Paus Fransiskus Sakit
Paus Fransiskus Alami Masalah Ginjal, Sempat Kritis 2 Hari Berturut-turut
Paus Fransiskus, Pemimpin tertinggi Gereja Katolik yang berusia 88 tahun tersebut didiagnosis mengalami masalah ginjal ringan.
TRIBUNNEWS.COM - Sudah 10 hari Paus Fransiskus dirawat di rumah sakit akibat infeksi saluran pernapasan.
Baru-baru ini, Pemimpin tertinggi Gereja Katolik yang berusia 88 tahun tersebut didiagnosis mengalami masalah ginjal ringan.
Menurut pernyataan Vatikan, kondisi Paus Fransiskus sempat kritis.
"Kondisi Pope Francis masih kritis, namun, sejak tadi malam ia tidak mengalami krisis pernapasan lebih lanjut," kata Kantor Pers Takhta Suci pada Minggu (23/2/2025), dikutip dari Vatican News.
Meski begitu, kondisi ginjalnya menunjukkan insufisiensi ringan, yang masih terus dipantau.
Pada Sabtu (22/2/2025), Paus Fransiskus memerlukan transfusi dua kantong darah setelah mengalami krisis pernapasan yang berlangsung lama, mirip dengan serangan asma.
Kondisi Paus Fransiskus dikatakan masih terkendali dan ia terus mendapatkan terapi oksigen aliran tinggi melalui tabung di bawah hidungnya.
Paus Fransiskus saat ini dirawat di Rumah Sakit Gemelli, Roma, di mana ia menerima perawatan intensif sejak Jumat (14/2/2025).
Dalam pembaruan medis terbaru, Vatikan menyatakan bahwa kondisi klinis Paus memerlukan pemantauan ketat dan terapi farmakologis yang diberikan masih memerlukan waktu untuk menunjukkan hasil.
Paus Fransiskus Pneumonia Ganda
Paus Fransiskus berjuang melawan pneumonia ganda, yang merupakan infeksi serius yang menyebabkan peradangan dan jaringan parut pada kedua paru-parunya, menyulitkan proses pernapasan.
Baca juga: 10 Hari Dirawat di Rumah Sakit, Kondisi Paus Fransiskus Masih Kritis, Ini Penyakit yang Dialaminya
Vatikan menyebutkan bahwa Paus Fransiskus masih dalam kondisi kritis dan harus terus dipantau.
Kondisi Paus Fransiskus dilaporkan stabil untuk sementara waktu, tetapi kompleksitas kondisi medisnya mengharuskan prognosis tetap dijaga, mengingat terapi yang sedang dilakukan masih memerlukan waktu untuk menunjukkan efek yang diinginkan.
Apa Itu Gagal Ginjal?
Gagal ginjal adalah kondisi ketika satu atau kedua ginjal tidak berfungsi dengan baik, Cleveland Clinic memaparkan.
Penyebab gagal ginjal bisa bervariasi, antara lain diabetes, tekanan darah tinggi, atau cedera ginjal akut.
Gejala umum dari gagal ginjal meliputi kelelahan ekstrem, mual, muntah, pembengkakan, dan perubahan frekuensi buang air kecil.
Pada stadium lanjut, gagal ginjal bisa berkembang menjadi penyakit ginjal stadium akhir (ESKD), yang mematikan jika tidak ditangani.
Namun, banyak orang yang mengalami gagal ginjal akut tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, meskipun kondisi tersebut dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
Faktor Risiko Gagal Ginjal
Gagal ginjal bisa diderita oleh semua orang.
Dikutip dari laman resmi Siloam Hospitals, orang mungkin berisiko lebih tinggi mengalami gagal ginjal, jika:
- Menderita diabetes
- Menderita tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Menderita penyakit jantung
- Memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ginjal
- Memiliki struktur ginjal yang tidak normal
- Berusia di atas 60 tahun
- Memiliki riwayat panjang mengonsumsi obat pereda nyeri, termasuk produk yang dijual bebas seperti obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID)
Ginjal memiliki banyak fungsi berbeda dalam tubuh.
Saat mengalami gagal ginjal, pasien mungkin mengalami komplikasi tertentu,
Komplikasi gagal ginjal meliputi tekanan darah tinggi, anemia, penyakit tulang dan ketidakseimbangan elektrolit.
Namun, bila paseien mengalami gagal ginjal bukan berarti kematian sudah di depan mata.
Tetap rutin mengikuti perawatan yang dibutuhkan, yang mungkin mencakup perubahan gaya hidup dan pembatasan garam serta makanan tertentu.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.