Konflik Palestina Vs Israel
AS Berubah Sikap Soal Pengusiran Warga Gaza, Hamas: Tekan Juga Israel Buat Patuhi Gencatan Senjata
Donald Trump tampak melunak soal rekonstruksi Gaza dengan menyatakan tak ada warga Gaza yang dipaksa pindah. Ini setelah AS nego langsung dengan Hamas
Pernyataan terbaru Trump ini secara jelas berbeda dari usulannya sebelumnya, yang telah menghadapi kecaman luas dari Arab dan global tetapi disambut baik oleh pejabat Israel soal relokasi massal penduduk Gaza selama wilayah kantong Palestina itu dibangun.
Setelah pertemuan di Gedung Putih, Martin menyatakan keinginannya untuk membebaskan tawanan Israel dan mewujudkan perdamaian di Gaza.
Ia juga menekankan pentingnya gencatan senjata di tengah upaya mediasi internasional yang sedang berlangsung untuk tahap berikutnya dari perjanjian Gaza.
Israel Masih Berusaha Usir Warga Palestina dari Gaza
Meskipun Trump sudah mengubah pendiriannya soal ide relokasi penduduk Gaza ke negara-negara tetangga, tampaknya Israel masih mengejar beberapa elemen rencana tersebut.
Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich, seorang tokoh sayap kanan, mengungkapkan pada hari Minggu di Knesset tentang pembentukan kelompok lobi di Israel dan AS yang bertujuan untuk memajukan inisiatif Trump untuk merebut Gaza dan menggusur penduduknya, bersamaan dengan perluasan pemukiman yang signifikan di Tepi Barat.
Menanggapi krisis yang sedang berlangsung, sebuah rencana alternatif diusulkan selama pertemuan puncak Arab luar biasa yang diadakan di Kairo minggu lalu, yang menganjurkan pembangunan kembali Gaza sambil mengizinkan penduduknya untuk tetap tinggal di sana.
Mesir memperkenalkan rencana komprehensif yang diperkirakan menelan biaya USD 53 miliar dengan fokus pada bantuan darurat, upaya pembangunan kembali, dan pembangunan ekonomi jangka panjang selama lima tahun ke depan.

Mesir Apresiasi Keputusan Trump
Pernyataan Trump ini juga disambut baik Mesir.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Mesir, Kairo mengakui komentar Trump selama pertemuannya pada 12 Maret 2025, dengan Perdana Menteri Irlandia Micheál Martin, memandangnya sebagai pengakuan atas perlunya mencegah kemerosotan lebih lanjut dari situasi kemanusiaan di Gaza dan untuk mencari solusi yang adil dan abadi untuk masalah Palestina.
Mesir menekankan pentingnya membangun posisi ini untuk memajukan upaya yang lebih luas menuju perdamaian Timur Tengah.
Pernyataan tersebut menyoroti perlunya mengadopsi pendekatan komprehensif yang menjamin stabilitas dan keamanan bagi semua pihak yang terlibat.
Lebih jauh, Mesir menegaskan kembali dukungannya terhadap inisiatif Presiden Trump untuk menyelesaikan konflik internasional, termasuk di Timur Tengah, dan menekankan bahwa setiap upaya perdamaian harus sejalan dengan aspirasi sah rakyat Palestina. Ini termasuk hak mereka untuk mendirikan negara merdeka di sepanjang perbatasan sebelum tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Kairo menegaskan kembali komitmennya untuk mendukung semua inisiatif serius yang bertujuan untuk mencapai perdamaian yang adil dan menyeluruh di kawasan tersebut. Ia juga meminta para pemangku kepentingan internasional dan regional untuk mengintensifkan upaya menuju penyelesaian damai yang menjamin keamanan, stabilitas, dan kesejahteraan bagi semua.
(oln/rntv/*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.