juga menyebutkan masalah wilayah dan kendali atas PLTN Zaporizhia telah menjadi bagian dari pembahasan.
Dengan ketegangan yang terus berkembang, berbagai pihak internasional mendesak Rusia untuk segera menghentikan agresinya dan menempuh jalur diplomasi.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.