Rodrigo Duterte Ditangkap
Rodrigo Duterte Dibawa ke ICC, Sara Duterte Sebut Penculikan, Istana Malacanang: Tidak Ada Paksaan
Sara Duterte sebut penangkapan ayahnya ke ICC sebagai penculikan negara, tetapi Istana membantahnya.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte tidak dibawa ke kantor ICC di Belanda di luar keinginannya, ujar Istana Malacanang, Rabu (12/3/2025).
Mengutip philstar.com, Duterte ditangkap pada Selasa (11/3/2025) oleh otoritas setempat setelah menerima surat perintah penangkapan dari Mahkamah Kriminal Internasional (ICC), yang dikirimkan melalui Organisasi Kepolisian Kriminal Internasional (Interpol).
Ia kemudian dibawa ke Den Haag pada hari yang sama.
Setelah penangkapan tersebut, putrinya, Sara Duterte yang saat ini menjabat sebagai wakil presiden Filipina, menuduh pemerintah melakukan penculikan negara.
Istana Malacanang membantah tuduhan tersebut.
Istana menyebut Rodrigo Duterte secara sah diberikan surat perintah penangkapan dan pemerintah hanya mematuhi prosedur hukum.
“Jika perintah pengadilan dikeluarkan, pemerintah harus mematuhinya,” kata Istana dalam sebuah pernyataan.
"Saya tidak melihat adanya penculikan karena hal ini tidak dilakukan dengan paksa," kata Petugas Pers Istana Claire Castro.
Castro juga membela legalitas penangkapan tersebut, dengan menyatakan bahwa semua unsur hukum yang diperlukan telah terpenuhi.
Istana juga membantah klaim bahwa Duterte tidak mendapat perawatan medis setelah penangkapannya.
"Tidak benar bahwa dia tidak mendapat perhatian yang layak, terutama mengenai kebutuhan medisnya," kata Castro.
Baca juga: Dalam Pesan Video, Duterte Akui Bertanggung Jawab atas Perang Narkoba Filipina
Dokter yang merawat Duterte mengizinkan dia untuk bepergian, dan memastikan bahwa dia tidak dalam kondisi kritis sebelum dibawa ke Den Haag.
Rodrigo Duterte Rilis Video
Dilansir The Guardian, Duterte mengatakan dia akan menerima tanggung jawab atas apa yang disebut "perang melawan narkoba".
"Apa pun yang terjadi di masa lalu, saya akan menjadi garda terdepan penegakan hukum dan militer kita," ujarnya dalam video yang diunggah ke Facebook-nya.
"Saya sudah mengatakan ini, bahwa saya akan melindungi Anda, dan saya akan bertanggung jawab atas segalanya."
Pernyataannya itu nampaknya direkam dalam pesawat yang membawanya ke Den Haag.
Mengenakan kemeja putih polos, dan berbicara ke kamera, ia berkata:
“Ini akan menjadi proses hukum yang panjang. Namun saya katakan kepada Anda, saya akan terus mengabdi kepada negara. Baiklah. Jika itu memang takdir saya. Terima kasih”.
Duterte sebelumnya mengatakan bahwa ia "tidak meminta maaf, tidak mencari alasan" atas tindakan keras anti narkoba yang menurut aktivis telah menewaskan sebanyak 30.000 orang.
Sidang Duterte
Pesawat Duterte mendarat di bandara Rotterdam sesaat sebelum pukul 5 sore waktu setempat pada hari Rabu, dan ia dipindahkan ke unit penahanan di pantai Belanda.
Dalam sebuah pernyataan, ICC mengonfirmasi telah menahan Duterte.
Kepala jaksa pengadilan, Karim Khan, menyebut penangkapan itu sebagai langkah penting dalam upaya berkelanjutan ICC untuk memastikan akuntabilitas bagi para korban kejahatan paling serius di bawah yurisdiksi ICC.
Duterte adalah mantan pemimpin negara Asia pertama yang menerima surat perintah penangkapan yang diajukan oleh ICC.
Dalam sebuah pernyataan, ICC mengatakan majelisnya, yang terdiri dari tiga hakim, telah menilai materi yang diajukan oleh kantor jaksa penuntut dan menemukan alasan yang masuk akal untuk percaya bahwa Duterte bertanggung jawab secara individu sebagai pelaku tidak langsung atas kejahatan terhadap kemanusiaan berupa pembunuhan, yang diduga dilakukan di Filipina antara 1 November 2011 dan 16 Maret 2019.
Belum diketahui kapan persidangan Duterte akan digelar.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.