Rabu, 1 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Sanksi Netanyahu, Turki Blokir Partisipasi Israel Dalam Latihan Tempur NATO

Turki menjatuhkan hak veto politiknya untuk memblokir partisipasi Israel dalam latihan tempur NATO buntut pelanggaran hak asasi manusia di Gaza

Instagram @b.netanyahu
NETANYAHU - Foto ini diambil dari publikasi Instagram Netanyahu pada Minggu (23/2/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato dan mengancam Hizbullah Lebanon pada 24 September 2024. Turki menjatuhkan hak veto politiknya untuk memblokir partisipasi Israel dalam latihan tempur NATO buntut pelanggaran hak asasi manusia di Gaza 

TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Turki menjatuhkan hak veto politiknya untuk memblokir partisipasi Israel dalam latihan tempur pakta NATO (Organisasi Pertahanan Atlantik Utara).

Hal tersebut diungkap seorang pejabat senior Israel setelah  bertemu dengan tim koordinasi latihan NATO dan delegasi Bulgaria untuk aliansi tersebut dua minggu lalu.

"Turki menggunakan hak vetonya sebagai alat politik. Sikap ini merugikan kerja sama regional dan kemampuan aliansi untuk mengatasi tantangan global." kata pejabat senior Israel, sebagaimana dikutip dari Turkiye Today.

Keputusan Turki untuk menjatuhkan hak veto politiknya di NATO dilakukan buntut tindakan keji Israel yang memutus pasokan listrik hingga memblokade akses bantuan yang masuk ke Gaza.

Turki menilai bahwa tindakan-tindakan ini menunjukkan kebijakan militer Israel yang agresif dan melanggar hak asasi manusia.

Alasan tersebut yang mendorong Turki, anggota penting dalam aliansi NATO menjatuhkan hak vetonya,sebagai langkah diplomatik dari Turki untuk menunjukkan sikap tegas terhadap kebijakan luar negeri Israel yang dianggap tidak sejalan dengan kepentingan politik dan moral Turki.

Imbas veto yang dijatuhkan pemerintah Turki, partisipasi militer Israel dalam latihan tahunan NATO kemungkinan bakal terhambat, ini karena karena keputusan NATO memerlukan konsensus.

Selain itu, tanpa perjanjian kemitraan yang aktif, tidak ada mekanisme birokrasi yang dapat memaksa Turki untuk menyertakan Zionis Israel dalam kegiatan resmi aliansi.

"Alih-alih mempromosikan persatuan dan keamanan kolektif, Turki justru menggunakan vetonya dengan cara yang merusak kemitraan strategis." kata seorang pejabat Zionis Israel, mengkritik keputusan Ankara.

"Sikap Turki merusak kerja sama regional dan kemampuan NATO dalam menghadapi tantangan global," imbuhnya.

Tak dijelaskan sampai kapan Turki memblokir kolaborasi NATO-Israel, Erdogan sendiri menekankan bahwa tidak mungkin bagi pemerintah Israel, yang telah menginjak-injak nilai-nilai dasar aliansi NATO untuk melanjutkan hubungan kemitraannya dengan NATO.

Baca juga: Turki Berpendapat Pelanggaran Berkelanjutan Israel Merusak Fondasi Tatanan Hukum Internasional

Ketegangan Turki VS Israel

Ketegangan antara Turki dan Israel telah berlangsung lama, namun sejak tahun 2010 hubungan antara Turki dan Israel memburuk setelah serangan terhadap konvoi bantuan Gaza (terkenal dengan insiden "Mavi Marmara").

Insiden ini bermula ketika Turki mengirimkan kapal bantuan menuju Gaza yang diblokade Israel.

Namun ketika kapal tersebut berusaha menembus blokade, pasukan Israel menyerang kapal tersebut, menewaskan sembilan warga Turki.

Insiden ini menyebabkan hubungan diplomatik yang sangat tegang antara kedua negara.

Turki berpendapat bahwa Israel sering kali tidak menghormati hukum internasional dalam kebijakannya terhadap Palestina, termasuk pelanggaran terhadap hak asasi manusia dan resolusi PBB.

Oleh karena itu, Turki merasa bahwa penting untuk menyerukan keadilan bagi Palestina.

Serta mendukung resolusi PBB yang menyerukan akhir dari pendudukan Israel dan hak Palestina untuk memiliki negara yang merdeka.

Untuk mensaksi tindakan Netanyahu atas pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Israel, Türkiye aktif menentang kerjasama NATO dengan Israel.

Sebelumnya, Ankara dilaporkan telah berupaya memblokir status pengamat Israel di NATO tetapi mencabut keberatannya setelah rekonsiliasi diplomatik.

Selama pertemuan puncak NATO Juli lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan bahwa "NATO tidak dapat melanjutkan kemitraannya dengan pemerintah Israel."

(Tribunnews.com/Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved