Rodrigo Duterte Ditangkap
Kronologi Eks Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap di Bandara Manila
Mantan presiden Filipina Rodrigo Duterte ditangkap di bandara Internasional Manila pada hari Selasa (11/3/2025).
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte ditangkap di Bandara Internasional Manila pada hari Selasa (11/3/2025).
Duterte ditangkap tepat setelah Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah yang terkait dengan kasus kejahatan kemanusiaan atas tindakan kerasnya terhadap narkoba.
Kabar penangkapan Duterte dikonfirmasi oleh kantor presiden Ferdinand Marcos dalam sebuah pernyataan.
"Pagi-pagi sekali, Interpol Manila menerima salinan resmi surat perintah penangkapan dari ICC," kata istana kepresidenan dalam sebuah pernyataan, dikutip dari The Guardian.
"Saat ini, dia berada dalam tahanan pihak berwenang," jelas pernyataan tersebut.
Kronologi Penangkapan Duterte
Mantan Presiden Filipina ini ditangkap polisi tak lama setelah kedatangannya di bandara Manila dari Hong Kong, dikutip dari BBC.
Sebuah video yang dibagikan oleh penyiar GMA memperlihatkan Duterte saat ia dicegat di dalam pesawat.
Dalam video lainnya, Duterte terlihat berjalan keluar bandara menggunakan tongkat.
Menurut keterangan pihak berwenang, Duterte saat ditangkap dalam kondisi kesehatan yang baik.
Saat ini, Duterte juga sedang menjalani pengobatan jalan oleh dokter pemerintah.
Saat ditangkap, pria berusia 79 tahun itu mempertanyakan alasan penangkapan dirinya.
Baca juga: Rodrigo Duterte yang Ditahan ICC Populer dengan Julukan Donald Trump dari Timur, Idolakan Putin
"Apa dosa saya? Saya telah melakukan segalanya demi perdamaian dan kehidupan yang damai bagi rakyat Filipina," katanya kepada kerumunan ekspatriat Filipina.
Tidak sampai di situ, dalam video yang diunggah oleh sang anak, Veronica Duterte, memperlihatkan eks Presiden Filipina ini ditahan dan berada di ruang tunggu di Pangkalan Udara Villamor, Manila.
Di ruangan tersebut, ia masih mempertanyakan alasan dirinya ditangkap.
Ia merasa tidak terima atas penangkapan ini dan menuduh ada seseorang yang sengaja menginginkan ini terjadi.
"Apa hukumnya dan apa kejahatan yang telah saya lakukan? Saya dibawa ke sini bukan atas kemauan saya sendiri, melainkan atas kemauan orang lain. Anda harus bertanggung jawab sekarang atas perampasan kebebasan," tanyanya.
Penangkapan ini dimaksudkan agar Duterte hadir di pengadilan.
Sebagai informasi, Duterte menjadi presiden pada tahun 2016.
Selama kampanye pemilihan presiden, Duterte menjanjikan tindakan keras agar negara tersebut bersih dari narkoba.
Setelah resmi menjabat sebagai Presiden Filipina, ia berjanji akan membunuh tersangka pengedar narkoba dan mendesak masyarakat untuk membunuh para pecandu.
Menurut data yang dikutip oleh ICC, sekitar 12.000 hingga 30.000 warga sipil terbunuh, buntut operasi antinarkoba yang digaungkan oleh Duterte.
ICC mulai menyelidiki pembunuhan terkait narkoba di bawah Duterte sejak 1 November 2011, saat ia masih menjabat sebagai wali kota Davao, hingga 16 Maret 2019.
Namun pada tahun 2021, pemerintahan Duterte menangguhkan penyelidikan pengadilan global.
Ia menuduh ICC tidak memiliki yurisdiksi yang jelas.
Kemudian pada tahun 2023, hakim banding di ICC memutuskan untuk melanjutkan penyelidikan, dikutip dari AP News.
Itu artinya, penolakan Duterte terhadap penangguhan penyelidikan tidak disetujui.
Pada tahun 2022, posisi Duterte digantikan oleh Ferdinand Marcos Jr.
Awalnya, Marcos mengatakan dirinya tidak ingin bergabung dengan ICC untuk melakukan penyelidikan.
Namun hubungannya dengan Duterte memburuk dan ia memutuskan untuk berubah pikiran.
Ia mengatakan apabila ICC meminta polisi internasional untuk melakukan penangkapan terhadap Duterte atas apa yang disebut Red Notice, maka Marcos mau bekerja sama.
Hingga saat ini, masih belum jelas Duterte akan ditahan di Manila hingga kapan dan kapan ia akan diterbangkan ke Eropa untuk diserahkan ke tahanan ICC.
(Tribunnews.com/Farrah)
Artikel Lain Terkait Rodrigo Duterte Ditangkap
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.